Kriteria ASN di IKN, Andakah Orangnya?
Ibu Kota Negara (IKN) yang baru di Indonesia akan dibangun dengan konsep Smart City, oleh karenanya dibutuhkan sebuah ekosistem yang dapat mendukung perwujudan konsep tersebut. Salah satu aspek yang dibutuhkan dalam membangun konsep smart city di IKN adalah smart people dan termasuk di dalamnya smart ASN sebagai sumber daya manusia dalam pelaksanaan smart government nantinya. Hal ini tentu menjadi perhatian khusus bagi pemerintah dalam menyeleksi ASN yang akan dipindahkan atau ditugaskan di IKN. ASN tersebut harus memenuhi sejumlah kriteria smart ASN meliputi integritas, nasionalisme, profesionalisme, berwawasan global, menguasai IT dan bahasa asing, berjiwa hospitality, berjiwa entrepreneurship, dan memiliki jaringan luas. Selain kriteria smart ASN, kriteria lain yang diperlukan dalam menyeleksi ASN yang akan dipindahkan ke IKN adalah ASN yang peduli lingkungan. Hal ini tentu saja untuk mendukung pelaksanaan smart environment yang membutuhkan kepedulian masyarakat termasuk ASN dalam turut serta mendukung keberlangsungan lingkungan. Andakah orangnya?
Berintegritas[edit | edit source]
Integritas merupakan kriteria utama yang harus dimiliki oleh ASN yang akan dipindahkan ke IKN. Bukan tidak beralasan, integritas adalah modal utama dalam mewujudkan good government terlebih lagi dalam mewujudkan smart government. Integritas ASN akan sangat mempengaruhi kualitas kinerja ASN serta keberhasilan pencapaian tujuan organisasi. Oleh karenanya, smart ASN wajib memiliki kriteria integritas dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya terlebih lagi jika ditugaskan di IKN sebagai representasi dari ASN lainnya di Indonesia.
Nasionalis[edit | edit source]
ASN yang nantinya ditugaskan di IKN adalah orang-orang pilihan yang merepresentasikan seluruh ASN di Indonesia. Selain itu, IKN merupakan wajah Indonesia, sehingga ASN yang ditugaskan di IKN harus menjadi role model bagi ASN lain di Indonesia. Oleh karenanya, ASN tersebut harus memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi yang dapat dilihat dari pengamalan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari sebagai ideologi bangsa Indonesia.
Berwawasan Luas[edit | edit source]
Sebagai ASN bertugas di IKN ditambah dengan penerapan smart government dan perubahan lingkungan organisasi, maka ASN tersebut akan menghadapi permasalahan yang lebih kompleks dari yang pernah dihadapinya. Dalah menyelesaikan permasalahan tersebut, dibutuhkan wawasan berskala global untuk menjawab setiap tantangan yang dihadapi ASN. Sehingga dalam menyeleksi ASN yang akan dipindahkan ke IKN tersebut, salah satu aspek yang perlu diperhatikan adalah wawasan yang dimiliki oleh ASN yang seharusnya memiliki wawasan global.
Digital Minded[edit | edit source]
ASN yang ditugaskan di IKN harus merupakan ASN dengan digital minded atau menguasai teknologi informasi. Hal ini secara langsung akan mendukung dua konsep dalam ekosistem smart city, yakni smart economy dan smart government. ASN dengan digital minded akan mendukung penggunaan uang elektonik dalam transaksi sehari-hari sebagai indikator keberhasilan smart economy. Selain itu, ASN yang menguasai teknologi juga menjadi sebuah kebutuhan jika smart government telah diimplementasikan secara utuh di IKN nantinya. Pelayanan publik yang berbasis IT serta integrasi sistem data akan membutuhkan ASN yang melek digital. Sehingga, untuk mendukung pembangunan IKN dengan smart city, maka salah satu kriteria yang harus dipenuhi ASN yang dipindahkan ke IKN adalah digital minded.
