Difference between revisions of "Menilai SDM yang dimiliki Kelas Sulbar Kelompok 4"
(Created page with "Tugas Perencanaan SDM Kelas Sulbar Kelompok 4 Perencanaan SDM adalah") |
(Created page with "Tugas Perencanaan SDM Kelas Sulbar Kelompok 4 Perencanaan SDM adalah") |
||
Line 61: | Line 61: | ||
Penilaian karakter juga dapat dengan mudah dilihat dari bagaimana mereka bekerja dalam sistem ''team work.'' Perusahaan akan melihat kemampuan sejauh mana karyawan mampu mengatasi semua permasalahan dan tantangan setiap harinya. Nah, karyawan dengan karakter unggul dan tahan banting, biasanya akan lebih lama bertahan. | Penilaian karakter juga dapat dengan mudah dilihat dari bagaimana mereka bekerja dalam sistem ''team work.'' Perusahaan akan melihat kemampuan sejauh mana karyawan mampu mengatasi semua permasalahan dan tantangan setiap harinya. Nah, karyawan dengan karakter unggul dan tahan banting, biasanya akan lebih lama bertahan. | ||
+ | |||
+ | |||
+ | = Skill Inventory: Tujuan, Tantangan & 5 Cara HR Membuatnya = | ||
+ | Author: RUN iProbe | 11 Oct 2023 | ||
+ | |||
+ | Untuk mempermudah perusahaan dalam menugaskan anggota tim yang tepat untuk menyelesaikan suatu proyek, hadirlah ''skill inventory'' atau inventaris keterampilan. Inventarisasi ''skill'' ini hadir sebagai terobosan baru bagi perusahaan yang berupaya mengelola SDM dan membangun tenaga kerja yang kuat. Manfaatnya dapat dirasakan oleh banyak departemen karena menguntungkan secara finansial maupun non-finansial. | ||
+ | |||
+ | Baca terus untuk memahami apa itu ''skill inventory,'' apa tujuannya, dan bagaimana hal ini dapat dimanfaatkan HR untuk meningkatkan ''output'' perusahaan. | ||
+ | |||
+ | == Apa itu ''Skill Inventory?'' == | ||
+ | ''Skill inventory'' atau inventarisasi keterampilan adalah daftar kompetensi, ''professional skill,'' pendidikan, hingga pengalaman yang dimiliki seseorang. Daftar ini digunakan oleh perusahaan berbentuk ''database'' yang dapat mencatat dan melacak kompetensi karyawan secara otomatis. | ||
+ | |||
+ | Inventaris ''skill'' karyawan membantu pihak manajemen dan juga HR untuk mengarahkan perusahaan tetap berfokus dalam proses rekrutmen, ''talent management,'' dan pengembangan keterampilan karyawan. | ||
+ | |||
+ | Perusahaan membutuhkan inventaris ''skill'' karyawan saat ini atau calon karyawan untuk mengukur kemampuan individu dalam memenuhi ''goals'' perusahaan serta dasar pengambilan keputusan. | ||
+ | |||
+ | == Apa Tujuan Dibuatnya Inventarisasi Keterampilan? == | ||
+ | Inventarisasi ''skill'' membantu pimpinan perusahaan dan HR untuk mampu mengetahui potensi kesenjangan keterampilan atau kompetensi yang ada, mengingat dunia bisnis saat ini berubah dengan cepat dan teknologi terus berkembang. | ||
+ | |||
+ | Tujuan dibuatnya inventarisasi ''skill'' dapat digunakan untuk membuat keputusan tentang ''employee development, talent management,'' dan perencanaan suksesi. Tentunya berbasis identifikasi terhadap kesenjangan kompetensi yang dimiliki setiap karyawan. | ||
+ | |||
+ | Dengan data yang akurat, perusahaan dapat mengembangkan program ''training'' yang tepat, dan lebih mudah mencocokkan karyawan dengan peran pekerjaan yang sesuai dengan ''skill-''nya. | ||
+ | |||
+ | == Manfaat ''Skill Inventory'' dalam Proses Perekrutan yang Lebih Baik dan Tepat Sasar == | ||
