Pedoman Penggunaan

Pengantar

Wiki adalah plesetan dari kata Quickie yang juga merupakan plesetan dari kata bahasa inggris Quick. Sudah menjadi tradisi dalam dunia digital dan online orang menulis dengan singkat dan padat, bahkan sering dengan hanya menggunakan simbol dan emoji. Ini semua untuk memungkinkan orang menulis dan menyampaikan pesan dan idenya secara cepat. Dari kebiasaan itulah muncul banyak aplikasi yang memfasilitasi orang untuk menulis cepat. Rata-rata postingan di media sosial dan messenger bentuknya singkat dan padat serta dibumbuhi dengan emoji. Namun sebelum media sosial lahir dan populer, aplikasi bergaya Wiki telah lahir duluan untuk mengakomodasi kebiasaan baru menulis singkat.

Dewasa ini telah lahir berbagai bentuk aplikasi Wiki, dan Wikipedia adalah salah satu yang paling populer yang merupakan platform penulisan artikel yang menganut pendekatan crowdsourcing secara global. Meskipun berkonotasi penuliasan pendek sbagaimana makna asal dari kata wiki, namun dalam kenyataannya artikel yang ada di Wikipedia banyak yang panjang, terkoneksi dengan banyak artikel lainnya baik internal maupun eksternal, dan menggunakan bahasa formal atau bahkan ilmiah.

Yang paling menarik dari Wikipedia ini adalah terbukanya peluang untuk bergotong royong dalam menulis artikel. Artikel yang diinisiasi oleh seseorang dapat terus menerus diupdate oleh dirinya maupun oleh orang lain secara global. Revisi yang terjadi dari waktu ke waktu terekam sehingga berbagai versi artikel bisa dipelajari kredibilitasnya.

Tentu menjadi pertanyaan bagaimana menjamin kualitas tulisan yang siapaun bisa “mengutak-atik”. Sepintas ini memang seperti masalah, namun dalam kenyataannya telah lahir banyak artikel berkualitas secara kolaboratif berskala global. Terdapat beberapa mekanisme untuk menjaga kualitas dan akurasi tulisan.

Pertama, setiap versi memliki summary yang menjelaskan apa yang berubah, ditambah atau dikurangi dari versi seelumnya.

Kedua, Setiap halaman didampingi oleh ruang diskusi dimana kontributor dapat secara dewasa berdiskusi, bertanya dan memberi masukan terhadap sebuah artikel atau tulisan.

Ketiga, Setiap kontibutor tentu berkeinginan membangun reputasi sehingga secara logika tidak akan mengubah sebuah tulisan secara brutal. Sistem akan merekam siapa yang melakukan.

Keempat, penulis bisa memilih membuka atau memproteksi agar hanya dia yang bisa mengedit tulisannya sendiri. Kontributor lain hanya dapat memberikan masukan melalui ruang diskusi khusus yang terkait dengan artiel tersebut. Namun karena ini adalah upaya menulis secara kolaboratif, maka cara ini tidak sepenuhnya sejalan dengan prinsip kegotongroyongan tersebut.

Keempat, Namun pada akhirnya spirit kolaborasi inilah yang menjadi benteng moral bagi setiap kontributor untuk melahirkan tulisan yang berkualitas.