Peran Startup Mendorong Ekonomi Indonesia
Penyebaran virus Corona atau COVID-19 yang kian masif di masa new normal memberi dampak yang sangat besar pada berbagai aspek termasuk ekonomi baik makro dan mikro. Banyak perusahaan yang merasakan imbas dari pandemi Corona ini hingga harus menghadapi masa krisis bagi perusahaannya. Sebagai hasil dari revolusi industri 4.0, kondisi Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity (VUCA) menjadi tantangan tersendiri yang harus dihadapi oleh perusahaan. VUCA merupakan kondisi di mana terjadi perubahan yang sangat cepat, penuh ketidakpastian di masa depan, tidak memiliki arah, dan berasal dari sebab akibat yang tidak jelas. Hal ini menuntut perusahaan untuk terus adaptif dalam menghadapi kondisi tersebut.
Untuk menghadapi itu maka industri di Indonesia idealnya perlu menyiapkan sumberdaya yang handal dan berkualitas untuk dapat memenuhi lompatan besar (revolusi industri 4.0) tersebut.
Modal besar yang di miliki Indonesia dengan bonus demografi yaitu pasar yang besar dan jumlah sumber daya manusia yang produktif dapat diarahkan untuk mendukung pengembangan industri dalam era lompatan besar ini.
Dengan situasi dan kondisi saat ini yang menjadi pertanyaan mendasar adalah apakah sumber daya manusia (SDM) terampil untuk industri di Indonesia sudah siap untuk menghadapi lompatan besar tersebut?
Menurut kami kesiapan SDM terampil di Indonesia harus dilihat dari kesiapan SDM dalam proses produksi (pemanufakturan) atau kesiapan SDM dalam bidang penjualan (bisnis digital). Era VUCA identik dengan pemanfaatan teknologi yang dapat mendisrupsi cara bisnis perusahaan. Hal ini ditandai dengan kemunculan usaha rintisan berbasis digital atau yang dikenal dengan istilah startup.
PENGERTIAN DISRUPSI[edit | edit source]
- Menurut Rhenald Kasali, disruption adalah sebuah inovasi yang akan menggantikan seluruh system lama dengan cara-cara yang baru.
- Menurut Clayton Christensen, disruption menggambarkan proses di mana suatu produk atau jasa yang berawal dari aplikasi sederhana merambat dari pasar kecil ke dalam pasar besar sehingga menggeser perusahaan konvensional.
- Disruption adalah sebuah keterpecahan yang membawa dampak amat besar, yakni perubahan/change. Perubahan ini mencakup dua arah: gangguan dan inovasi.
- contoh. Gojek misalnya. Dia tidak hanya berperan sebagai aplikasi untuk keperluan antar barang dan orang, melainkan menjadi marketplace untuk berbagai jenis transaksi. Begitulah disruption yang menggantikan “pasar lama”, industry dan teknologi dan menghasilkan suatu kebaruan yang lebih efisien dan menyeluruh. Yang bersifat desktruktif dan kreatif.
Disrupsi yang tak siap dihadapi akan mengacaukan masyarakat akibat pengetahuan yang tak cukup, dan disrupsi yang siap dihadapi akan merubah dunia menjadi lebih baik.
Wani Arifah (talk) 22:19, 15 March 2021 (WIB)
Desember 2019 jumlah startup Indonesia mencapai 2.167. Dengan layanan yang diberikan secara mudah, murah, dan cepat kepada masyarakat, startup menjadi tantangan dan sekaligus peluang tersendiri bagi perusahaan. Tantangan terjadi ketika potensi market share perusahaan tergerus oleh kehadiran startup dengan menawarkan layanan yang mensubstitusi produk dan jasa perusahaan saat ini. Di sisi lain, perkembangan teknologi digital membuka peluang perusahaan untuk dapat berkolaborasi dengan pelaku startup dalam mengatasi permasalahan bisnis, memperluas pasar, meningkatkan produktivitas, hingga memenangkan persaingan bisnis. Perkembangan teknologi turut berperan dalam munculnya berbagai inovasi baru yang terus dihadirkan melalui produk maupun layanan startup. Di satu sisi, inovasi-inovasi ini memang menjadi senjata utama startup dalam menjalankan bisnisnya. Di sisi lain, inovasi yang dihadirkan tersebut juga turut berkontribusi dalam menyelesaikan berbagai masalah serta tantangan yang dihadapi oleh masyarakat. Tidak hanya itu, startup juga dianggap dapat membantu memberdayakan masyarakat dan meningkatkan kualitas ekonomi melalui produk dan layanan berbasis teknologinya. Hal tersebut juga didukung adanya peningkatan adaptasi penggunaan teknologi oleh masyarakat Indonesia.