+ | Manfaat perusahaan memiliki ''skill inventory'' yang lengkap dan tersusun rapi, dapat dirasakan oleh semua pihak, mulai dari tim HR hingga karyawan itu sendiri, terutama dalam konteks proses perekrutan. | ||
+ | |||
+ | Sebagian besar perusahaan mempekerjakan karyawan berdasarkan ''skill'' dan kualifikasi yang dibutuhkan perusahaan. Agar tepat sasaran, proses perekrutan harus dilakukan dengan pendekatan yang mempertimbangkan ''skill'' dan level kemampuan individu. Perekrutan tidak berfokus pada pertambahan jumlah karyawan, namun dilihat dari keberhasilan perusahaan merekrut orang-orang yang kompeten dalam bekerja. | ||
+ | |||
+ | Dengan bantuan inventaris ''skill,'' HR dapat lebih mudah menganalisis ''talent pool'' yang ada. HR akan mencocokkan ''skill'' yang dimiliki oleh kandidat dengan kebutuhan perusahaan. Apabila dilakukan dengan baik, maka perusahaan akan lebih mudah mengidentifikasi ''gap competency'' dan membuat keputusan tepat dalam memilih karyawan baru. | ||
+ | |||
+ | '''Komponen Utama ''Skill'' Berdasarkan Kategorinya''' | ||
+ | |||
+ | Berikut ini adalah komponen utama dalam inventarisasi keterampilan yang dikategorikan berdasarkan jenisnya | ||
+ | |||
+ | '''Technical Skills''' | ||
+ | |||
+ | Kemampuan teknis berkaitan dengan bidang atau industri tertentu yang sering kali dapat diukur. Contohnya termasuk kemampuan dalam bahasa pemrograman, desain grafis, analisis data, pengoperasian mesin, dan perangkat lunak. | ||
+ | |||
+ | '''Keterampilan Interpersonal atau ''Soft Skill''''' | ||
+ | |||
+ | ''Soft skill'' berhubungan dengan kemampuan individu untuk bekerja dengan baik bersama orang lain. Contoh keterampilan interpersonal termasuk komunikasi, kerja tim, kepemimpinan, pemecahan masalah, dan kemampuan beradaptasi. | ||
+ | |||
+ | '''Keterampilan Kognitif''' | ||
+ | |||
+ | Kemampuan kognitif adalah ''mental process'' yang memungkinkan seseorang dalam memproses, menyimpan, dan menggunakan informasi. ''Skill'' ini sangat penting untuk pemecahan masalah, berpikir kritis, mengambil keputusan, mengembangkan kreativitas, dan memahami dunia di sekitar kita. | ||
+ | |||
+ | '''Keterampilan Pribadi atau Intrapersonal''' | ||
+ | |||
+ | Keterampilan intrapersonal mengacu pada kemampuan seseorang untuk memahami dan mengelola pikiran, motivasi diri, manajemen waktu, ketahanan diri, dan perilaku mereka sendiri. Ini adalah komponen kecerdasan emosional yang berperan penting dalam perkembangan pribadi seseorang. | ||
+ | |||
+ | == Berbagai Tantangan Inventarisasi ''Skill'' dalam Dunia HR == | ||
+ | Melakukan inventarisasi ''skill'' dapat menjadi ''tools'' yang berharga untuk ''employee management'' dan pengembangan bakat. Namun, ada beberapa tantangan yang terkait dalam proses ini. | ||
+ | |||
+ | === 1. Adanya Subjektivitas === | ||
+ | Mengkategorikan dan mengevaluasi ''skill'' karyawan dapat bersifat subjektif. Apa yang dianggap oleh seseorang sebagai keterampilan X misalnya, mungkin pihak lain mengkategorikannya secara berbeda. Untuk meminimalkan subjektivitas ini, maka dibutuhkan standarisasi kriteria dalam penilaian keterampilan. | ||
+ | |||
+ | === 2. Kesulitan dalam Mengukur Keterampilan === | ||
