Kriteria SDM di Era Digital
Bagaimana kompetensi SDM di Era Digital?
Banyak yang mengganggap hard skill merupakan kemampuan dasar yang harus dipenuhi dalam bersaing, itu benar adanya ketika persaingan hanya dalam tataran operasional dan bersifat lokal, namun ketika sudah berada pada tataran management skill, tuntutan penguasaan dan keterampilan diri menjadi bergeser, bukan saja dapat mengatur dan memberikan petunjuk dan pemahaman. Namun pola hidup dan kepribadian juga menjadi panutan yang akan dicontoh orang disekitar kita, artinya tanggung jawab terhadap diri dan lingkungan sebagai Attitude dan personal manner sudah menjadi bagian hidup.
Selain daripada itu sumber daya manusia memiliki keahlian terpadu yang berasal dari daya pikir serta fisik yang dimiliki oleh setiap orang dan sifatnya masih memiliki hubungan yang erat seperti keturunan dan lingkungannya, sedangkan untuk prestasi kerjanya dimotivasi oleh sebuah keinginan dalam memenuhi keinginannya. Oleh karena itu meskipun pada zaman sekarang peraltan yang ada cukup canggih, tanpa adanya SDM berkualitas teknologi modern tidak akan berarti apa-apa. Sebab Daya pikir merupakan modal dasar dibawa sejak lahir sedangkan keahlian dapat diperoleh dari usaha (belajar dan pelatihan).
Setiap individu dituntut untuk mampu berdaptasi, yakni dengan mengembangkan kompetensinya. Hal ini berupa kompetensi teknis (hard skills) dan non teknis (soft-skills). Hard skills diperoleh melalui pendidikan vocation, pelatihan, dan program sertifikasi teknis. Namun, yang sering ketinggalan adalah pengembangan soft-skills yang sangat terbatas diajarkan dan dilatih. Soft-skills yang dibutuhkan dalam era digital antara lain adalah agility, self learning, leadership dan collaboration. Setiap individu dituntut untuk mampu beradaptasi dengan lingkungan yang memiliki latar belakang yang beragam, menjadi pembelajar terhadap hal-hal baru dan mampu menerapkan pengetahuan serta ketrampilannya dalam bekerjasama yang bersifat kolaboratif.
Kriteria ASN di Era Digital?
Di Era Revolusi Industri 4.0, ASN sebagai pelayan publik dituntut untuk bekerja lebih maksimal agar dapat memenuhi harapan masyarakat. Revolusi Industri 4.0 secara fundamental mengakibatkan berubahnya cara ASN berpikir atau mind set, cara ASN dalam menyikapi kemajuan jaman, dan cara ASN dalam berinteraksi satu dengan yang lainnya.
Untuk bisa beradaptasi dengan perubahan yang dibawa oleh revolusi industri 4.0, seorang pegawai tidak hanya dituntut memenuhi kompetensi teknis (hard – skills) akan tetapi juga harus memiliki kemampuan yang tidak akan bisa dilakukan oleh mesin. Soft skills adalah kunci.
10 Soft-skills yang harus dimiliki ASN di Era Digital
1. Complex problem solving; Kemampuan untuk berpikir jernih dan mendalam terhadap suatu masalah dengan melakukan identifikasi, menyeleksi informasi terkait masalah tersebut, menentukan opsi solusi lalu mengevaluasinya, dan melaksanakan opsi sebagai solusi dalam mengatasi masalah tersebut.
2. Critical thinking; Kemampuan berpikir kritis dan memberi feedback yang disertai alasan logis.
3. Creativity; Kemampuan untuk menemukan sesuatu yang unik dan original. Tidak harus benar-benar baru, namun bisa pula dengan mengembangkan apa yang sudah ada.
4. People management; Kemampuan untuk mengelola orang, termasuk kemampuan leadership (Kemampuan menjadi pemimpin salah satu fungsi manajemen untuk mempengaruhi, mengarahkan, memotivasi dan mengawasi orang lain untuk menyelesaikan tugas yang telah direncanakan demi mencapai tujuan perusahaan)
5. Coordinating with others; Kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain, baik di dalam maupun luar tim
6. Emotion intelligence; Kemampuan mengatur emosi. Dalam hal ini, termasuk pula kemampuan untuk mengidentifikasi, mengelola serta memanfaatkan emosi.
7. Judgment and decision making; Kemampuan untuk mengambil keputusan dalam kondisi apapun, termasuk ketika sedang berada di bawah tekanan.
8. Service orientation; Kemampuan untuk ‘melayani’, baik untuk perusahaan atau pelanggan tanpa mengharapkan penghargaan semata.
9. Negotiation; Kemampuan untuk melakukan negosiasi dalam aspek pekerjaan, walau sulit dilakukan.
10. Cognitive flexibility; Kemampuan untuk switch atau pengalihan dalam berpikir sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan.
11. communication, kemampuan untuk melakukan komunikasi dimana proses pengalihan ide dari satu sumber ke satu penerima atau lebih dengan tujuan agar tercapainya tujuan yang sama.
12. Critical Thinkhing, kemampuan Berpikir kritis merupakan proses berpikir intelektual di mana pemikir dengan sengaja menilai kualitas pemikirannya, pemikir menggunakan pemikiran yang reflektif, indepen- den, jernih dan rasional. Berpikir kritis mencakup ketrampilan menafsirkan dan menilai pengamatan, informasi, dan argumentasi.
13. Problem solving, Kemampuan dalam suatu proses mental dan intelektual dalam menemukan masalah. Kemudian memecahkan masalah.
14. Conflict Resolution, Kemampuan dalam mengatasi perbedaan tujuan dan pendapat untuk menemukan cara agar setiap orang dapat meneyelasikan masalah demi tercapainya tujuan bersama.
16. Time Management, Kemampuan tindakan atau proses perencanaan dan pelaksanaan pantauan sadar atas sejumlah waktu yang digunakan untuk aktivitas khusus, terutama untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan produktivitas. manajemen waktu dimana proses perencanaan dan pengelolaan terkait berapa banyak mengefisienkan waktu dalam bekerja, berkreasi semaksimal mungkin.
17 Management Skill, kemampuan untuk mengorganisir, memimpin, dan mengelola pekerjaan serta tim. Biasanya, kemampuan ini harus dimiliki oleh seorang manajer di dalam tim.
Dedylukman (talk) 12:57, 28 September 2022 (WIB)
sumber: https://www.topbusiness.id/53944/kompetensi-sdm-di-era-digital.html