Pengembangan Kompetensi Mitra Gojek

From ASN Encyclopedia, platform crowdsourcing mengenai ASN
Revision as of 14:24, 30 March 2021 by Wani Arifah (talk | contribs) (drafts7)
Jump to navigation Jump to search
Sektor  jasa memiliki  kontribusi  yang cukup  dominan  pada kegiatan  perekonomian nasional. Saat ini banyak perusahaan baik skala besar maupun kecil yang beradu memberikan pelayanan  (jasa)  yang terbaik  kepada  konsumen. Menurut  Setyawan  (2012:25), jasa  atau pelayanan  adalah keterampilan  atau  bantuan kepada  pihak  lain untuk  menghasilkan  sesuatu tak berwujud (intangible), namun dapat dinikmati. Pada praktiknya, jasa bisa dilihat dari dua sudut pandang yang berbeda, yaitu jasa dipandang sebagai ‘produk’ utama  dan jasa  sebagai ‘layanan’ pendukung suatu produk. Terlepas dari sudut pandang tersebut, jasa tidak bisa lepas dari  peran  Sumber Daya  Manusia  (SDM). Perkembangan  teknologi  secanggih apapun  tidak akan bisa melepaskan fungsi SDM dalam konteks jasa. Ulasan ini membahas terkait perusahaan ojek online khususnya Gojek dalam pengembangan kompetensi mitranya.

Apa itu Gojek?

PT. GOJEK  Indonesia  atau lebih  dikenal  dengan GOJEK  merupakan  perusahaan yang  sedang berkembang  dan  sedang tren  di  Indonesia saat  ini.  Perusahaan yang  bergerak dibidang jasa ini terhitung baru di Indonesia dan mampu menggebrak dunia jasa transportasi. GOJEK  merupakan perusahaan  sosial yang  bermitra  dengan sekelompok  tukang  ojek yang berpengalaman  dan  dapat dipercaya  untuk  memberikan layanan  kemudahan one  stop shop untuk  Indonesia.  Layanannya saat  ini  tersedia di  Jakarta,  Bali, Bandung.  Surabaya  dan Makasar, dll. Layanan yang disediakan GOJEK meliputi transportasi (GORIDE), Courier (GOSEND), pembelian makanan (GOFOOD), dan belanja apapun jenisnya (GOMART).

Diketahui Bahwa Keberadaan Ojek Online Mampu Tingkatkan Ekonomi Masyarakat

Dikutip dari, Liputan6.com, Jakarta - Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) mengungkapkan, para mitra yang berada dalam ekosistem ojek online seperti Gojek mengakui adanya manfaat di luar keuntungan ekonomi yang bisa diperoleh. Para mitra melihat kehidupan sehari-seharinya lebih baik dengan bergabung dengan ojek online. Adapun mitra Gojek antara lain mitra driver dan mitra merchant (selanjutnya disebut mitra UMKM).

Berdasarkan hasil riset Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI), bisa dilihat bahwa:

Perekonomian Nasional & Masyarakat

·     GO-JEK berkontribusi Rp 8,2 triliun per tahun ke dalam perekonomian Indonesia melalui penghasilan Mitra Pengemudi.

·     GO-JEK berkontribusi Rp 1,7 triliun per tahun ke dalam perekonomian Indonesia melalui penghasilan Mitra UMKM.

·     Masyarakat merasakan manfaat jasa layanan GO-JEK.

Mitra Pengemudi

·     GO-JEK mengurangi tekanan pengangguran dengan memperluas kesempatan kerja.

·     GO-JEK meningkatkan penghasilan dan pengeluaran Mitra Pengemudi dan kesejahteraan keluarga.

·     Kualitas hidup Mitra Pengemudi meningkat.

Mitra UMKM

·     GO-JEK mendukung UMKM go online.

·     GO-JEK meningkatkan volume transaksi Mitra UMKM.

·     GO-JEK membuka akses pasar, mendorong penggunaan teknologi dan meningkatkan aset usaha.


Kesuksesan GOJEK dalam meberikan fasilitas jasa di bidang transportasi tentu tidak akan  terjadi  tanpa adanya  campur  tangan sumber  daya  manusia yang mumpuni,  khususnya driver yang  berhubungan langsung  dengan  konsumen. Agar   mampu  menjaga   kualitas pelayanan   GOJEK  kepada   konsumen,   tentu perusahaan  harus memberikan training yang terbaik  bagi driver sehingga  ketika terjun  di lapangan, para driver tersebut sudah siap memberikan pelayanan terbaiknya. Proses training menjadi   proses   yang  penting   karena   proses  tersebut   merupakan   waktunya  perusahaan menyiapkan driver-driver terbaiknya.


Secara  garis besar training yang diberikan  kepada driver terdiri  dari  dua tahapan, yaitu training SOP dan Deffensive  Riding  Training. Pertama, training SOP  di lakukan  di sebuah  ruangan yang  cukup  besar dengan  jumlah  peserta training kurang  lebih 100  orang. Metode  yang digunakan  berupa  ceramah atau  pemberian  materi dari trainer. Di  dalam training SOP  terdapat beberapa  materi yang  dijelaskan  yaitu training mengenai  GOJEK, training android, training rekening ponsel, dan cara membawa barang yang baik.

Training tahap  dua ialah training terkait cara  berkendara  yang disebut defensive riding training yang  bekerja  sama dengan  Rivat  Driving Labs  (RDL). RDL   sendiri  merupakan   perusahaan   yang  memiliki kompetensi di bidang safety riding.

Training ini merupakan  investasi  yang dilakukan  oleh  PT. GOJEK  Indonesia  dalam rangka memberikan  layanan  terbaik dan  teraman  bagi para  konsumennya. Defensive  Riding Training diikuti  kurang lebih  200 driver dan  memerlukan waktu  dari  pagi hingga  sore  hari. Adapun materi  yang  diberikan ialah  tata  cara berkendara  yang dikombinasikan  dengan bagaimana  cara mengantisipasi  kejadian  yang mungkin  saja  menimpa ketika  berada di jalanan.  Metode training yang  digunakan berupa  pemberian  materi di  awal  dan dilanjutkan dengan praktek atau simulasi.

Wani Arifah (talk) 14:14, 30 March 2021 (WIB)