+ | Beberapa karyawan mungkin tidak menyadari keterampilan yang mereka miliki secara keseluruhan. Kondisi ini memungkinkan HR kesulitan dalam mengukur keterampilan karyawan bahkan dianggap tidak relevan dengan peran pekerjaannya saat ini. Akibatnya, inventaris ''skill'' yang ada tidak memberikan gambaran kemampuan seseorang yang lengkap atau bersifat abstrak. | ||
+ | |||
+ | === 3. Tantangan Teknologi yang Berkembang === | ||
+ | Mengelola data inventaris ''skill'' bisa menjadi tantangan tersendiri bagi HR karena teknologi yang terus berkembang. Menerapkan ''software system'' yang sesuai dengan ukuran perusahaan sangatlah penting agar proses pengarsipan dan pengambilan data dapat dilakukan secara otomatis. | ||
+ | |||
+ | HR perlu untuk melakukan koordinasi dan kolaborasi antar departemen untuk memastikan inventaris keterampilan terintegrasi dengan sistem HR ''management''. Tujuannya agar data dapat digunakan secara efektif untuk ''workforce planning,'' pelatihan, dan pengembangan karier. | ||
+ | |||
+ | === 4. Perubahan Kebutuhan Keterampilan akibat Tren Industri === | ||
+ | Dalam dunia tenaga kerja yang berkembang pesat saat ini, ''skill'' dapat dianggap ketinggalan zaman, sehingga dibutuhkan ''skill'' baru yang ''fresh.'' Tantangan HR dalam konteks ini adalah memastikan agar inventaris ''skill'' tetap selaras dengan perubahan tren industri yang signifikan. | ||
+ | |||
+ | Terlepas dari tantangan-tantangan yang dihadapi HR, melakukan inventarisasi keterampilan dapat menambah wawasan berharga mengenai tenaga kerja, membantu pengembangan bakat, ''succession planning,'' dan proses pengambilan keputusan yang strategis. | ||
+ | |||
+ | Kunci menghadapi berbagai tantangan di atas mulai dari menggabungkan teknologi, komunikasi, serta komitmen terhadap pemeliharaan dan validasi data yang berkelanjutan. | ||
+ | |||
+ | == Cara Efektif Membuat ''Skills Inventory'' == | ||
+ | Membuat inventaris ''skill'' karyawan harus dilakukan dengan teliti dan berhati-hati. Berikut ini adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan HR untuk membuat inventaris keterampilan yang bagus untuk bisnis. | ||
+ | |||
+ | === 1. Tentukan Tujuan Membuat Inventaris ''Skill'' === | ||
+ | Sebelum memulai membuat inventaris ''skill,'' tentukan apa tujuannya. Misalnya, inventaris ''skill'' akan digunakan untuk merencanakan program pelatihan, mendukung pertumbuhan perusahaan, atau mengembangkan proses perekrutan yang lebih efektif. | ||
+ | |||
+ | === 2. Putuskan ''Skill'' Mana yang akan Dimasukkan === | ||
+ | Setelah menentukan tujuannya, putuskan komponen ''skill'' mana yang akan disertakan di dalamnya. Bisa berupa ''soft skill'' seperti kemampuan komunikasi, atau keterampilan teknis seperti bahasa pemrograman. | ||
+ | |||
+ | === 3. Mengevaluasi Level Keahlian Karyawan === | ||
+ | Sebelum menyiapkan inventaris ''skill,'' lakukan penilaian dan evaluasi keterampilan karyawan, termasuk level keahliannya. Langkah ini penting untuk mengetahui kapasitas tenaga kerja, sehingga perusahaan dapat mengambil keputusan yang lebih tepat. | ||
+ | |||
+ | Proses ''assessment'' ini bisa menggunakan ''pre-employment skill test'' atau sesi tatap muka untuk berkomunikasi dengan karyawan serta mempelajari kelebihan dan kekurangan mereka. | ||
+ | |||
+ | === 4. Mencatat Temuan === | ||
+ | Berikutnya, buatlah daftar nama karyawan dan keterampilan yang dimiliki masing-masing. Cara untuk mencatat informasi berdasarkan ''assessment'' bisa menggunakan tabel atau ''bullet list.'' Pastikan informasi dicatat dengan jelas dan akurat. | ||
