Difference between revisions of "Ekonomi Diterjang Covid - 19"
(Tambahan Gambar) |
(Tambahan Gambar 2) |
||
Line 1: | Line 1: | ||
[[File:Ekonomi anjlok.jpg|left|thumb]] | [[File:Ekonomi anjlok.jpg|left|thumb]] | ||
+ | [[File:Ekonomi Sulit.jpg|thumb]] | ||
Pandemi Covid-19 masih terus berlanjut di tengah usaha pemerintah Indonesia, khususnya Sulsel, melakukan mitigasi, seperti Vaksinasi. Peristiwa yang beriringan dengan pandemi di antaranya beberapa kejadian alam yang tidak terduga, seperti gempa, longsor, dan terakhir banjir. Pandemi menghantam tatanan hidup masyarakat, diantaranya perekonomian. Dampak negatifnya masih cukup terasa pada indikator – indikator perekonomian yang mengalami keterpurukan selama setahun terakhir. | Pandemi Covid-19 masih terus berlanjut di tengah usaha pemerintah Indonesia, khususnya Sulsel, melakukan mitigasi, seperti Vaksinasi. Peristiwa yang beriringan dengan pandemi di antaranya beberapa kejadian alam yang tidak terduga, seperti gempa, longsor, dan terakhir banjir. Pandemi menghantam tatanan hidup masyarakat, diantaranya perekonomian. Dampak negatifnya masih cukup terasa pada indikator – indikator perekonomian yang mengalami keterpurukan selama setahun terakhir. | ||
Pertumbuhan ekonomi terkontraksi negatif secara signifikan, diikuti angka pengangguran dan tingkat kemiskinan meningkat, serta Indeks Pembangunan Manusia (IPM) menurun. Sehingga sangat wajar otoritas terkait di berbagai negara merasa khawatir dan terus melakukan berbagai kebijakan untuk memitigasi risiko agar tidak makin berat dampaknya melalui berbagai kebijakan dan dapat dikontrol. | Pertumbuhan ekonomi terkontraksi negatif secara signifikan, diikuti angka pengangguran dan tingkat kemiskinan meningkat, serta Indeks Pembangunan Manusia (IPM) menurun. Sehingga sangat wajar otoritas terkait di berbagai negara merasa khawatir dan terus melakukan berbagai kebijakan untuk memitigasi risiko agar tidak makin berat dampaknya melalui berbagai kebijakan dan dapat dikontrol. |
Revision as of 20:32, 27 February 2021
Pandemi Covid-19 masih terus berlanjut di tengah usaha pemerintah Indonesia, khususnya Sulsel, melakukan mitigasi, seperti Vaksinasi. Peristiwa yang beriringan dengan pandemi di antaranya beberapa kejadian alam yang tidak terduga, seperti gempa, longsor, dan terakhir banjir. Pandemi menghantam tatanan hidup masyarakat, diantaranya perekonomian. Dampak negatifnya masih cukup terasa pada indikator – indikator perekonomian yang mengalami keterpurukan selama setahun terakhir. Pertumbuhan ekonomi terkontraksi negatif secara signifikan, diikuti angka pengangguran dan tingkat kemiskinan meningkat, serta Indeks Pembangunan Manusia (IPM) menurun. Sehingga sangat wajar otoritas terkait di berbagai negara merasa khawatir dan terus melakukan berbagai kebijakan untuk memitigasi risiko agar tidak makin berat dampaknya melalui berbagai kebijakan dan dapat dikontrol. Utamanya melalui kebijakan fiskal yang bersifat akomodatif cenderung agresif, dilakukan seiring kebijakan moneter yang bersifat ekspansif atau longgatr, disertai kebijakan-kebijakan sektoral yang bersifat aktif dan progresif sesuai kebutuhan yang dihadapi. Tetapi ternyata hingga akhir 2020 efektivitas berbagai kebijakan yang ditempuh belum sesuai harapan. Selama periode 2020, pertumbuhan ekonomi masih terkontraksi negatif meski sudah membaik, demikian juga tingkat pengangguran dan kemiskinan relative masih meningkat. Tampilan indikator makro ekonomi Sulawesi selatan ditentukan pergerakan faktor penentu perekonomian yang tampaknya memang belum menunjukkan perbaikan signifikan. Tercermin dari penentu utama sisi permintaan atau pengeluaran PDRB, yakni faktor konsumsi, semuanya masih tumbuh negatif. Indikator tersebut jelas berdampak pada kinerja sektoral perekonomian yang terkait. Seperti tercermin pada masih tumbuh terkontraksinya tiga dari delapan sektor usaha yang merupakan sektor dominan perekonomian daerah. Namun, di lain pihak faktor konsumsi rumah tangga dapat menjadi sektor prime mover utama, yang dapat membangkitkan aktivitas perekonomian, selamatarget kebijakan yang ditempuh oleh seluruh pelaku ekonomi strategis menjadikan faktor konsumsi sebagai pekerjaan Bersama untuk diatasi secara Bersama.