Microlearning
Di jaman serba instan dewasa ini ada kecenderungan orang untuk menulis dan membaca tulisan pendek. Ada kemungkinan hal ini dipengaruhi oleh kebiasaan menulis dan membaca SMS dan postingan di media sosial. Kalimat dan kata-katapun cenderung disingkat. Bahkan tidak jarang kita mendapatkan pesan yang isinya hanya emoji dan simbol-simbol. Seni visual juga ikut terdampak dengan semakin populernya film pendek. Intinya kecenderungan manusia jaman sekarang ingin mendapatkan informasi langsung ke intinya tanpa embel-embel. Budaya baru ini rupanya meluas lebih jauh sehingga tidak hanya kita temui di percakapan informal di media sosial. Pada proses pembelajaran dalam rangka pengembangan kompetensi pegawai, microlearning mengemuka dan perlahan tapi pasti akan masuk ke rana mainstream pengembangan kompetensi.
Apa itu microlearning?
Microlearning adalah .......
Apa keunggulan Microlearning?
Meskipun microlearning tidak untuk menggantikan model pelatihan standar yang ada, namun ia memiliki kelebihan seperti yang patut diperhitungkan. Karena kecenderungan dan kebiasaan orang masa kini mengkonsumsi informasi yang pendek dan ringkas maka microlearning merupakan bentuk pelatihan yang sangat sesuai. Microlearning menjamin engagement peserta dan retensi pengetahuan [1]. Keunggulan lainnya adalah durasinya pendek, murah penyelenggaraannya, dan lebih mudah dibangun.
Secara lebih lengkap Andriotis [1] mengemukakan berbagai keunggulan Microlearning berikut ini.
1. Pengembangannya lebih cepat
Karena bentuknya pendek maka tidak memerlukan waktu banyak untuk membangunnya dan segera siap dikonsumsi oleh target peserta. Hal ini sangat sesuai ketika perubahan terjadi dengan cepat dan pengetahuan pegawai perlu di upgrade dengan cepat.
2. Lebih murah
Microlearning sangat murah untuk diproduksi. Jumlah orang yang harus terlibat sangat sedikit. Bahkan tidak diperlukan tools khusus untuk membuat bahan pembelajaran. LMS yang dipergunakanpun adalah yang sudah dipergunakan untuk pelatihan reguler.
3. Fleksibel
Microlearning dapat memuat materi yang sangat spesifik, tetapi juga bisa yang sangat luas untuk tujuan preview.
4. Lebih menarik minat belajar
Microtraining tidak terlalu jauh berbeda dengan penggunaan media sosial yang sudah tidak diragukan daya tariknya.
5. Meningkatkan retensi pengetahuan
Menurut kajian microlearning , jika anda mempelajari sesuatu secara berulang dan mengulanginya lagi ketika sudah hampir lupa maka akan lebih tertanam dalam memori. Bahan microlearning sangat gampang untuk dibuka berkali-kali karena ukurannya kecil.
6. Memberikan lebih banyak kebebasan kepada peserta
Microlearning memungkinkan peserta menikmati pembelajaran kapanpun dan dimanapun mereka punya kesempatan.Bahkan materinya sangat gampang diunduh untuk dipelajari secara offline.
Apa kelemahan Microlearning?
Microlearning tentu tidak lepas dari kelemahan. Adriotis [1] menyebutkan 2 kelemahan.
1. Tidak cocok untuk konsep yang rumit
Sesuai namanya, kekuatan utama Microlearning adalah pada penyampaian informasi dan pengetahuan spesifik. Namun demikian bukan berarti microlearning tidak dapat mengakomodasi topik yang kompleks sama sekali. Kelemahan ini bisa diatasi dengan melakukan dekonstruksi sebuah konsep rumit menjadi serangkaian microlearning yang saling terkait.
2. Tidak cocok untuk pelatihan yang sifatnya mendalam
Untuk pelatihan yang membutuhkan proses pembelajaran secara mendalam maka microlearning bukan pilihan yang tepat.
Bagaimana relevansi microlearning dengan Pengembangan Kompetensi ASN?
Profesi ASN yang kini telah dirambah oleh generasi millennial tentu sangat relevan untuk dijadikan alat pengembangan kompetensi. Beberapa bukti ...........
Referensi
- ↑ 1.0 1.1 1.2 N. Andriotis, The Sun, (eLearning Industry, 2018), https://elearningindustry.com/what-is-microlearning-benefits-best-practices.