+ | |||
+ | === 5. Membuat Matriks Keterampilan untuk Menggambarkan ''Skill'' Karyawan === | ||
+ | Buatlah matriks keterampilan untuk merepresentasikan ''skill'' karyawan dengan sekilas. Bisa menggunakan diagram batang, grafik, ''spreadsheet,'' dan tabel untuk menunjukkan karyawan yang terampil. Ini akan membantu HR untuk mengambil keputusan yang lebih cepat karena informasi sudah terhimpun dengan baik. | ||
+ | |||
+ | Baca juga: Matriks Kompetensi Karyawan Penting untuk Proyek yang Sukses | ||
+ | |||
+ | Setelah dokumen dan matriks keterampilan jadi, maka pastikan dokumen ''skill inventory'' dapat diedit untuk diperbarui secara berkala apabila terdapat perubahan. Pastikan inventarisasi ''skill'' dapat diakses dengan mudah dan jelas serta diarsipkan dengan baik. | ||
+ | |||
+ | == Proses ''Employee Assessment'' Lebih Mudah dengan BroadwaysHR == | ||
+ | Menilai keterampilan karyawan adalah langkah utama untuk menciptakan ''skill inventory'' yang luar biasa bagi perusahaan. Oleh karena itu, HR harus merencanakan dan memilih metode ''employee assessment'' yang fleksibel dan andal untuk mengevaluasi karyawan. | ||
+ | |||
+ | Demi menunjang hasil evaluasi dan penilaian yang akurat serta aktual, perusahaan bisa memanfaatkan fitur ''Organization Development'' dari BroadwaysHR. BroadwaysHR adalah aplikasi HRIS berbasis ''cloud'' terbaik yang menunjang kinerja departemen HR dalam pengelolaan karyawan. | ||
+ | |||
Line 67: | Line 167: | ||
LEMBAGA PENJAMINAN MUTU.https://lpm.uma.ac.id/9-indikator-manajemen-sumber-daya-manusia-yang-dinilai-hrd/ | LEMBAGA PENJAMINAN MUTU.https://lpm.uma.ac.id/9-indikator-manajemen-sumber-daya-manusia-yang-dinilai-hrd/ | ||
+ | |||
+ | https://broadwayshr.com/blog/skill-inventory/ |
Revision as of 14:00, 27 February 2024
KELOMPOK 4 :
BERTHA BILIK
AFRIZAL
SRIE RAHAYU RAMLI
HILLERY OLIVIA
MENILAI SDM YANG DIMILIKI
9 Indikator Manajemen Sumber Daya Manusia yang Dinilai HRD
Penilaian kinerja atau performance appraisal dilakukan HRD untuk mengukur dan menilai kinerja karyawan di perusahaannya secara berkala. Dengan menetapkan indikator manajemen sumber daya manusia terlebih dahulu, HRD akan lebih mudah melakukan penilaian kinerja karyawan.
Langkah performance appraisal dilakukan untuk memastikan kualitas SDM di perusahaan tetap terjaga secara keseluruhan. Proses penilaian ternyata tidak hanya dilihat sebatas dari kemampuan individu untuk menyelesaikan pekerjaan, namun ada beberapa standar dan indikator lain menjadi poin krusial yang harus terpenuhi.
Nah, dengan mengukur kemampuan dan kinerja karyawan secara individu, HRD akan lebih mudah untuk melihat bagaimana cara kerja mereka di dalam tim. Karena tentu di dalam perusahaan, karyawan tidak dapat bekerja sendiri. Mereka yang memiliki kemampuan dan kualitas SDM yang bagus baik bekerja secara individu dan tim, akan lebih lama bertahan.
Selengkapnya mari kita pahami beberapa indikator manajemen sumber daya manusia yang menjadi dasar penilaian HRD terhadap kinerja karyawan.
Indikator Manajemen Sumber Daya Manusia yang Dinilai
Beberapa indikator dalam manajemen sumber daya manusia berikut ini bisa dijadikan pedoman HRD untuk mengukur serta menilai kinerja karyawan yang baik di perusahaannya.
