Urgensi Pengembangan Sumber Daya Manusia Merespons Revolusi Industri 4.0.

From ASN Encyclopedia, platform crowdsourcing mengenai ASN
Revision as of 15:19, 28 February 2023 by 182.1.183.133 (talk) (Tambahan kalimat)
Jump to navigation Jump to search
Ditulis oleh Nurahmad (Mahasiswa Politeknik STIA LAN Makassar)
    Revolusi industri generasi empat tidak hanya menyediakan peluang, tetapi juga tantangan bagi bagi masyarakat khususnya generasi milenial. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai pemicu revolusi industri juga diikuti dengan implikasi lain seperti pengangguran, kempetisi manusia vs mesin, dan tuntutan kompetensi yang semakin tinggi. Untuk menjawab tantangan tersebut, hal yang paling harus diperhatikan adalah Sumber Daya Manusia. Penulis menaruh perhatian ke Sumber Daya Manusia karena dampak dari revolusi industri 4.0 akan menuntut sumber daya manusia yang memiliki  keterampilan atau skill yang tinggi. Sehingga apabila Sumber Daya Manusia ini diabaikan maka bukan tidak mungkin banyak masyarakat yang memiliki keterampilan atau skill rendah akan kehilangan pekerjaan atau sulit mendapatkan pekerjaan. Tentunya selain berdampak kepada individu, revolusi industri ini bahkan dapat berdampak ke entitas yang lebih besar skalanya. Revolusi industri bahkan dapat berdampak pula pada berubahnya gaya hidup dan kebiasaan komunitas. Bagi perusahaan yang tidak dapat merespons dampak perubahan tersebut, dengan sendirinya akan terlibas. Dengan demikian manajemen sumber daya manusia di dalam organisasi/perusahaan perlu merancang suatu program yang dapat menyelaraskan antara keperluan pencapaian tujuan organisasi/bisnis dengan keberadaan sumber daya manusianya.
    Bukan saja di Indonesia, bahkan di dunia telah banyak jenis pekerjaan yang telah terhapus sebagai dampak revolusi industri 4.0 ini. Tentunya dengan semakin berkembangnya teknologi akibat berlakunya revolusi industri 4.0, ke depan akan terus bertambah jenis pekerjaan yang harus ditinggalkan karena sudah tidak produktif. Sederhananya pekerjaan yang selama ini diperankan oleh manusia setahap demi setahap telah dapat digantikan oleh penggunaan teknologi bawaan revolusi industri 4.0 ini. Dampaknya, proses produksi menjadi lebih cepat dan dapat dikerjakan lebih mudah, proses pendistribusian dimungkinkan secara masif dengan keterlibatan manusia yang minim. Di negara kita misalnya, dengan berkembangnya sistem online, perbankan telah memudahkan proses transaksi layanan perbankan. Akibatnya, talah banyak teller bank harus menghadapi pemutusan hubungan kerja karena alasan efisiensi. Saat ini telah banyak nasabah, bahkan tidak menutup kemungkinan pembaca artikel ini juga telah menggunakan mobile banking atau dompet digital. Adanya kemudahan transaksi melalui mobile banking atau dompet digital tersebut, mengakibatkan berkurangnya volume transaksi yang ada di teller begitupun di costumer service. Sehingga untuk efisiensi jumlah teller dan costumer service juga sudah dapat dikurangi oleh pihak perbankan.
    Namun demikian, bidang pekerjaan yang berkaitan dengan keahlian Komputer, Matematika, Arsitektur dan Teknik akan semakin banyak dibutuhkan. Bidang-bidang keahlian ini diproyeksikan sesuai dengan tuntutan pekerjaan yang mengandalkan teknologi digital. Situasi pergeseran tenaga kerja manusia ke arah digitalisasi merupakan bentuk tantangan yang perlu direspon oleh pendidik. Tantangan ini perlu dijawab dengan peningkatan kompetensi pendidik maupun anak didik terutama penguasaan teknologi komputer, keterampilan komunikasi, kemampuan bekerjasama secara kolaboratif, dan kemampuan untuk terus belajar dan adaptif terhadap perubahan lingkungan.
    Inovasi dan kemajuan di mana-mana dipimpin oleh kemunculan kuat bidang seperti Kecerdasan Buatan, Robotika, halaman internet, kendaraan robot, bioteknologi, nanoteeknologi, pencetakan 3-D, ilmu material, komputasi quantum, dan penyimpangan energi. Dampak dari terobosan tersebut begitu pesat. Karena menghadapi berjalannya RI 4.0 tersebut maka dunia pendidikan juga harus mengantisipasi dan mulai lebih awal dengan pendidikan 4.0 sebuah Langkah kecil memenuhi tujuan tersebut. Pendidikan tidak terbatas pada kelas. Pendidikan 4.0 berkembang pada premis dasar. Ruang kelas online telah memfasilitasi pembelajaran dengan lebih baik banyak cara daripada yang pernah kita bayangkan. Pendidikan sekarang dipandang lebih sebagai proses seumur hidup daripada ritual yang berorientasi pada kelas atau dalam hal ini hanya sekedar batu loncatan ke dunia professional. Peserta didik dan pendidik sekarang akan mencari cara untuk mendefinisikan Kembali cara-cara di mana pembelajaran selalu mempengaruhi kehidupan mereka. Pendidikan 4.0 tentang bagaimana sekolah menyiapakn untuk memasuki babak baru dunia pendidikan yang berubah begitu cepat.
    Jika mengacu pendapat Martadi Ketua Dewan Pendidikan Surabaya, Era revolusi industri 4.0 juga mengubah cara pandang tentang pendidikan. Perubahan yang dilakukan tidak hanya sekedar cara mengajar, tetapi jauh yang lebih esensial, yakni perubahan cara pandang terhadap konsep pendidikan itu sendiri. Pendidikan setidaknya harus mampu menyiapkan anak didikanya menghadapi tiga hal: a) menyiapkan anak untuk bisa bekerja yang pekerjaannya saat ini belum ada; b) menyiapkan anak untuk bisa menyelesaiakn masalah yang masalahanya saat ini belum muncul, dan c) menyiapkan anak untuk bisa menggunakan teknologinya yang belum ditemukan. Sungguh sebuah pekerjaan rumah yang tidak mudah bagi dunia pendidikan. Untuk bisa menghadapi semua tantangan tersebut, syarat penting yang harus dipenuhi adalah bagaimana menyiapkan kualifikasi dan kompetensi guru yang berkualitas. Pasalnya, di era revolusi industri 4.0 profesi guru semakin kompetitif.