02 Memperkirakan Kebutuhan SDM Mal Pelayanan Publik

From ASN Encyclopedia, platform crowdsourcing mengenai ASN
Revision as of 21:47, 26 February 2024 by Rahmatia (talk | contribs)
Jump to navigation Jump to search

MK. PERENCANAAN SDM

Tugas Kelompok II Kls MSDMA SULBAR (Tugas sesi 5)

Kelompok II terdiri dari 4 Orang :

1.ALBI

2.ANTOBAR

3.RUKMINI

4.RAHMATIA


Tugas Sesi 5 : Buat esai dengan tema : Memperkirakan Kebutuhan SDM Mal Pelayanan Publik

  1. Jelaskan beberapa metode yang bisa digunakan dalam melakukan prakiraan kebutuhan SDM
  2. Jelaskan kelebihan dan kekurangan masing-masing metode


JAWAB :

  1. Dalam melakukan prakiraan kebutuhan SDM, terdapat beberapa metode yang dapat digunakan. Berikut adalah beberapa metode yang umum digunakan dalam prakiraan kebutuhan SDM:

a. Analisis Trend Historis: Metode ini melibatkan analisis data historis terkait dengan kebutuhan SDM di masa lalu untuk memprediksi kebutuhan di masa depan. Dengan melihat tren pertumbuhan organisasi dan perubahan kebutuhan tenaga kerja, organisasi dapat membuat perkiraan yang lebih akurat.

b. Metode Rasio Karyawan: Metode ini melibatkan perhitungan rasio antara jumlah karyawan dengan faktor-faktor tertentu seperti omset penjualan, produksi, atau jumlah pelanggan. Dengan menggunakan rasio ini, organisasi dapat memperkirakan jumlah karyawan yang dibutuhkan berdasarkan proyeksi faktor-faktor tersebut.

c. Metode Delphi: Metode ini melibatkan pengumpulan pendapat dari sejumlah pakar atau ahli terkait dengan kebutuhan SDM di masa depan. Melalui serangkaian iterasi dan diskusi, metode Delphi dapat menghasilkan perkiraan yang lebih akurat.

d. Metode Analisis Pekerjaan: Metode ini melibatkan analisis mendalam terhadap tugas dan tanggung jawab pekerjaan yang ada dalam organisasi untuk menentukan kebutuhan SDM yang spesifik. Dengan memahami secara detail pekerjaan yang harus dilakukan, organisasi dapat mengidentifikasi kebutuhan keterampilan dan jumlah karyawan yang diperlukan.

e. Metode Simulasi Komputer: Metode ini menggunakan model simulasi komputer untuk memprediksi kebutuhan SDM berdasarkan skenario-skenario tertentu. Dengan menggunakan data historis dan parameter-parameter tertentu, simulasi komputer dapat membantu organisasi dalam membuat perkiraan yang lebih akurat.

Dengan menggunakan metode-metode tersebut secara kombinasi atau sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik organisasi, perencanaan kebutuhan SDM dapat dilakukan secara lebih sistematis dan efektif untuk mendukung pencapaian tujuan organisasi.


2. Kelebihan dan Kekurangan dari Metode tersebut diatas :

a. Analisis trend historis memiliki beberapa kelebihan dalam melakukan prakiraan kebutuhan SDM, di antaranya:

  1. Mudah Dilakukan: Analisis trend historis relatif mudah dilakukan karena hanya memerlukan data historis dan perhitungan sederhana untuk memprediksi kebutuhan SDM di masa depan.
  2. Menggunakan Data yang Valid: Analisis trend historis menggunakan data yang valid dan terukur, sehingga dapat memberikan perkiraan yang lebih akurat.
  3. Mengidentifikasi Tren: Dengan melihat tren pertumbuhan organisasi dan perubahan kebutuhan tenaga kerja di masa lalu, analisis trend historis dapat membantu organisasi untuk mengidentifikasi tren dan pola yang mungkin terjadi di masa depan.
  4. Menghemat Waktu dan Biaya: Analisis trend historis dapat menghemat waktu dan biaya karena tidak memerlukan pengumpulan data yang rumit atau penggunaan metode yang kompleks.
  5. Mudah Dipahami: Analisis trend historis mudah dipahami oleh berbagai pihak dalam organisasi, termasuk manajemen dan karyawan, sehingga dapat digunakan sebagai alat komunikasi yang efektif.

Dengan menggunakan analisis trend historis, organisasi dapat memperkirakan kebutuhan SDM di masa depan dengan lebih akurat dan efisien. Namun, perlu diingat bahwa analisis trend historis hanya dapat memberikan perkiraan yang terbatas dan tidak mempertimbangkan faktor-faktor eksternal yang mungkin mempengaruhi kebutuhan SDM di masa depan. Oleh karena itu, analisis trend historis sebaiknya digunakan bersamaan dengan metode-metode lain untuk memperoleh perkiraan yang lebih komprehensif dan akurat.