1. Kualitas Kerja
Kualitas kerja dapat diukur dari bagaimana persepsi karyawan terhadap kualitas hasil pekerjaan yang dilakukannya, apakah optimal atau tidak. Bagaimana cara mengukur kualitas kerja yang baik? Mudah, dengan melihat durasi penyelesaian pekerjaan yang disanggupi oleh karyawan. Artinya, HRD dapat mengukur bagaimana karyawannya dapat menyelesaikan tugas yang dibebankannya secara tepat waktu sesuai instruksi yang diberikan.
Kualitas kerja juga dapat dinilai berdasarkan performance error maupun customer feedback terhadap karyawan tersebut.
2. Tanggung Jawab (Responsibility)
Penilaian SDM yang sangat erat dengan kinerja adalah bagaimana peran karyawan dalam mengambil tanggung jawab. Di perusahaan, setiap hubungan kerja profesional tentu berkaitan dengan peran dan tanggung jawab yang diemban.
Oleh karena itu, setiap karyawan tidak boleh meremehkan indikator manajemen SDM ini sebab tanggung jawab menunjukkan bagaimana kemampuan seseorang dalam menjalankan peran yang dipercayakan. Bagi karyawan yang tidak dapat menempatkan tanggung jawab di dalam perannya, maka dipastikan memiliki performa buruk di perusahaan.
3. Ketepatan Waktu
Dalam penilaian kinerja karyawan, ketepatan waktu berkaitan dengan target atau kegiatan yang berhasil dirampungkan pada awal waktu. Ketepatan waktu juga berhubungan dengan bagaimana cara karyawan dapat memaksimalkan waktu yang diberikan untuk mengoptimalkan kinerja dan kontribusinya kepada perusahaan.
4. Kehadiran atau Presensi Kerja
Aspek lain yang tidak kalah pentingnya sebagai indikator manajemen sumber daya manusia yang berkualitas adalah terkait kehadiran atau presensi kerja. Kita telah mengetahui bahwa setiap perusahaan memiliki sistem kompleks yang sudah dibangun untuk mempermudah bisnis menggaet keuntungan dalam jumlah besar.
Tentunya, tujuan perusahaan ini dapat terwujud salah satunya dengan mengharuskan seluruh karyawannya untuk hadir bekerja. Terkait cuti dan perizinan tidak masuk kerja sudah ada aturannya tersendiri untuk memastikan bisnis tetap dapat berjalan semestinya.
5. Kedisiplinan
Indikator manajemen sumber daya manusia berikutnya adalah penilaian terhadap kedisiplinan karyawan terhadap segala aspek pekerjaan. Dalam konteks ini, karyawan tidak dapat menentukan jam kerja secara sembarangan dan semaunya, karena perusahaan telah membangun sistem untuk mencapai tujuan dan menghasilkan profit.
Jika karyawan suka menunda pekerjaan dan mengulur waktu untuk menyelesaikan pekerjaan, ini dapat merugikan dirinya sendiri maupun pihak lain di perusahaan. Jadi pastikan sebagai karyawan yang mengisi posisi dan peran apa pun di perusahaan, utamakan kedisiplinan yang baik agar bisnis terus berjalan lancar.
6. Kerja Sama (Team Work)
Seperti yang sudah disebutkan beberapa kali, hampir semua perusahaan membangun sistem yang kompleks untuk dapat meraih keuntungan sebesar-besarnya. Sebagai organisasi, perusahaan tentunya merancang distribusi pekerjaan ke dalam beberapa departemen atau divisi. Saat semua karyawan dan tim mampu bekerja sama dan komitmen, maka alur kerja yang diharapkan akan berjalan dengan baik.
Bagi karyawan yang merasa mampu dan terbiasa untuk bekerja sendiri, mulai belajar untuk membangun kerja sama tim yang baik dengan rekan kerja. Mustahil sebuah perusahaan mampu mencapai profit tinggi apabila karyawan dan timnya bekerja sendiri-sendiri tanpa adanya kolaborasi.
