Revolusi Industri 4.0: Peluang Peningkatan Kualitas Hidup Manusia
European Parliamentary Research Service Prasetyo dan Sutopo (2018:17) menyampaikan bahwa revolusi industri terjadi empat kali. Revolusi industri pertama terjadi di Inggris pada tahun 1784 di mana penemuan mesin uap dan mekanisasi mulai menggantikan pekerjaan manusia. Revolusi yang kedua terjadi pada akhir abad ke-19 di mana mesin-mesin produksi yang ditenagai oleh listrik digunakan untuk kegiatan produksi secara masal. Penggunaan teknologi komputer untuk otomasi manufaktur mulai tahun 1970 menjadi tanda revolusi industri ketiga. Saat ini, perkembangan yang pesat dari teknologi sensor, interkoneksi, dan analisis data memunculkan gagasan untuk mengintegrasikan seluruh teknologi tersebut ke dalam berbagai bidang industri. Gagasan inilah yang diprediksi akan menjadi revolusi industri yang berikutnya. Angka empat pada istilah Industri 4.0 merujuk pada revolusi yang ke empat. Revolusi 4.0 dimulai dengan di Abad 21 dengan ditandai oleh Cyber Physical System, Internet of Things Connection. Dengan ditemukaanya Internet menjadi dasar terbukanya gerbang revolusi industri 4.0. Semua diawali dari revolusi internet yang bukan hanya sebagai mesin pencari, namun lebih dari itu semua berhubungan dengan cerdas. Tegnology Internet of Things dimana memanfaatkan internet untuk membuat sistem dapat membagikan informasih yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan tindakan ayang memerlukan analisa cerdas. Muchran dan Haryanto (2019:10) Ibrahim et.al (2019:45) Revolusi industri 4.0 merupakan fenomena yang mengkolaborasikan teknologi cyber dan teknologi otomatisasi yang semua digital. Konsep penerapannya berpusat pada konsep otomatisasi yang dilakukan oleh teknologi tanpa memerlukan tenaga kerja manusia dalam proses pengaplikasiannya. Tujuan akhir tentunya menambah nilai efisiensi pada suatu lingkungan kerja di mana manajemen waktu dianggap sebagai sesuatu yang vital dan sangat dibutuhkan oleh para pemain industri. Selain itu, manajemen waktu yang baik secara eksponensial akan berdampak pada kualitas tenaga kerja dan biaya produksi.
Dalam laman kominfo istilah Industry 4.0 pertama kali digemakan pada Hannover Fair, 4-8 April 2011, istilah ini digunakan oleh pemerintah Jerman untuk memajukan industri tingkat selanjutnya dengan bantuan tegnologi. Ibrahim et.al (2019:45) Revolusi industri 4.0 merupakan fenomena yang mengkolaborasikan teknologi cyber dan teknologi otomatisasi yang semua digital. Konsep penerapannya berpusat pada konsep otomatisasi yang dilakukan oleh teknologi tanpa memerlukan tenaga kerja manusia dalam proses pengaplikasiannya. Tujuan akhir tentunya menambah nilai efisiensi pada suatu lingkungan kerja di mana manajemen waktu dianggap sebagai sesuatu yang vital dan sangat dibutuhkan oleh para pemain industri. Selain itu, manajemen waktu yang baik secara eksponensial akan berdampak pada kualitas tenaga kerja dan biaya produksi.
dalam menghadapi revolusi 4.0 perlunya adanya pelaksanaan