Perencanaan SDM PT. Sul-Sel Citra Indonesia Perseroda (Minggu 5)

From ASN Encyclopedia, platform crowdsourcing mengenai ASN
Revision as of 20:23, 3 March 2024 by Sri (talk | contribs) (Created page with "'''1.   Bagaimana tujuan jangka panjang dan jangka pendek organisasi mempengaruhi kebutuhan akan SDM?''' Dalam menjalankan bisnis sehari-hari, perusahaan membutuhkan tenaga...")
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Jump to navigation Jump to search

1.   Bagaimana tujuan jangka panjang dan jangka pendek organisasi mempengaruhi kebutuhan akan SDM?

Dalam menjalankan bisnis sehari-hari, perusahaan membutuhkan tenaga kerja untuk menjalankan semua proses di dalamnya. Kebutuhan ini harus diperhitungkan agar sesuai dengan tujuan bisnis. Tanpa perhitungkan yang tepat, perusahaan bisa jadi kekurangan atau memiliki terlalu banyak tenaga kerja. Kondisi ini tentu tidak ideal untuk pertumbuhan bisnis yang efisien untuk jangka pendek maupun jangka panjang organisasi.

Memprediksi kebutuhan SDM di masa mendatang

           Hal ini berkaitan dengan kebutuhan rencana pengembangan perusahaan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Selain itu, kebutuhan SDM ini juga bisa jadi terkait dengan tren kebutuhan industri.

           Saat ini perilaku konsumen sangat cepat berubah sehingga kecepatan perusahaan untuk melakukan adaptasi menjadi kunci keberlangsungan bisnis. Hal ini dapat ditinjau melalui perencanaan SDM yang matang sehingga perusahaan memiliki  kandidat yang sesuai dengan  kebutuhan perusahaan. Di era saat teknologi semakin berkembang dan otomatisasi atau automation semakin umum, keterampilan manusia seperti empati, kreativitas, dan kemampuan interpersonal semakin penting. Perusahaan perlu mengembangkan keterampilan manusia pada karyawan mereka agar dapat bersaing di pasar kerja yang semakin kompetitif.


2.   Bagaimana tren di bidang industry dan bisnis (misal, kondisi perekonomian, kompetensi di dunia bisnis, perubahan kebijakan, dan perubahan kebutuhan pengguna layanan transportasi) mempengaruhi kebutuhan akan pegawai dengan keterampilan tertentu?

Mengenai tren di bidang industry dan bisnis yang membutuhkan perubahan khususnya di bidang teknologi informasi menyebabkan penggunana layanan transportasi kereta api berubah. Hal ini berpengaruh pada bisnis transportasi yang membutuhkan SDM yang memiliki keterampilan khusus di bidang teknologi inrofmasi tersebut. Hal ini akan memungkinkan perusahaan untuk merekrut calon karyawan berdasarkan potensi dan kemampuan mereka untuk berkembang di masa depan.

Contoh misalnnya pada otomasi sistem pembayaran tiket pada kereta api, dimana tren saat ini yang awalnya masih menggunakan tiket manual sekarang sudah berubah dengan perkembangan teknologi yaitu dapat mencetak tiket secara digital.

Layanan pembelian tiket merupakan salah satu bagian dari perkeretaapian Indonesia yang berubah sangat drastis. Kemajuan teknologi turut mengubah kebiasaan masyarakat Indonesia dalam membeli tiket. Kemudahan yang ditawarkan pun mulai menggeser budaya beli tiket yang konvensional ke era modern.

Dari era awal, sistem pembelian tiket mengharuskan calon penumpang untuk antre di loket stasiun keberangkatan. Pada era ini, pemandangan calon pengguna layanan KA antre sejak pagi buta untuk mendapatkan tiket kerap terlihat. Apalagi jelang peak season seperti libur Lebaran dan Natal. Kondisi lainnya yang dulu juga terjadi adalah adanya calo-calo tiket yang bermain dan menjual tiket di atas harga normal.