7. Inisiatif
Penilaian kinerja terbaik akan didapatkan oleh karyawan yang mempunyai inisiatif tinggi dalam urusan pekerjaannya. Indikator manajemen sumber daya manusia ini diperlukan agar karyawan mampu mengatasi permasalahan yang tiba-tiba muncul. Jika memang profesional, seharusnya karyawan tidak bingung dan gugup untuk menemukan solusi penyelesaian masalah yang sedang dihadapi.
Cara terbaik untuk mewujudkan inisiatif ini menjadi nyata, setiap anggota tim perlu mengomunikasikan ide dan konsep dalam penyelesaian pekerjaannya. Itulah pentingnya komunikasi dan kerja sama tim untuk merealisasikan inisiatif karyawan terhadap penyelesaian tugasnya.
8. Karakter Karyawan
Karakter menjadi indikator manajemen sumber daya manusia yang sangat penting untuk dinilai HRD. Setiap karyawan akan dilihat dan dipantau karakter pribadi yang dibutuhkan oleh perusahaan. Ini termasuk bagaimana karyawan dinilai kuat secara mental dan profesional untuk menjalankan semua aturan perusahaan.
Penilaian karakter juga dapat dengan mudah dilihat dari bagaimana mereka bekerja dalam sistem team work. Perusahaan akan melihat kemampuan sejauh mana karyawan mampu mengatasi semua permasalahan dan tantangan setiap harinya. Nah, karyawan dengan karakter unggul dan tahan banting, biasanya akan lebih lama bertahan.
Skill Inventory: Tujuan, Tantangan & 5 Cara HR Membuatnya
Author: RUN iProbe | 11 Oct 2023
Untuk mempermudah perusahaan dalam menugaskan anggota tim yang tepat untuk menyelesaikan suatu proyek, hadirlah skill inventory atau inventaris keterampilan. Inventarisasi skill ini hadir sebagai terobosan baru bagi perusahaan yang berupaya mengelola SDM dan membangun tenaga kerja yang kuat. Manfaatnya dapat dirasakan oleh banyak departemen karena menguntungkan secara finansial maupun non-finansial.
Baca terus untuk memahami apa itu skill inventory, apa tujuannya, dan bagaimana hal ini dapat dimanfaatkan HR untuk meningkatkan output perusahaan.
Apa itu Skill Inventory?
Skill inventory atau inventarisasi keterampilan adalah daftar kompetensi, professional skill, pendidikan, hingga pengalaman yang dimiliki seseorang. Daftar ini digunakan oleh perusahaan berbentuk database yang dapat mencatat dan melacak kompetensi karyawan secara otomatis.
Inventaris skill karyawan membantu pihak manajemen dan juga HR untuk mengarahkan perusahaan tetap berfokus dalam proses rekrutmen, talent management, dan pengembangan keterampilan karyawan.
Perusahaan membutuhkan inventaris skill karyawan saat ini atau calon karyawan untuk mengukur kemampuan individu dalam memenuhi goals perusahaan serta dasar pengambilan keputusan.
Apa Tujuan Dibuatnya Inventarisasi Keterampilan?
Inventarisasi skill membantu pimpinan perusahaan dan HR untuk mampu mengetahui potensi kesenjangan keterampilan atau kompetensi yang ada, mengingat dunia bisnis saat ini berubah dengan cepat dan teknologi terus berkembang.
Tujuan dibuatnya inventarisasi skill dapat digunakan untuk membuat keputusan tentang employee development, talent management, dan perencanaan suksesi. Tentunya berbasis identifikasi terhadap kesenjangan kompetensi yang dimiliki setiap karyawan.
Dengan data yang akurat, perusahaan dapat mengembangkan program training yang tepat, dan lebih mudah mencocokkan karyawan dengan peran pekerjaan yang sesuai dengan skill-nya.
Manfaat Skill Inventory dalam Proses Perekrutan yang Lebih Baik dan Tepat Sasar
Manfaat perusahaan memiliki skill inventory yang lengkap dan tersusun rapi, dapat dirasakan oleh semua pihak, mulai dari tim HR hingga karyawan itu sendiri, terutama dalam konteks proses perekrutan.
