Pengembangan Kompetensi Pegawai Gen Y dan Z

From ASN Encyclopedia, platform crowdsourcing mengenai ASN
Jump to navigation Jump to search

Demografi dunia kerja kini mulai berubah, pergesaran generasi mulai tampak terlihat dari dominasi generasi Y dan Z sebagai tenaga kerja. Dalam lingkup ASN pada rentang waktu 3 tahun terakhir, terjadi penurunan minat masyarakat untuk menjadi ASN. Tren penurunan ini karena generasi muda usia kerja yang didominasi oleh generasi Y dan Z menanggap bahwa dunia kerja ASN monoton dan kaku. Ini dianggap tidak sejalan dengan karakteristik generasi muda yang kreatif, fleksibel dan berorientasi pada pengembangan diri. Untuk dapat menarik minat dan menjadi wadah pengembangan diri pegawai, perlu dilakukan strategi inovatif untuk pengembangan sumber daya manusia khususnya lingkup aparatur sipil negara. Pengembangan sumber daya manusia merupakan proses peningkatan kualitas pengetahuan keterampilan, dan kemampuan baik itu hard skill maupun soft skill dengan tujuan mewujudkan profesionalitas dan integritas. Adapun strategi pengembangan sumber daya manusia aparatur yakni:

  1. Rotasi Pekerjaan adalah mutasi personal yang dilakukan tanpa menimbulkan perubahan dalam gaji atau pangkat atau dengan golongan dengan tujuan untuk menambah pengetahuan dan pengalaman serta untuk menghindari kejenuhan.
  2. Magang adalah suatu program belajar sekaligus berlatih bekerja dengan cara menempatkan pegawai diluar institusinya dengan rentang waktu tertentu.
  3. Pertukaran Pegawai Negeri dan Swasta penempatan pegawai di instansi tertentu secara dua arah yang bertujuan untuk sarana pertukaran nilai, budaya kerja, dan kompetensi yang relevan antar 2 instansi yang berbeda. Pertukarang ini bertujuan agar pegawai ASN dapat mengadopsi bagaimana sistem kerja para pegawai swasta khususnya keahlian mengenai teknologi baru.

Karakteristik generasi Y dan Z merupakan digital native sehingga diperlukan pengembangan kompetensi dibidang penguasaan teknologi informasi dan komunikasi. Menyelenggarakan pelatihan pengembangan teknologi sangat diperlukan karena dimasa revolusi industri 4.0 ini, hampir seluruh lini kehidupan sangat erat kaitannya dengan penggunaan teknologi termasuk penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan masyarakat. Pelatihan manajemen media sosial serta komunikasi publik juga sangat penting diera ini karena sumber informasi serta paradigma masyarakat dipengaruhi oleh “tampilan” di media sosial. Dengan penguasaan manajemen media sosial serta kemampuan komunikasi publik, ASN sebagai abdi negara akan lebih menyatu dengan seluruh lapisan masyarakat dan mengahapuskan citra kaku dan arogansi ASN.

Selain pengembangan hard skill, kesadaran akan pentingnya pengembangan soft skill dalam hal ini kesehatan mental juga perlu diperhatikan, menyediakan sesi konseling kepada pegawai untuk membantu memberi solusi terhadap permasalahan baik itu masalah pekerjaan, linkungan pekerjaan maupun pribadi. Sehingga tercipta pegawai sehat secara fisik dan mental yang kedepannya meningkatkan kualitas pekerjaan. Generasi muda yang berpikiran terbuka serta rendah terhadap komitmen dalam dunia kerja juga memberi pengaruh besar dalam kualitas pekerjaan dan pengambilan keputusan. Paham work life balance yang awalnya dari Amerika kini mulai dianut oleh generasi muda. yakni pentingnya keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Jika dimanfatkan dengan memberikan reward seperti liburan gratis maka akan meningkatkan keloyalan pegawai terhadap instansinya. Strategi pengembangan sumber daya manusia aparatur ini dilakukan dengan tujuan agar pegawai dapat meningkatkan produktivitasnya sehingga pekerjaan menjadi lebih efisien, meningkatkan kualitas individu, memberikan pelayanan prima kepada masyarakat dan menciptakan moral yang baik.


Refrensi:

Aminudin, N., & Putra, D. A. (2017). Langkah–Langkah Taktis Pengembangan E- Government Untuk Pemerintahan Daerah (PEMDA) Kabupaten Pringsewu. Jurnal TAM (Technology Acceptance Model).

Apriani, T. (2015) Peningkatan Kemampuan Sumber Daya Manusia Aparatur di Kabupaten Serang. Jurnal Bina Praja: Journal of Home Affairs Governance.

Fathya, V. N. (2019). Reformasi Manajemen SDM Aparatur Di Indonesia. GOVERNMENT: Jurnal Ilmu Pemerintahan.

Haris, R. A. (2017). Implementasi Kebijakan Pengembangan Kompetensi Aparatur Sipil Negara Di Kabupaten Sumenep. Publisia: Jurnal Ilmu Administrasi Publik.

McClellend (2013).  Manajemen Sumber Daya Manusia–Kedisiplinan Pegawai. Jakarta: Universitas Mercu Buana.

Pardede, A. C., & Mustam, M. (2017). Manajemen Sumber Daya Manusia Pegawai Negeri Sipil Dalam Rangka Reformasi Birokrasi Di Kabupaten Semarang. Journal of Public Policy and Management Review.

Paruntu, B. R. (2015). Perencanaan Kebutuhan Sumber Daya Manusia di Puskesmas Kabupaten Minahasa.

Pratama, A. B. (2005). Impementasi E-Government dalam Penyelenggaraan Pemerintahan di Era Globalisasi. Dialogue JIAKP.

Riniwati, H. (2016). Manajemen Sumberdaya Manusia: Aktivitas Utama dan Pengembangan SDM. Universitas Brawijaya Press.

Taroreh, A., Worang, F., & Mintardjo, C. (2016). Perencanaan Sumber Daya Manusia, Analisis Pekerjaan Dan Penempatan Pegawai Terhadap Kinerja Pegawai Pada Biro Pengembangan Sdm Provinsi Papua. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi.