Menerima tantangan: Keterpaksaan atau pilihan?

From ASN Encyclopedia, platform crowdsourcing mengenai ASN
Revision as of 14:45, 2 February 2021 by Muhammadfirdaus290 (talk | contribs)
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Jump to navigation Jump to search

Pasti anda bertanya, mengapa kita harus repot-repot berinovasi padahal kita sudah punya tugas pokok yang berat. Benar, kita semua punya tugas pokok yang sudah memenuhi ruang waktu, batas stamina dan volume berikir kita. Lantas mengapa masih harus mencari beban tambahan, padahal bukan merupakan kewajiban?

Setiap kita memiliki kapasitas ektra yang tersembunyi dan hanya sesekali dikerahkan ketika menghadapi situasi sulit. Dalam zona nyaman kapasitas ekstra ini seolah tidak ada. Tugas pokok rutin yang kita lakoni terasa sudah sangat pas dengan kemampuan yang kita dimiliki, bahkan mungkin terasa melebihi. Inilah yang cenderung membuat kita malas berinisiatif mencarinya. Zona nyaman begitu nikmat, tetapi tidak akan membuat kita hebat.

Berinovasi pada prinsipnya memberi beban ekstra pada kapasitas normal kita. Ibarat orang yang jarang berolah raga atau bekerja fisik, begitu mulai membebani otot segera terasa pegal. Rasa pegal ini sebenarnya pertanda baik bahwa tubuh kita siap beradaptasi. Jika diteruskan maka lama kelamaan rasa pegal akan hilang berganti dengan rasa bugar dan beban yang tadinya dianggap ekstra menjadi enteng dan menjadi bagian dari kapasitas normal kita. Pertanyaannya, mampukan kita konsisten dan tidak lari menghindar begitu tantangan dari berinovasi mulai terasa atau bahkan terbayang? Orang yang ingin maju tidak akan menghindar dari tantangan, dari menanggung beban ekstra.

Jika kita rutin mengubah kapasitas ekstra itu menjadi bagian dari kapasitas normal, maka kapasitas ekstra kita akan segera  tergantikan dengan cadangan kemampuan yang baru, yang lebih tinggi lagi. Jika kita konsisten menjadikan tantangan sebagai bagian dari kebiasaan maka kemampuan akan mengalir bagaikan mata air dari kapasitas cadangan ke kapasitas normal.

Mari hayati pernyataan petinju legendaris Muhammad Ali, "I don't count my sit-ups; I only start counting when it starts hurting because they’re the only ones that count." Bagi orang sekaliber dia di bidangnya, hitungan sit-up awal yang enteng tidak ada nilainya. Justru berapa banyak lagi sit-up yang masih mampu dia lakukan sejak mulai terasa sakit itulah yang dia jadikan ukuran kemampuannya.

Presiden Kennedy dikutip mengatakan "We choose to go to the moon in this decade and do the other things, not because they are easy, but because they are hard,..." Untuk orang yang berpikiran maju, menerima tantangan bukan keterpaksaan tetapi pilihan.

Ikhlaskah kita menerima tantangan?

Muhammad Firdaus (talk) 10:01, 23 January 2021 (WIB)