Sebagian besar perusahaan mempekerjakan karyawan berdasarkan skill dan kualifikasi yang dibutuhkan perusahaan. Agar tepat sasaran, proses perekrutan harus dilakukan dengan pendekatan yang mempertimbangkan skill dan level kemampuan individu. Perekrutan tidak berfokus pada pertambahan jumlah karyawan, namun dilihat dari keberhasilan perusahaan merekrut orang-orang yang kompeten dalam bekerja.
Dengan bantuan inventaris skill, HR dapat lebih mudah menganalisis talent pool yang ada. HR akan mencocokkan skill yang dimiliki oleh kandidat dengan kebutuhan perusahaan. Apabila dilakukan dengan baik, maka perusahaan akan lebih mudah mengidentifikasi gap competency dan membuat keputusan tepat dalam memilih karyawan baru.
Komponen Utama Skill Berdasarkan Kategorinya
Berikut ini adalah komponen utama dalam inventarisasi keterampilan yang dikategorikan berdasarkan jenisnya
Technical Skills
Kemampuan teknis berkaitan dengan bidang atau industri tertentu yang sering kali dapat diukur. Contohnya termasuk kemampuan dalam bahasa pemrograman, desain grafis, analisis data, pengoperasian mesin, dan perangkat lunak.
Keterampilan Interpersonal atau Soft Skill
Soft skill berhubungan dengan kemampuan individu untuk bekerja dengan baik bersama orang lain. Contoh keterampilan interpersonal termasuk komunikasi, kerja tim, kepemimpinan, pemecahan masalah, dan kemampuan beradaptasi.
Keterampilan Kognitif
Kemampuan kognitif adalah mental process yang memungkinkan seseorang dalam memproses, menyimpan, dan menggunakan informasi. Skill ini sangat penting untuk pemecahan masalah, berpikir kritis, mengambil keputusan, mengembangkan kreativitas, dan memahami dunia di sekitar kita.
Keterampilan Pribadi atau Intrapersonal
Keterampilan intrapersonal mengacu pada kemampuan seseorang untuk memahami dan mengelola pikiran, motivasi diri, manajemen waktu, ketahanan diri, dan perilaku mereka sendiri. Ini adalah komponen kecerdasan emosional yang berperan penting dalam perkembangan pribadi seseorang.
Berbagai Tantangan Inventarisasi Skill dalam Dunia HR
Melakukan inventarisasi skill dapat menjadi tools yang berharga untuk employee management dan pengembangan bakat. Namun, ada beberapa tantangan yang terkait dalam proses ini.
1. Adanya Subjektivitas
Mengkategorikan dan mengevaluasi skill karyawan dapat bersifat subjektif. Apa yang dianggap oleh seseorang sebagai keterampilan X misalnya, mungkin pihak lain mengkategorikannya secara berbeda. Untuk meminimalkan subjektivitas ini, maka dibutuhkan standarisasi kriteria dalam penilaian keterampilan.
2. Kesulitan dalam Mengukur Keterampilan
Beberapa karyawan mungkin tidak menyadari keterampilan yang mereka miliki secara keseluruhan. Kondisi ini memungkinkan HR kesulitan dalam mengukur keterampilan karyawan bahkan dianggap tidak relevan dengan peran pekerjaannya saat ini. Akibatnya, inventaris skill yang ada tidak memberikan gambaran kemampuan seseorang yang lengkap atau bersifat abstrak.
3. Tantangan Teknologi yang Berkembang
Mengelola data inventaris skill bisa menjadi tantangan tersendiri bagi HR karena teknologi yang terus berkembang. Menerapkan software system yang sesuai dengan ukuran perusahaan sangatlah penting agar proses pengarsipan dan pengambilan data dapat dilakukan secara otomatis.
HR perlu untuk melakukan koordinasi dan kolaborasi antar departemen untuk memastikan inventaris keterampilan terintegrasi dengan sistem HR management. Tujuannya agar data dapat digunakan secara efektif untuk workforce planning, pelatihan, dan pengembangan karier.