Agus Munandar (talk) 02:08, 16 March 2021 (WIB)
Munculnya Inovasi pada Berbagai Sektor Bisnis[edit | edit source]
Hadirnya inovasi-inovasi ini juga diiringi dengan kemunculan startup-startup baru di berbagai vertikal bisnis. Kini masyarakat tidak hanya mengenal startup pada kategori ride hailing dan e-commerce saja, tetapi juga mulai mengenal berbagai kategori lainnya seperti fintech, edutech, healthtech, agritech, serta kategori-kategori lain dalam kehidupan sehari-hari.
Kemunculan berbagai variasi startup tersebut juga tidak terlepas dari transformasi digital di berbagai sektor bisnis. Kehadiran teknologi kini dianggap meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam operasional bisnis. Selain itu, perubahan perilaku konsumen juga membuat pendekatan digital menjadi hal yang tak terhindarkan pada sebuah bisnis.
Di sisi lain, kehadiran inovasi-inovasi ini juga terdorong dari kepekaan para pelaku startup dalam melihat peluang untuk mengatasi berbagai permasalahan di tengah masyarakat melalui solusi teknologi. Masalah yang diselesaikan pun membuat model bisnis yang dibuat tidak hanya mencakup konsumen secara langsung (business to consumer), tetapi juga turut mencakup sesama pelaku bisnis (business to business), tergantung produk atau layanan yang dimiliki.
Kepekaan tersebut juga dapat dilihat saat masa pandemi seperti ini. Beberapa startup turut menghadirkan berbagai produk baru, hingga terpaksa melakukan pivot untuk tetap menjaga relevansi dan mempertahankan operasional bisnisnya. Hal ini dapat menunjukkan bahwa meski dalam masa sulit sekalipun, startup tetap dapat hadir untuk menjawab berbagai permasalahan baru dalam kehidupan masyarakat.
Ardiansyah (talk) 08:59, 16 March 2021 (WIB)
Membantu Mendorong Kemandirian Ekonomi Indonesia[edit | edit source]
Kehadiran inovasi-inovasi teknologi melalui produk dan layanan startup di berbagai sektor tersebut tidak hanya membantu kegiatan perekonomian masyarakat secara mikro. Bila dilihat secara makro, ekonomi digital juga cukup berkontribusi terhadap PDB Indonesia. Menurut riset INDEF, ekonomi digital telah berkontribusi sebesar 5.5% atau sekitar Rp 814 Triliun untuk PDB Indonesia pada tahun 2018. Berdasarkan riset yang sama, sektor ekonomi digital juga telah membantu membuka sekitar 5.7 juga lapangan kerja baru. Dapat dilihat, perlahan tapi pasti ekonomi digital juga juga lapangan kerja baru. Dapat dilihat, perlahan tapi pasti ekonomi digital juga telah memberikan kontribusi positifnya dalam mendorong kemajuan ekonomi di Indonesia.
REFERENSI[edit | edit source]
https://dailysocial.id/post/peran-startup-mendorong-kemandirian-ekonomi-indonesia
https://www.kompasiana.com/
http://new.widyamataram.ac.id/content/news/menengok-dan-menyiapkan-sdm-di-era-revolusi-industri-40
https://www.republika.co.id/berita/q2gaih282/2020-saatnya-sdm-bertransformasi https://www.talenta.co/blog/administrasi-hr/tantangan-dan-strategi-hr-hadapi-new-normal-saat-pandemi-covid-19/
Mallombasang RH Makkasau (talk) 13:03, 16 March 2021 (WIB)