3.   Bagiamana kemungkinan dampak perkembangan teknologi dan otomasi (missal artificial intelegenci, robotics, IOT) terhadap kebutuhan SDM?

Bagi tenaga kerja, perkembangan teknologi dan otomasi memberikan dampak yang signifikan, perusahaan-perusahaan nyaris tidak membutuhkan lagi tenaga manusia, kecuali sedikit tenaga-tenaga kerja yang sangat terampil. Dan karena itu, akan banyak tenaga kerja dan standar kerja yang diprediksi akan menjadi pengangguran karena terbatasnya peluang kerja dan standar kompetensi tenaga kerja yang tinggi. Tanpa perkembangan teknologi banyak Negara, termasuk Indonesia yang mengalami problem pengagguran. Perkembangan teknologi akan menambah beban setiap Negara untuk mengatasi masalah peningkatan kompetensi tenaga kerja, pengangguran yang naik, dan gap kesejahteraan. Sesungguhnya inovasi teknologi akan selalu memberikan dampak terhadap kehidupan manusia. Kemajuan teknologi telah berkontribusi pada kesejahteraan manusia di antaranya dalam hal pekerjaan terhadap kebutuhan SDM.

           Teknologi terus berkembang dan memungkinkan manusia untuk bekerja bersama dengan robot dan AI. Karyawan perlu terus mengembangkan keterampilan baru dan mempersiapkan diri untuk bekerja dengan teknologi yang semakin canggih. Ini juga memungkinkan human resource perusahaan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Human resource dari setiap perusahaan akan lebih memperhatikan manajemen perubahan dan cara terbaik untuk mengelolanya. Aspek ini dapat termasuk memperkuat keterampilan kepemimpinan di seluruh organisasi, memastikan karyawan memiliki keahlian dan pengetahuan yang diperlukan untuk beradaptasi dengan. Akan ada perubahan ekspektasi konsumen yang harus diimbangi dengan inovasi, perbaikan produk dan jasa, termasuk perubahan terhadap kebutuhan tenaga kerjaperubahan, dan mempertahankan budaya yang inklusif dan berorientasi pada karyawan.

4.   TAMBAHAN

Diantara dampak yang akan terjadi dengan perkembangan teknologi dan otomasi, bidang ketenagakerjaan adalah merupakan aspek bidang yang akan paling berpengaruh, Secara luas, peningkatan teknologi memiliki dampak negatif dan positif terhadap pekerjaan. Ketika teknologi mengambil alih, ada beberapa pekerjaan yang hilang dan pekerja harus meningkatkan atau mempelajari keterampilan baru agar tetap berada di pasar kerja. Di beberapa kasus, teknologi secara langsung menggantikan pekerja, sementara pada kasus lain teknologi justru memperkuat sumber daya manusia. Pada sisi hasil, teknologi dapat meningkatkan produktivitas dan juga meningkatkan permintaan konsumen akan produk, jasa dan industri yang baru. Pada akhirnya, ekspansi ini dapat menciptakan peluang kerja yang baru. Muncul kekhawatiran bahwa teknologi, termasuk robot-robot, akan merebut pekerjaan manusia. Kasus ini ternyata menjadi perhatian tidak hanya Indonesia namun juga negara-negara berkembang.

           Dengan jumlah tenaga kerja (yang tidak terampil) lebih besar di negara-negara berkembang, banyak perusahaan yang merasa lebih ekonomis menambah jumlah tenaga kerja dibandingkan mengadopsi teknologi yang lebih canggih untuk menggantikan manusia. Namun, penyerapan teknologi di negara-negara berkembang juga akan mengalami perubahan karena perusahaan maupun negara berupaya lebih meningkatkan daya saing mereka di dunia yang maju ini. Misalnya penjualan robot industri yang dapat menggantikan pekerja manusia lebih tinggi di negara yang berkembang.