4. Perubahan Kebutuhan Keterampilan akibat Tren Industri
Dalam dunia tenaga kerja yang berkembang pesat saat ini, skill dapat dianggap ketinggalan zaman, sehingga dibutuhkan skill baru yang fresh. Tantangan HR dalam konteks ini adalah memastikan agar inventaris skill tetap selaras dengan perubahan tren industri yang signifikan.
Terlepas dari tantangan-tantangan yang dihadapi HR, melakukan inventarisasi keterampilan dapat menambah wawasan berharga mengenai tenaga kerja, membantu pengembangan bakat, succession planning, dan proses pengambilan keputusan yang strategis.
Kunci menghadapi berbagai tantangan di atas mulai dari menggabungkan teknologi, komunikasi, serta komitmen terhadap pemeliharaan dan validasi data yang berkelanjutan.
Cara Efektif Membuat Skills Inventory
Membuat inventaris skill karyawan harus dilakukan dengan teliti dan berhati-hati. Berikut ini adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan HR untuk membuat inventaris keterampilan yang bagus untuk bisnis.
1. Tentukan Tujuan Membuat Inventaris Skill
Sebelum memulai membuat inventaris skill, tentukan apa tujuannya. Misalnya, inventaris skill akan digunakan untuk merencanakan program pelatihan, mendukung pertumbuhan perusahaan, atau mengembangkan proses perekrutan yang lebih efektif.
2. Putuskan Skill Mana yang akan Dimasukkan
Setelah menentukan tujuannya, putuskan komponen skill mana yang akan disertakan di dalamnya. Bisa berupa soft skill seperti kemampuan komunikasi, atau keterampilan teknis seperti bahasa pemrograman.
3. Mengevaluasi Level Keahlian Karyawan
Sebelum menyiapkan inventaris skill, lakukan penilaian dan evaluasi keterampilan karyawan, termasuk level keahliannya. Langkah ini penting untuk mengetahui kapasitas tenaga kerja, sehingga perusahaan dapat mengambil keputusan yang lebih tepat.
Proses assessment ini bisa menggunakan pre-employment skill test atau sesi tatap muka untuk berkomunikasi dengan karyawan serta mempelajari kelebihan dan kekurangan mereka.
4. Mencatat Temuan
Berikutnya, buatlah daftar nama karyawan dan keterampilan yang dimiliki masing-masing. Cara untuk mencatat informasi berdasarkan assessment bisa menggunakan tabel atau bullet list. Pastikan informasi dicatat dengan jelas dan akurat.
5. Membuat Matriks Keterampilan untuk Menggambarkan Skill Karyawan
Buatlah matriks keterampilan untuk merepresentasikan skill karyawan dengan sekilas. Bisa menggunakan diagram batang, grafik, spreadsheet, dan tabel untuk menunjukkan karyawan yang terampil. Ini akan membantu HR untuk mengambil keputusan yang lebih cepat karena informasi sudah terhimpun dengan baik.
Baca juga: Matriks Kompetensi Karyawan Penting untuk Proyek yang Sukses
Setelah dokumen dan matriks keterampilan jadi, maka pastikan dokumen skill inventory dapat diedit untuk diperbarui secara berkala apabila terdapat perubahan. Pastikan inventarisasi skill dapat diakses dengan mudah dan jelas serta diarsipkan dengan baik.
Proses Employee Assessment Lebih Mudah dengan BroadwaysHR
Menilai keterampilan karyawan adalah langkah utama untuk menciptakan skill inventory yang luar biasa bagi perusahaan. Oleh karena itu, HR harus merencanakan dan memilih metode employee assessment yang fleksibel dan andal untuk mengevaluasi karyawan.
Demi menunjang hasil evaluasi dan penilaian yang akurat serta aktual, perusahaan bisa memanfaatkan fitur Organization Development dari BroadwaysHR. BroadwaysHR adalah aplikasi HRIS berbasis cloud terbaik yang menunjang kinerja departemen HR dalam pengelolaan karyawan.
DAFTAR PUSTAKA
LEMBAGA PENJAMINAN MUTU.https://lpm.uma.ac.id/9-indikator-manajemen-sumber-daya-manusia-yang-dinilai-hrd/