Desain Ibu Kota Negara Baru Dengan Konsep Smart City
Sejak Presiden Joko Widodo mengumumkan pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke pulau Kalimantan telah mendapatkan respon yang beragam dari berbagai kalangan. Hal ini berkaitan dengan pertanyaan seputar kesiapan Indonesia untuk memindahkan pusat pemerintahan dari DKI Jakarta ke Penajam Paser Utara rencana lokasi IKN yang baru. Pertanyaan tersebut tidak beralasan, karena jika dibandingkan kondisi saat ini antara DKI Jakarta dan kota-kota besar di pulau Kalimantan seperti Balikpapan, Pontianak, Samarinda, dan Banjarmasin masih terdapat kesenjangan yang cukup besar pada bidang infrastruktur, ekonomi, sumber daya manusia, dan mobilitas. Ditambah lagi, rencana IKN yang baru ini akan dibangun dengan konsep smart city. Bagaimanakah gambaran IKN baru dengan konsep smart city akan dibangun?
Konsep Smart City[edit | edit source]
Dalam beberapa tahun terakhir, perencanaan pembangunan kita lebih banyak memberikan perhatian khusus kepada aspek lingkungan yang berkelanjutan. Bila sebelumnya konsep tersebut lebih fokus pada pembangunan fisik, dimensi ekonomi dan sosial, maka saat ini trennya telah bergeser pada upaya menjaga keberlanjutan lingkungan yang mulai tergerus dengan laju pembangunan pada kota-kota besar. Salah satu konsep yang sejalan dengan keberlanjutan lingkungan dalam perencanaan pembangunan adalah konsep smart city.
Smart city merupakan sebuah konsep kota cerdas yang dapat membantu masyarakat mengelola sumber daya yang ada dengan efisien dan memberikan informasi yang tepat kepada masyarakat atau lembaga dalam melakukan kegiatannya ataupun mengantisipasi kejadian yang tak terduga sebelumnya (Situmorang, 2017:175). Selain itu, menurut Muliarto dalam Sukmatama, Ashadi dan Prayogi (2019:1), smart city adalah konsep perencanaan kota dengan memanfaatkan perkembangan teknologi yang akan membuat hidup yang lebih mudah dan sehat dengan tingkat efisiensi dan efektivitas yang tinggi.
Konsep mengenai smart city ini lebih lanjut lebih lanjut digambar oleh Situmorang (2017: 177) yang menyebutkan spesifikasi smart city sebagai berikut:
- Pemerintahan Pintar (Smart Government)
- Ekonomi Pintar (Smart Economy)
- Mobilitas Pintar (Smart Mobility)
- Masyarakat Pintar (Smart People)
- Lingkungan Pintar (Smart Environment)
- Hidup Pintar (Smart Living)
Desain IKN Baru dengan Konsep Smart City[edit | edit source]
Meskipun menuai berbagai respon yang beragam dari berbagai kalangan, baik respon positif maupun respon negatif, namun momen pemindahan IKN ke lokasi yang baru merupakan momentum yang baik bagi Indonesia untuk mewujudkan IKN dengan konsep smart city. Hal ini dikarenakan untuk mewujudkan IKN dengan konsep smart city di DKI Jakarta sebagai lokasi IKN saat ini bisa dikatakan mustahil. Kondisi DKI Jakarta saat ini dengan kemajuan pembangunan infrastruktur, ekonomi, dan sumber daya manusia belum mampu menjadikan DKI Jakarta sebagai smart city karena belum memenuhi spesifikasi smart city lainnya yakni pemerintahan pintar (smart government), lingkungan pintar (smart environtment) dan hidup pintar (smart living). Lantas, bagaimanakah perencanaan IKN Baru yang ideal dengan konsep smart city? Untuk mewujudkan IKN baru dengan konsep smart city tersebut, maka pemerintah harus mendesain perencanaan IKN dengan menerapkan spesifikasi konsep smart city yang digambarkan sebagai berikut:
Pemerintahan Pintar (Smart Government)[edit | edit source]
Pemerintah sebagai pengambil kebijakan menjadi salah satu indikator dalam mewujudkan smart city yakni pemerintahan yang pintah (smart government). Smart government ini mencakup area pemerintahan yang berupa transparasi data-data, kemudahan akses ke situs pemerintahan, penyediaan fasilitas online dalam pelayanannya, kebijakan pemerintahan yang pro terhadap keberlangsungan lingkungan, dan penataan kota yang layak untuk masyarakat. Penerapan nyata dari smart government ini dapat diwujudkan dengan membangun sebuah pusat komando (command center) yang mengorganisir semua public and social service. Selain itu, integrasi data masyarakat dengan kemudahan akses dengan pembangunan data center. Selain itu, pemerintah dapat membangun sebuah gedung sebagai pusat edukasi dan galeri diharapkan kedepannya dapat meningkatkan kepedulian warga terhadap kotanya dan juga dapat meningkatkan salah satu indikator dalam smart city yaitu participation in decision making.
