Difference between revisions of "Berteman Dengan Bencana Alam"

From ASN Encyclopedia, platform crowdsourcing mengenai ASN
Jump to navigation Jump to search
Line 15: Line 15:
  
 
Pakar menyebut tren bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor dan banjir bandang yang terus meningkat tiap tahun disebabkan krisis iklim yang diperparah ulah manusia. Sederet bencana alam yang melanda Indonesia di awal tahun 2021 telah merenggut 213 korban jiwa dan menyebabkan hampir dua juta orang mengungsi, 12 ribu luka-luka, serta tujuh orang hilang. Rangkaian bencana ini menambah daftar panjang bencana alam yang terjadi di Indonesia, negara kepulauan yang dikelilingi oleh rangkaian gunung berapi. Merujuk data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sejak awal tahun 2021 hingga Selasa (09/02), tercatat 386 bencana terjadi di Indonesia yang didominasi oleh bencana banjir sebanyak 232 kejadian dan puting beliung serta tanah longsor masing-masing 73 dan 62 kejadian.
 
Pakar menyebut tren bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor dan banjir bandang yang terus meningkat tiap tahun disebabkan krisis iklim yang diperparah ulah manusia. Sederet bencana alam yang melanda Indonesia di awal tahun 2021 telah merenggut 213 korban jiwa dan menyebabkan hampir dua juta orang mengungsi, 12 ribu luka-luka, serta tujuh orang hilang. Rangkaian bencana ini menambah daftar panjang bencana alam yang terjadi di Indonesia, negara kepulauan yang dikelilingi oleh rangkaian gunung berapi. Merujuk data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sejak awal tahun 2021 hingga Selasa (09/02), tercatat 386 bencana terjadi di Indonesia yang didominasi oleh bencana banjir sebanyak 232 kejadian dan puting beliung serta tanah longsor masing-masing 73 dan 62 kejadian.
 +
 
[[User:Andi Mulyani|Andi Mulyani]]  
 
[[User:Andi Mulyani|Andi Mulyani]]  
 
([[User talk:Andi Mulyani|talk]]) 19:42, 25 February 2021 (WIB)
 
([[User talk:Andi Mulyani|talk]]) 19:42, 25 February 2021 (WIB)

Revision as of 19:48, 25 February 2021

Sumber : Harianmassa.com
sumber : tribunnews.com

Indonesia merupakan negeri cincin api yang berada di atas pertemuan tiga lempeng tektonik yaitu lempeng Indo-Australia, lempeng Pasifik dan lempeng Eurasia, karena itu Indonesia merupakan wilayah yang sangat rentan untuk mengalami bencana gempabumi dan tsunami serta berbagai dampak pasca gempa bumi dan tsunami tersebut. Indonesia juga menjadi salah satu wilayah yang memiliki frekuensi gempa bumi yang tertinggi di dunia.

Data rekaman kegempaan di BMKG ataupun data global menunjukkan adanya lompatan aktivitas kegempaan secara signifikan, terutama selama beberapa tahun terakhir. Dari data yang ada, gempabumi di Indonesia rata-rata terjadi 5.000 kali dalam satu tahun, namun sejak tahun 2017 telah meningkat menjadi 7.000 kali dalam satu tahun, bahkan meningkat hingga 11.000 kali di tahun 2018 dan 2019.

Selain beberapa bencana diatas ancaman hidrometeorologis juga merupakan ancaman serius bagi negara kita, ancaman ini dipicu oleh perubahan iklimglobal. Ancaman hidrometeorologis tersebut antara lain berupa banjir, longsor, kekeringan, kebakaran hutan dan lahan, cuaca dan iklim ekstrim, gelombang ekstrim/gelombang laut berbahaya, dan abrasi

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat sebagian besar wilayah Indonesia (96 persen dari 342 Zona Musim) saat ini telah memasuki musim hujan. Hal ini juga telah diprediksi sejak Agustus 2020 lalu, bahwa terkait dengan puncak musim hujan akan terjadi pada Januari - Februari 2021 di sebagian Sumatera bagian selatan, sebagian besar Jawa termasuk DKI Jakarta, sebagian Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara, sebagian Sulawesi, sebagian Maluku, sebagian Papua Barat dan bagian selatan Papua. Berdasarkan kondisi tersebut, maka kewaspadaan akan potensi cuaca ekstrem harus terus ditingkatkan.

Sri Wahyuningsih (talk) 15:29, 24 February 2021 (WIB)

Sejumlah wilayah di Indonesia terancam cuaca ekstrem imbas La Nina. Fenomena cuaca ekstrem itu akan berlangsung hingga puncaknya pada Februari 2021. Kepala Bidang Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Hary Tirto Djatmiko menjelaskan La Nina atau La Nina event sebuah kejadian apabila kondisi penyimpangan atau anomali suhu permukaan laut Samudera Pasifik tropis bagian tengah dan timur yang lebih ringan daripada kondisi normalnya. Kemudian, dikuti oleh perubahan sirkulasi atmosfer di atasnya berupa peningkatan angin pasat Timuran lebih kuat dari kondisi normalnya dan telah berlangsung beberapa bulan.

Pakar menyebut tren bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor dan banjir bandang yang terus meningkat tiap tahun disebabkan krisis iklim yang diperparah ulah manusia. Sederet bencana alam yang melanda Indonesia di awal tahun 2021 telah merenggut 213 korban jiwa dan menyebabkan hampir dua juta orang mengungsi, 12 ribu luka-luka, serta tujuh orang hilang. Rangkaian bencana ini menambah daftar panjang bencana alam yang terjadi di Indonesia, negara kepulauan yang dikelilingi oleh rangkaian gunung berapi. Merujuk data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sejak awal tahun 2021 hingga Selasa (09/02), tercatat 386 bencana terjadi di Indonesia yang didominasi oleh bencana banjir sebanyak 232 kejadian dan puting beliung serta tanah longsor masing-masing 73 dan 62 kejadian.

Andi Mulyani (talk) 19:42, 25 February 2021 (WIB)