Pengembangan Kompetensi Mitra Gojek
Sektor jasa memiliki kontribusi yang cukup dominan pada kegiatan perekonomian nasional. Saat ini banyak perusahaan baik skala besar maupun kecil yang beradu memberikan pelayanan (jasa) yang terbaik kepada konsumen. Menurut Setyawan (2012:25), jasa atau pelayanan adalah keterampilan atau bantuan kepada pihak lain untuk menghasilkan sesuatu tak berwujud (intangible), namun dapat dinikmati. Pada praktiknya, jasa bisa dilihat dari dua sudut pandang yang berbeda, yaitu jasa dipandang sebagai ‘produk’ utama dan jasa sebagai ‘layanan’ pendukung suatu produk. Terlepas dari sudut pandang tersebut, jasa tidak bisa lepas dari peran Sumber Daya Manusia (SDM). Perkembangan teknologi secanggih apapun tidak akan bisa melepaskan fungsi SDM dalam konteks jasa. Ulasan ini membahas terkait perusahaan ojek online khususnya Gojek dalam perencanaan pengembangan kompetensi mitranya.
Apa itu Gojek?
PT. GOJEK Indonesia atau lebih dikenal dengan GOJEK merupakan perusahaan yang sedang berkembang dan sedang tren di Indonesia saat ini. Perusahaan yang bergerak dibidang jasa ini terhitung baru di Indonesia dan mampu menggebrak dunia jasa transportasi. GOJEK merupakan perusahaan sosial yang bermitra dengan sekelompok tukang ojek yang berpengalaman dan dapat dipercaya untuk memberikan layanan kemudahan one stop shop untuk Indonesia. Layanannya saat ini tersedia di Jakarta, Bali, Bandung. Surabaya dan Makasar, dll. Layanan yang disediakan GOJEK meliputi transportasi (GORIDE), Courier (GOSEND), pembelian makanan (GOFOOD), dan belanja apapun jenisnya (GOMART).
Diketahui Bahwa Keberadaan Ojek Online Mampu Tingkatkan Ekonomi Masyarakat
Dikutip dari, Liputan6.com, Jakarta - Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) mengungkapkan, para mitra yang berada dalam ekosistem ojek online seperti Gojek mengakui adanya manfaat di luar keuntungan ekonomi yang bisa diperoleh. Para mitra melihat kehidupan sehari-seharinya lebih baik dengan bergabung dengan ojek online. Adapun mitra Gojek antara lain mitra driver dan mitra merchant (selanjutnya disebut mitra UMKM).
Berdasarkan hasil riset Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI), bisa dilihat bahwa:
Perekonomian Nasional & Masyarakat
· GO-JEK berkontribusi Rp 8,2 triliun per tahun ke dalam perekonomian Indonesia melalui penghasilan Mitra Pengemudi.
· GO-JEK berkontribusi Rp 1,7 triliun per tahun ke dalam perekonomian Indonesia melalui penghasilan Mitra UMKM.
· Masyarakat merasakan manfaat jasa layanan GO-JEK.
Mitra Pengemudi
· GO-JEK mengurangi tekanan pengangguran dengan memperluas kesempatan kerja.
· GO-JEK meningkatkan penghasilan dan pengeluaran Mitra Pengemudi dan kesejahteraan keluarga.
· Kualitas hidup Mitra Pengemudi meningkat.
Mitra UMKM
· GO-JEK mendukung UMKM go online.
· GO-JEK meningkatkan volume transaksi Mitra UMKM.
· GO-JEK membuka akses pasar, mendorong penggunaan teknologi dan meningkatkan aset usaha.
Kesuksesan GOJEK dalam meberikan fasilitas jasa di bidang transportasi tentu tidak akan terjadi tanpa adanya campur tangan sumber daya manusia yang mumpuni, khususnya driver yang berhubungan langsung dengan konsumen. Agar mampu menjaga kualitas pelayanan GOJEK kepada konsumen, tentu perusahaan harus memberikan training yang terbaik bagi driver sehingga ketika terjun di lapangan, para driver tersebut sudah siap memberikan pelayanan terbaiknya. Proses training menjadi proses yang penting karena proses tersebut merupakan waktunya perusahaan menyiapkan driver-driver terbaiknya.
Secara garis besar training yang diberikan kepada driver terdiri dari dua tahapan, yaitu training SOP dan Deffensive Riding Training. Pertama, training SOP di lakukan di sebuah ruangan yang cukup besar dengan jumlah peserta training kurang lebih 100 orang. Metode yang digunakan berupa ceramah atau pemberian materi dari trainer. Di dalam training SOP terdapat beberapa materi yang dijelaskan yaitu training mengenai GOJEK, training android, training rekening ponsel, dan cara membawa barang yang baik.
Training tahap dua ialah training terkait cara berkendara yang disebut defensive riding training yang bekerja sama dengan Rivat Driving Labs (RDL). RDL sendiri merupakan perusahaan yang memiliki kompetensi di bidang safety riding.
Training ini merupakan investasi yang dilakukan oleh PT. GOJEK Indonesia dalam rangka memberikan layanan terbaik dan teraman bagi para konsumennya. Defensive Riding Training diikuti kurang lebih 200 driver dan memerlukan waktu dari pagi hingga sore hari. Adapun materi yang diberikan ialah tata cara berkendara yang dikombinasikan dengan bagaimana cara mengantisipasi kejadian yang mungkin saja menimpa ketika berada di jalanan. Metode training yang digunakan berupa pemberian materi di awal dan dilanjutkan dengan praktek atau simulasi.