Ekonomi Pintar (Smart Economy)[edit | edit source]
Smart economy dalam konsep smart city diharapkan mampu membantu pertumbuhan ekonomi baik di dalam kawasan maupun di luar kawasan. Konsep smart economy mencakup inovasi dan persaingan yang memiliki gagasan yang baik dalam persaingan bisnis. Penerapan lain dari konsep ini berupa penggunaan uang elektronik, digitalisasi layanan perbankan, kemudahan layanan berbelanja online, tumbuhnya perusahaan startup digital. Bentuk penerapan lainnya dari konsep smart economy yakni pembuatan zona khusus untuk e-commerce dan zona khusus kantor sewa startup dan zona khusus kantor sewa co-working space.
Mobilitas Pintar (Smart Mobility)[edit | edit source]
Smart mobility dalam konsep smart city termasuk pada sarana transportasi dan pembangunan infrastruktur. Penerapan smart mobilty dapat diwujudkan dengan menciptakan kemudahan dam mobilitas melalui pembangunan infrastruktur yang yang mendukung sistem transportasi massal. Selain itu, wujud dari penerapan smart mobility dengan menekan jumlah penggunaan transportasi pribadi dengan memaksimalkan penggunaan transportasi massal. Salah satu jenis transportasi massal yang dapat digunakan dengan konsep smart city yakni trem dengan daya angkut yang lebih banyak dan penggunaan energi yang ramah lingkungan dengan tidak menimbulkan polusi. Untuk mendukung penggunaan transportasi trem, penyewaan sepeda terpadu juga perlu disediakan pada lokasi strategis di dalam kawasan.
Masyarakat Pintar (Smart People)[edit | edit source]
Smart people merupakan aspek utama dalam mewujudkan smart city dikarenakan tanpa adanya manusia yang cerdas maka konsep smart city akan sulit untuk direalisasikan. Smart people ini mencakup akses manusia ke internet, jaringan yang memadai, fleksibilitas yang tinggi, partisipasi publik yang tinggi dan kreatif, menurunnya tingkat kejahatan serta tingkat kepedulian yang tinggi terhadap fasilitas publik. Penerapan lain dari smart people adalah dengan membangun galeri pertunjukan, pembuatan zona khusus untuk pendidikan dan perpustakaan pusat.
Lingkungan Pintar (Smart Environment)[edit | edit source]
Smart environment berarti lingkungan pintar dalam konsep smart city yang mencakup kenyamanan dan keamanan serta memuat unsur keindahan atau estetika tidak hanya fungsionalitas saja. Smart environment juga harus digambarkan dengan kondisi lingkungan yang bersih dan tertata dengan baik. Penerapan smart environment dalam mewujudkan konsep smart city termasuk dalam aspek sustainable resource management, sehingga pada konsep smart city menggunakan sumber daya alam yang terbarukan dengan mengurangi penggunaan energi fosil yang juga termasuk dalam aspek pollution and environment protection.
Hidup Pintar (Smart Living)[edit | edit source]
Smart living juga berarti bahwa manusia yang memiliki kualitas hidup yang terukur yang tercipta dengan kondisi kehidupan yang dinamis untuk selalu memperbaiki diri. Smart living dalam konsep smart city juga mencakup aspek budaya sebagai hasil pendidikan smart living. Untuk menerapkan smart living dalam konsep smart city juga dalam dilakukan dengan penataan taman dan ruang hijau terbuka, pembuatan danau buatan, fasilitas ibadah, galeri seni dan museum. Penerapan lain dari smart living yakni penerapan aspek housing quality di mana kualitas sebuah rumah menjadi penunjang perkembangan smart people. Hunian pintar dapat diwujudkan dengan pemanfaatan teknologi maupun prinsip arsitektur hijau.
Referensi:
Situmorang, Charles. 2017. “Pendekatan Lingkungan dan Lansekap Smart City” dalam Prosiding Nasional Inovasi Teknologi, Jakarta, Mei 17. 175-182.
Sukmatama, Wahyu Putra et.al. 2019. “Penerapan Konsep Smart City pada Desain Kawasan di Cibubur. Jurnal Arsitektut Purwarupa, Vol.3, No.1. 1-6.