Strategi Perencanaan Pengembangan Kompetensi Pegawai
Apa Kompetensi ASN? Kompetensi ASN adalah deskripsi pengetahuan, keterampilan dan perilakuyang diperlukan seorang Aparatur Sipil Negara dalam melaksanakan tugas jabatannya. Kompetensi berperan penuh dalam menjawab tantangan dan perubahan zaman yang dinamis. Kompetensi dapat berpengaruh dan berdampak buruk terhadap kinerja organisasi, apabila kompetensi yang dimiliki oleh ASN tidak dikembangkan. Adapun Kompetensi ASN menurut Permenpan 38 Tahun 2017, adalah: • Kompetensi Teknis adalah pengetahuan, keterampilan,dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur dan dikembangkan yang spesifik berkaitan dengan bidang teknis jabatan. • Kompetensi Manajerial adalah pengetahuan,keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati,diukur, dikembangkan untuk memimpin dan/ataumengelola unit organisasi. • Kompetensi Sosial Kultural adalah pengetahuan,keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati,diukur, dan dikembangkan terkait dengan pengalaman berinteraksi dengan masyarakat majemuk dalam hal agama, suku dan budaya, perilaku, wawasan kebangsaan, etika, nilai-nilai, moral, emosi dan prinsip,yang harus dipenuhi oleh setiap pemegang Jabatan untuk memperoleh hasil kerja sesuai denganperan,fungsi dan Jabatan. Pengembangan Kompetensi ASN? Pengembangan kompetensi ASN pada dasarnya bertujuan untuk mewujudkan profesionalitas ASN dengan mempertimbangan kebutuhan individu pegawai dan kebutuhan umum organisasi dengan sistem perencanaan yang rasional, holistik (terintegrasi), terarah, efektif dan efisien. Oleh karena itu, sangatlah penting apabila upaya pengembangan ASN direncanakan dan disusun melalui suatu program. Agar pengembangan kompetensi ASN sesuai dengan kebutuhan dan dinamika perubahan, maka perlu dilakukan identifikasi pengembangan kompetensi ASN. Dengan melakukan identifikasi Pengembangan Kompetensi ASN terhadap masing-masing individu, pengembangan kompetensi dapat dijalankan secara lebih optimal guna meningkatkan kinerja organisasi. Strategi Perencenaan Pengembangan Kompetensi ASN dengan TNA (Training Needs Analysis) Training Needs Analysis atau Analisis Kebutuhan Diklat merupakan proses kegiatan yang bertujuan untuk menemukan adanya kesenjangan kompetensi (pengetahuan, sikap dan ketrampilan) seorang pegawai yang dapat ditingkatkan melalui diklat. Training Need Analysis (TNA) merupakan langkah awal yang sangat penting dalam penyusunan program diklat. Selain itu, dari TNA juga dapat mengidentifikasi kebutuhan pengembangan kompetensi pegawai yang tidak hanya didapatkan dari diklat. Analisis kebutuhan Diklat memiliki kaitan erat dengan perencanaan Diklat. Perencanaan yang paling baik dimulai dengan identifikasi kebutuhan. Kebutuhan pendidikan dan pelatihan dapat dilihat dengan membandingkan antara tingkat pengetahuan dan kemampuan yang diharapkan dengan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh pegawai. Manfaat TNA (Training Need Analysis) bagi Organisasi 1. Memastikan bahwa pelatihan memang merupakan salah satu solusi untuk memperbaiki atau meningkatkan kinerja dan produktivitas organisasi. 2. Memastikan bahwa para pegawai yang mengikuti pelatihan benar-benar orang-orang yang tepat. 3. Memastikan bahwa pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan selama pelatihan benar-benar sesuai dengan elemen-elemen kerja yang dituntut dalam suatu jabatan tertentu. 4. Mengidentifikasi bahwa jenis pelatihan dan metode yang dipilih sesuai dengan tema atau materi pelatihan. 5. Memastikan bahwa penurunan kinerja atau pun masalah yang ada adalah disebabkan karena kurangnya pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap kerja, bukan oleh alasan-alasan lain yang tidak bisa diselesaikan melalui pelatihan. 6. Memperhitungkan biaya dalam melaksanakan pelatihan, mengingat bahwa sebuah pelatihan pasti membutuhkan sejumlah anggaran.
“Mewujudkan perencanaan pengembangan kompetensi pegawai yang efektif dan efisien dalam setiap organisasi pemerintah harus dimulai dengan meng-identifikasi kebutuhan pelatihan pegawai secara tepat sasaran dan tepat guna”.
Dedylukman (talk) 15:12, 12 October 2022 (WIB)