Penguasaan Bahasa Asing[edit | edit source]
IKN sebagai pusat pemerintahan dan penggerak ekonomi di Indonesia pada masa mendatang menjadi sebuah alasan yang logis jika akan banyak interaksi orang-orang dari negara lain. Baik dalam pelaksanaan tugas maupun dalam kehidupan keseharian, ASN akan dituntut untuk berinteraksi dengan orang dari negara luar. Selain itu, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang semakin pesat, ASN dituntut untuk meningkatkan kompetensinya di mana kesempatan tersebut telah terbuka dengan secara luas dengan adanya teknologi informasi. Dengan tuntutan tersebut ASN yang bekerja di IKN dapat melakukan pengembangan kompetensi dengan skala internasional, seperti mengikuti seminar nasional, simposium, konferensi internasional atau kegiatan lainnya. Kondisi tersebut akan membutuhkan penguasaan bahasa asing untuk memudahkan ASN yang dipindahkan ke IKN untuk berinteraksi baik dalam pekerjaan maupun dalam kehidupan sehari-hari.
Berjiwa Hospitality[edit | edit source]
Salah satu fungsi ASN yang tertuang dalam peraturan perundang-undangan adalah sebagai pelaksana pelayanan publik. Begitu pun nantinya di IKN, ASN adalah penggerak pelaksanaan smart government utamanya dalam pelaksanaan pelayanan publik. Sehingga ASN yang dibutuhkan di IKN adalah ASN yang memiliki jiwa keramahtamahan dalam pelaksanaan pelayanan publik. Selain itu, keramahtamahan ini juga dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari ASN untuk menjadikan IKN sebagai tempat yang nyaman. Hal ini juga menjadi penting karena sebagai pusat pemerintahan, IKN akan banyak dikunjungi oleh masyarakat dari berbagai penjuru Indonesia bahkan dunia. Oleh karenanya, penting menciptakan kenyamanan dalam interaksi sosial di IKN, dalam salah satunya adalah jiwa keramahtamahan yang perlu dimiliki oleh ASN sebagai bagian dari masyarakat yang tinggal di IKN terlebih sebagai pelayan publik.
Berjiwa Enterpreneurship[edit | edit source]
Tren enterpreneurship bagi ASN merupakan hal baru di Indonesia. Namun, di negara lain seperti di Inggris, enterprenurship merupakan salah satu konsep yang dikembangkan dalam pengembangan pegawai pemerintahan. Hal ini berkaitan dengan penerapan konsep value for money dalam penyelenggaraan pemerintah. Artinya setiap ASN harus mampu berpikir bahwa setiap rupiah yang keluarkan oleh pemerintah harus memiliki manfaat bagi masyarakat atau memberikan pendapatan (pajak, PNBP, retribusi, dll). Dewasa ini, aspek ekonomi dalam pengembangan kompetensi ASN menjadi penting salam konsep smart ASN di Indonesia. Untuk menciptakan keberlangsungan ekonomi dalam penyelenggaraan pemerintahan di IKN, maka jiwa enterprenurship perlu dimiliki oleh ASN yang ditugaskan di IKN.
Kolaboratif[edit | edit source]
Konsep smart government dalam ekosistem smart city akan sulit terwujud jika masih terdapat ego-sektoral dalam instansi pemerintahan. Yang diharapkan dengan konsep smart government ini adalah adanya kolaborasi pada instansi pemerintah sehingga pelaksanaan tugas dan fungsi masing-masing instansi lebih efisien dan efektif. Oleh karenanya, dibutuhkan ASN yang kolaboratif pula untuk mendukung kolaborasi antara instansi pemerintah. Sehingga salah satu kriteria yang dibutuhkan dalam menyeleksi ASN yang akan dipindahkan ke IKN adalah ASN yang kolaboratif untuk mendukung terlaksananya smart government dalam ekosistem smart city yang akan dibangun di IKN.
Peduli Lingkungan[edit | edit source]
Sebagai smart people, ASN harus memiliki kepedulian terhadap lingkungan untuk mewujudkan konsep smart environment dalam ekosistem smart city di IKN. Selain memerlukan invensi dari pemerintah, keberlangsungan lingkungan sangat membutuhkan pesan individu dalam penerapannya. Konsep dapat diwujudkan dengan meminimalkan penggunaan kendaraan pribadi untuk mengurangi polusi dan memilih transportasi massal atau penggunaan sepeda, berperan dalam pengurangan limbah plastik, penghijauan lingkungan, dll. Oleh karenanya, selain kriteria smart ASN yang telah dijabarkan sebelumnya, kriteria yang diperlukan dalam menyeleksi ASN yang akan dipindahkan ke IKN adalah harus memiliki kepedulian terhadap lingkungan.
Referensi:
https://www.menpan.go.id/site/berita-terkini/menciptakan-smart-asn-menuju-birokrasi-4-0