Difference between revisions of "Peran Startup Mendorong Ekonomi Indonesia"
Wani Arifah (talk | contribs) (draftsesi4) |
m |
||
Line 20: | Line 20: | ||
[[User:Wani Arifah|Wani Arifah]] ([[User talk:Wani Arifah|talk]]) 22:19, 15 March 2021 (WIB) | [[User:Wani Arifah|Wani Arifah]] ([[User talk:Wani Arifah|talk]]) 22:19, 15 March 2021 (WIB) | ||
+ | |||
+ | Desember 2019 jumlah startup Indonesia mencapai 2.167. Dengan layanan yang diberikan secara mudah, murah, dan cepat kepada masyarakat, startup menjadi tantangan dan sekaligus peluang tersendiri bagi perusahaan. Tantangan terjadi ketika potensi market share perusahaan tergerus oleh kehadiran startup dengan menawarkan layanan yang mensubstitusi produk dan jasa perusahaan saat ini. Di sisi lain, perkembangan teknologi digital membuka peluang perusahaan untuk dapat berkolaborasi dengan pelaku startup dalam mengatasi permasalahan bisnis, memperluas pasar, meningkatkan produktivitas, hingga memenangkan persaingan bisnis. | ||
+ | Perkembangan teknologi turut berperan dalam munculnya berbagai inovasi baru yang terus dihadirkan melalui produk maupun layanan startup. Di satu sisi, inovasi-inovasi ini memang menjadi senjata utama startup dalam menjalankan bisnisnya. Di sisi lain, inovasi yang dihadirkan tersebut juga turut berkontribusi dalam menyelesaikan berbagai masalah serta tantangan yang dihadapi oleh masyarakat. | ||
+ | Tidak hanya itu, startup juga dianggap dapat membantu memberdayakan masyarakat dan meningkatkan kualitas ekonomi melalui produk dan layanan berbasis teknologinya. Hal tersebut juga didukung adanya peningkatan adaptasi penggunaan teknologi oleh masyarakat Indonesia. | ||
+ | |||
+ | [[User:Agus Munandar|Agus Munandar]] ([[User talk:Agus Munandar|talk]]) 02:08, 16 March 2021 (WIB) | ||
[[Category:Tugas Perencanaan SDM]] | [[Category:Tugas Perencanaan SDM]] |
Revision as of 02:08, 16 March 2021
Penyebaran virus Corona atau COVID-19 yang kian masif di masa new normal memberi dampak yang sangat besar pada berbagai aspek termasuk ekonomi baik makro dan mikro. Banyak perusahaan yang merasakan imbas dari pandemi Corona ini hingga harus menghadapi masa krisis bagi perusahaannya. Sebagai hasil dari revolusi industri 4.0, kondisi Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity (VUCA) menjadi tantangan tersendiri yang harus dihadapi oleh perusahaan. VUCA merupakan kondisi di mana terjadi perubahan yang sangat cepat, penuh ketidakpastian di masa depan, tidak memiliki arah, dan berasal dari sebab akibat yang tidak jelas. Hal ini menuntut perusahaan untuk terus adaptif dalam menghadapi kondisi tersebut.
Untuk menghadapi itu maka industri di Indonesia idealnya perlu menyiapkan sumberdaya yang handal dan berkualitas untuk dapat memenuhi lompatan besar (revolusi industri 4.0) tersebut.
Modal besar yang di miliki Indonesia dengan bonus demografi yaitu pasar yang besar dan jumlah sumber daya manusia yang produktif dapat diarahkan untuk mendukung pengembangan industri dalam era lompatan besar ini.
Dengan situasi dan kondisi saat ini yang menjadi pertanyaan mendasar adalah apakah sumber daya manusia (SDM) terampil untuk industri di Indonesia sudah siap untuk menghadapi lompatan besar tersebut?
Menurut kami kesiapan SDM terampil di Indonesia harus dilihat dari kesiapan SDM dalam proses produksi (pemanufakturan) atau kesiapan SDM dalam bidang penjualan (bisnis digital). Era VUCA identik dengan pemanfaatan teknologi yang dapat mendisrupsi cara bisnis perusahaan. Hal ini ditandai dengan kemunculan usaha rintisan berbasis digital atau yang dikenal dengan istilah startup.
PENGERTIAN DISRUPSI
- Menurut Rhenald Kasali, disruption adalah sebuah inovasi yang akan menggantikan seluruh system lama dengan cara-cara yang baru.
- Menurut Clayton Christensen, disruption menggambarkan proses di mana suatu produk atau jasa yang berawal dari aplikasi sederhana merambat dari pasar kecil ke dalam pasar besar sehingga menggeser perusahaan konvensional.
- Disruption adalah sebuah keterpecahan yang membawa dampak amat besar, yakni perubahan/change. Perubahan ini mencakup dua arah: gangguan dan inovasi.
- contoh. Gojek misalnya. Dia tidak hanya berperan sebagai aplikasi untuk keperluan antar barang dan orang, melainkan menjadi marketplace untuk berbagai jenis transaksi. Begitulah disruption yang menggantikan “pasar lama”, industry dan teknologi dan menghasilkan suatu kebaruan yang lebih efisien dan menyeluruh. Yang bersifat desktruktif dan kreatif.
Disrupsi yang tak siap dihadapi akan mengacaukan masyarakat akibat pengetahuan yang tak cukup, dan disrupsi yang siap dihadapi akan merubah dunia menjadi lebih baik.
Wani Arifah (talk) 22:19, 15 March 2021 (WIB)
Desember 2019 jumlah startup Indonesia mencapai 2.167. Dengan layanan yang diberikan secara mudah, murah, dan cepat kepada masyarakat, startup menjadi tantangan dan sekaligus peluang tersendiri bagi perusahaan. Tantangan terjadi ketika potensi market share perusahaan tergerus oleh kehadiran startup dengan menawarkan layanan yang mensubstitusi produk dan jasa perusahaan saat ini. Di sisi lain, perkembangan teknologi digital membuka peluang perusahaan untuk dapat berkolaborasi dengan pelaku startup dalam mengatasi permasalahan bisnis, memperluas pasar, meningkatkan produktivitas, hingga memenangkan persaingan bisnis. Perkembangan teknologi turut berperan dalam munculnya berbagai inovasi baru yang terus dihadirkan melalui produk maupun layanan startup. Di satu sisi, inovasi-inovasi ini memang menjadi senjata utama startup dalam menjalankan bisnisnya. Di sisi lain, inovasi yang dihadirkan tersebut juga turut berkontribusi dalam menyelesaikan berbagai masalah serta tantangan yang dihadapi oleh masyarakat. Tidak hanya itu, startup juga dianggap dapat membantu memberdayakan masyarakat dan meningkatkan kualitas ekonomi melalui produk dan layanan berbasis teknologinya. Hal tersebut juga didukung adanya peningkatan adaptasi penggunaan teknologi oleh masyarakat Indonesia.
Agus Munandar (talk) 02:08, 16 March 2021 (WIB)