  • Meskipun memiliki kelebihan, analisis trend historis juga memiliki beberapa kekurangan yang perlu dipertimbangkan, di antaranya:
  1. Tidak Memperhitungkan Perubahan Eksternal: Analisis trend historis cenderung tidak memperhitungkan perubahan eksternal yang dapat mempengaruhi kebutuhan SDM di masa depan, seperti perkembangan teknologi, perubahan regulasi, atau perubahan pasar.
  2. Tidak Fleksibel: Analisis trend historis cenderung kurang fleksibel dalam mengakomodasi perubahan mendadak atau situasi yang tidak terduga yang dapat memengaruhi kebutuhan SDM.
  3. Asumsi Stabilnya Tren: Analisis trend historis didasarkan pada asumsi bahwa tren di masa lalu akan terus berlanjut di masa depan, namun hal ini tidak selalu terjadi karena lingkungan bisnis yang dinamis.
  4. Keterbatasan Data Historis: Analisis trend historis tergantung pada kualitas dan kuantitas data historis yang tersedia. Jika data historis tidak lengkap atau akurat, maka perkiraan kebutuhan SDM juga dapat menjadi tidak akurat.
  5. Kurangnya Prediksi Inovasi: Analisis trend historis cenderung kurang mampu memprediksi inovasi baru atau perubahan paradigma yang dapat memengaruhi kebutuhan SDM di masa depan.Dengan memahami kekurangan-kekurangan tersebut, organisasi dapat mengambil langkah-langkah untuk mengatasi keterbatasan analisis trend historis dengan menggunakan metode-metode lain yang lebih komprehensif dan adaptif dalam melakukan prakiraan kebutuhan SDM. Kombinasi berbagai metode prakiraan akan membantu organisasi untuk membuat perkiraan yang lebih akurat dan relevan dengan kondisi lingkungan bisnis yang dinamis.

b. Beberapa kelebihan dari metode rasio karyawan dalam melakukan prakiraan kebutuhan SDM adalah sebagai berikut:

  1. Sederhana dan Mudah Dipahami: Metode rasio karyawan relatif sederhana dan mudah dipahami, sehingga dapat digunakan oleh berbagai tingkatan manajemen dan staf dalam organisasi.
  2. Menghubungkan Kebutuhan SDM dengan Kinerja Organisasi: Dengan menggunakan rasio antara jumlah karyawan dengan faktor-faktor seperti omset penjualan atau produksi, metode ini membantu organisasi untuk menghubungkan kebutuhan SDM dengan kinerja organisasi secara langsung.
  3. Memberikan Indikator Kuantitatif yang Jelas: Metode rasio karyawan memberikan indikator kuantitatif yang jelas terkait dengan hubungan antara jumlah karyawan dan faktor-faktor bisnis tertentu, sehingga memudahkan dalam membuat keputusan terkait kebutuhan SDM.
  4. Memudahkan Perbandingan: Dengan menggunakan rasio karyawan, organisasi dapat dengan mudah membandingkan kebutuhan SDM di berbagai periode waktu atau antara unit bisnis yang berbeda.
  5. Memfasilitasi Perencanaan Anggaran: Metode rasio karyawan dapat membantu organisasi dalam merencanakan anggaran SDM dengan lebih akurat, karena hubungannya dengan faktor-faktor bisnis yang terukur.Dengan memanfaatkan kelebihan-kelebihan tersebut, metode rasio karyawan dapat menjadi alat yang efektif dalam melakukan prakiraan kebutuhan SDM dan mendukung pengambilan keputusan strategis terkait dengan manajemen sumber daya manusia di dalam organisasi.
  • Meskipun memiliki kelebihan, metode rasio karyawan juga memiliki beberapa kekurangan yang perlu dipertimbangkan, di antaranya:
    1. Sensitif terhadap Fluktuasi Faktor Bisnis: Metode rasio karyawan cenderung sensitif terhadap fluktuasi faktor bisnis seperti omset penjualan atau produksi. Perubahan tiba-tiba dalam faktor-faktor ini dapat menyebabkan fluktuasi yang signifikan dalam perkiraan kebutuhan SDM.
    2. Tidak Memperhitungkan Kualitas Karyawan: Metode rasio karyawan hanya memperhitungkan jumlah karyawan tanpa mempertimbangkan kualitas atau keterampilan yang diperlukan. Hal ini dapat menyebabkan kesenjangan antara kebutuhan SDM dan kemampuan yang sebenarnya diperlukan.
    3. Tidak Fleksibel terhadap Perubahan Organisasi: Metode rasio karyawan cenderung kurang fleksibel dalam mengakomodasi perubahan organisasi seperti restrukturisasi, pengembangan produk baru, atau perubahan strategi bisnis yang dapat memengaruhi kebutuhan SDM.
    4. Tidak Memperhitungkan Faktor-faktor Kualitatif: Metode rasio karyawan hanya fokus pada faktor-faktor kuantitatif seperti omset penjualan atau produksi, tanpa mempertimbangkan faktor-faktor kualitatif seperti perubahan teknologi, peraturan, atau tren industri yang juga dapat mempengaruhi kebutuhan SDM.
    5. Keterbatasan dalam Konteks Organisasi yang Kompleks: Metode rasio karyawan mungkin tidak cocok untuk organisasi yang kompleks dengan berbagai unit bisnis atau struktur organisasi yang berbeda, karena kesederhanaannya mungkin tidak mampu mengakomodasi kompleksitas tersebut. Dengan memahami kekurangan-kekurangan tersebut, organisasi dapat mengambil langkah-langkah untuk mengatasi keterbatasan metode rasio karyawan dengan menggunakan pendekatan yang lebih holistik dan komprehensif dalam melakukan prakiraan kebutuhan SDM. Kombinasi berbagai metode prakiraan akan membantu organisasi untuk membuat perkiraan yang lebih akurat dan relevan dengan kondisi lingkungan bisnis yang dinamis.


