Pernak-pernik Perjalanan ke Jepang: Hari Pertama

From ASN Encyclopedia, platform crowdsourcing mengenai ASN
Revision as of 19:48, 22 January 2021 by Muhammadfirdaus290 (talk | contribs)
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Jump to navigation Jump to search
Sebelumnya dipublikasikan di prives.org

Tahun ini (2017) saya mendapatkan kesempatan untuk mengikuti pelatihan Policy Implementation and Evaluation di Jepang, berlangsung dari 21 hingga 28 Oktober 2017. Kegiata ini diselenggarakan oleh Japan International Cooperation Center (JICE).

Rombongan tiba di Bandara Internasional Haneda Tokyo setelah penerbangan 7 jam 20 menit. Penerbangan ini lebih lama dari biasanya karena pilot harus mengambil jalur memutar untuk menghindari Taiphoon. Berbeda dengan Bandara Changi Singapore yang proses pelayanan imigrasi, bagasi dan karantina supercepat, pengalaman saya kali ini justru proses pelayanan di Haneda lumayan lamban. Terlepas dari itu, proses disembarkasi berlangsung tertib dan aman.

Atakemaru, Replika Kapal Shogun yang dijadikan restaurant

Oleh Penyelenggara pelatihan dari JICE yang menjemput segera membawa kami makan siang dan tour ke beberapa tempat. Tempat makan siang tergolong istimewa yakni di atas Replika Kapal Shogun yang bernama Atakemaru. Kapal aselinya berjaya di perairan Jepang sekitar 370 tahun silam baik sebagai kapal penumpang maupun untuk tujuan militer.

Interior bersih dan terpelihara

Kini replikanya dijadikan restoran terapung bagi yang ingin mencicipi masakan otentik jepang dan masa lalu Atakemaru. Kapal ini sangat bersih dan mesinnya nyaris tidak menimbulkan getaran. Sebenarnya di Indonesia ada banyak peluang untuk menciptakan wisata memorial seperti ini apalagi kita dikenal sebagai bangsa pelaut dan dapat menciptakan kapal Phinisi yang mampu mengarungi 5 benua.

Objek kunjungan selanjutnya adalah Tokyo Skytree, yakni menara dengan yang menjulang setinggi 634 meter ke angkasa. Menara ini dipergunakan untuk broadcasting, restaurant, dan observation. Sayangnya cuaca Tokyo tidak bersahabat. Hujan turun sehingga dari lantai observasi Skytree hanya bisa memandang kota Tokyo samar-samar dibalik kabut di bawah sana.

Menjulang 634 meter, Pemandangan Tokyo yang menakjubkan

Namun dibalik kondisi cuaca buruk ini saya dapat memetik sebuah pembelajaran yang berharga. Ketika selesai tur dan kami berjalan menuju ke parkiran bus, seorang petugas skytree membagikan souvenir kecil sebagai pernyataan maaf pengelola skytree karena pengunjung tidak bisa menikmati pemandangan secara maksimal akibat hujan. Luar biasa! mereka minta maaf atas kondisi alam yang diluar kendali mereka, sementara di negara kita kondisi alam sering dijadikan kambing hitam atas ketidakmampuan melayani dengan baik.

Sekiar jam 6 sore baru bisa check in di hotel. Seperti lazimnya di Jepang, kamar hotel rata-rata kecil. Namun demikian kebersihannya luar biasa. Kamar mandinya seperti baru saja selesai dibangun sore harinya. Tidak ada bercak noda sedikitpun.

Besok sesi pelatihan dimulai, semoga lebih banyak lagi pembelajaran yang bisa dipetik.

Muhammad Firdaus (talk) 19:39, 22 January 2021 (WIB)