Pernak-Pernik Perjalanan ke Jepang: Hari Keempat

From ASN Encyclopedia, platform crowdsourcing mengenai ASN
Revision as of 22:28, 22 January 2021 by Muhammadfirdaus290 (talk | contribs) (Created page with "Hari ini bergerak dari Tokyo ke Kyoto untuk melanjutkan sesi seminar di Retsumaikan University. Berangkat pagi dengan Shinkansen Bullet Train tercepat bernama Nozomi (Hope). D...")
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Jump to navigation Jump to search

Hari ini bergerak dari Tokyo ke Kyoto untuk melanjutkan sesi seminar di Retsumaikan University. Berangkat pagi dengan Shinkansen Bullet Train tercepat bernama Nozomi (Hope). Diantara Shinkansen, Nozomi inilah yang tercepat mencapai 300 km per jam. Nama kereta api Shinkansen lainnya adalah Hikari  (Light), Kagayaki, (Glitter) Kodama (Echo). Selain cepat, Shinkansen juga nyaman, gerbong seolah mengapung di udara. Jarak 458 km ditempuh hanya 2 jam 10 menit.

Sepanjang perjalanan, di luar jendela kiri dan kanan terlihat perkampungan kecil dengan rumah-rumah khas jepang yang rata-rata mungil, diselingi dengan kebun-kebun dan pabrik-pabrik. Jika agak pusing mengintip ke luar jendela, bisa berinternet atau menulis dengan lap top. Colokan listrik tersedia seandainya batterai lap top atau cellphone perlu diisi. Kereta ini sangat tenang sehingga penumpang nyaman menulis dan membaca. Tidak terasa suara elektronik di atas Nozomi mengumumkan bahwa kita telah mendekati Stasiun Kyoto.

Sebelum check ini di hotel Green Rich di Kyoto, sempat berkunjung ke Fushimi Inari Shrime yang terkenal dengan ribuan Torii Gates (Gerbang berwarna orange dengan tulisan kanji yang dipahat). Sepanjang perjalanan kesana banyak wanita-wanita Jepang dan terkadang turis asing yang berpakaian kimono. Menurut Makino (Koordinator Program JICE) gadis-gadis mengenakan kimono akhir-akhir ini menjadi trend. Bahkan mereka biasa mendapat diskon jika belanja di toko.

Kunjungan kedua ke Byodoin Temple. Candi ini tidak seberapa besar namun nampak sangat tenang dan indah. Dibalik keindahannya terimpan sejarah Jepang sepanjang seribu tahun. Patung gambaran Budha yang dibuat hampir seribu tahun lalu menghuni bangunan candi ini dan terdaftar sebagai situs warisan dunia.

Kyoto hanyalah kota terbesar ke tujuh di Jepang. Suasana lingkungannya juga kontras dengan Kota Tokyo. Terlihat banyak restoran-restoran kecil dengan masing-masing dengan masakan spesifik . Yang sedikit mengherankan bagi saya adalah wajah kota ini masih dipenuhi dengan tiang-tiang dan kabel-kabel listrik yang berserakan di puncaknya. Di luar dugaan karena bayangan saya selama ini kota-kota di Jepang sudah rapih.

Pembelajaran hari ini adalah bahwa infrastruktur transportasi darat yang terbangun dengan baik dalam kota maupun antar kota mendukung mobilitas dan produktifitas masyarakat. Apa yang telah dicapai oleh Jepang sejak tahun 1964 sangat dirindukan kehadirannya di tanah air sekarang ini.

Muhammad Firdaus (talk) 22:28, 22 January 2021 (WIB)