c. Beberapa kelebihan dari metode Delphi dalam melakukan prakiraan kebutuhan SDM adalah sebagai berikut:

  1. Mempermudah Proses Komunikasi: Metode Delphi mempermudah proses komunikasi antara pakar atau ahli terkait dengan kebutuhan SDM di masa depan, sehingga dapat membawa hasil yang lebih akurat dan konsensus.
  2. Mempromosikan Ide-ide Baru: Metode Delphi mempromosikan ide-ide baru dan perspektif yang berbeda dari para pakar atau ahli, sehingga dapat membantu dalam membuat perkiraan yang lebih luas dan komprehensif.
  3. Memperkuat Keputusan: Hasil dari metode Delphi dapat memperkuat keputusan organisasi dalam melakukan prakiraan kebutuhan SDM, karena hasilnya dibuat oleh para pakar atau ahli yang berpengalaman dalam bidang tersebut.
  4. Mempertinggi Akurasi: Metode Delphi mempertinggi akurasi dalam melakukan prakiraan kebutuhan SDM, karena hasilnya dibuat dari konsensus antara para pakar atau ahli yang berpengalaman dalam bidang tersebut.
  5. Mempercepat Proses Prakiraan: Metode Delphi mempercepat proses prakiraan kebutuhan SDM, karena tidak memerlukan waktu yang lama untuk mengumpulkan data atau melakukan analisis yang kompleks.Dengan memanfaatkan kelebihan-kelebihan tersebut, metode Delphi dapat menjadi alat yang efektif dalam melakukan prakiraan kebutuhan SDM dan mendukung pengambilan keputusan strategis terkait dengan manajemen sumber daya manusia di dalam organisasi.
  • Meskipun memiliki kelebihan, metode Delphi juga memiliki beberapa kelemahan yang perlu dipertimbangkan, di antaranya:
    1. Biaya dan Waktu: Metode Delphi dapat memakan biaya dan waktu yang cukup besar karena melibatkan proses pengumpulan pendapat dari sejumlah pakar atau ahli yang mungkin tersebar geografis.
    2. Ketergantungan pada Panel Ahli: Keakuratan hasil dari metode Delphi sangat tergantung pada kualitas panel ahli yang terlibat. Jika panel ahli tidak representatif atau tidak memiliki pengetahuan yang memadai, maka hasilnya dapat menjadi tidak akurat.
    3. Bias dan Subjektivitas: Metode Delphi rentan terhadap bias dan subjektivitas dari para pakar atau ahli yang terlibat dalam prosesnya. Hal ini dapat memengaruhi validitas dan reliabilitas hasil prakiraan.
    4. Kesulitan dalam Mencapai Konsensus: Proses mencapai konsensus dalam metode Delphi bisa menjadi sulit dan memakan waktu, terutama jika terdapat perbedaan pendapat yang signifikan di antara para pakar atau ahli.
    5. Keterbatasan dalam Memperhitungkan Variabilitas Eksternal: Metode Delphi cenderung fokus pada pandangan internal para pakar atau ahli, sehingga mungkin kurang mampu memperhitungkan variabilitas eksternal seperti perubahan pasar atau regulasi yang dapat mempengaruhi kebutuhan SDM. Dengan memahami kelemahan-kelemahan tersebut, organisasi dapat mengambil langkah-langkah untuk mengatasi keterbatasan metode Delphi dengan melakukan validasi hasil, memilih panel ahli yang representatif, dan menggunakan metode-metode lain sebagai pendekatan tambahan untuk mendukung prakiraan kebutuhan SDM secara lebih holistik dan akurat.


d.