Difference between revisions of "Strategi Perencanaan Pengembangan Angkatan Muda Indonesia"
(menambahkan kata Indonesia) |
|||
(5 intermediate revisions by 2 users not shown) | |||
Line 3: | Line 3: | ||
Ketika seorang angkatan kerja yang bekerja, atau seorang pekerja, berkategori sumber daya manusia (SDM) unggul, tentu mengerjakan pekerjaannya dengan produktif, maka usaha yang dikerjakannya juga akan produktif, baik usaha mandiri di sektor informal ataupun usaha di sektor formal di perusahaan tempatnya bekerja bersama pekerja lainnya. Kemudian, apabila usaha mandiri atau perusahaan tempat mereka bekerja produktif, maka sektor usaha sebagai kumpulan usaha sejenis akan produktif pula. Lebih lanjut, ketika kumpulan berbagai sektor usaha menjadi tergolong produktif, maka perekonomian suatu wilayah akan produktif pula. Akhirnya, agregat dari perekonomian wilayah tersebut menjadi perekonomian suatu bangsa, yang produktif pula. | Ketika seorang angkatan kerja yang bekerja, atau seorang pekerja, berkategori sumber daya manusia (SDM) unggul, tentu mengerjakan pekerjaannya dengan produktif, maka usaha yang dikerjakannya juga akan produktif, baik usaha mandiri di sektor informal ataupun usaha di sektor formal di perusahaan tempatnya bekerja bersama pekerja lainnya. Kemudian, apabila usaha mandiri atau perusahaan tempat mereka bekerja produktif, maka sektor usaha sebagai kumpulan usaha sejenis akan produktif pula. Lebih lanjut, ketika kumpulan berbagai sektor usaha menjadi tergolong produktif, maka perekonomian suatu wilayah akan produktif pula. Akhirnya, agregat dari perekonomian wilayah tersebut menjadi perekonomian suatu bangsa, yang produktif pula. | ||
Menyadari posisi strategis angkatan kerja Indonesia, maka strategi peningkatan kualitas angkatan kerja Indonesia diarahkan pada keberpihakan pemerintah terhadap angkatan kerja. Hal ini tergambar pada nawa kerja ketenagakerjaan, sebagai agenda prioritas pembangunan ketenagakerjaan, yang terdiri atas: | Menyadari posisi strategis angkatan kerja Indonesia, maka strategi peningkatan kualitas angkatan kerja Indonesia diarahkan pada keberpihakan pemerintah terhadap angkatan kerja. Hal ini tergambar pada nawa kerja ketenagakerjaan, sebagai agenda prioritas pembangunan ketenagakerjaan, yang terdiri atas: | ||
− | (1). Penguatan Perencanaan Tenaga Kerja Nasional; | + | |
+ | (1). Penguatan Perencanaan Tenaga Kerja Nasional Indonesia; | ||
+ | |||
(2). Percepatan Peningkatan Kompetensi Tenaga Kerja; | (2). Percepatan Peningkatan Kompetensi Tenaga Kerja; | ||
+ | |||
(3). Percepatan Sertifikasi Profesi; | (3). Percepatan Sertifikasi Profesi; | ||
+ | |||
(4). Perluasan Kesempatan Kerja Formal; | (4). Perluasan Kesempatan Kerja Formal; | ||
+ | |||
(5). Penguatan Wirausaha Produktif; | (5). Penguatan Wirausaha Produktif; | ||
+ | |||
(6). Penciptaan Hubungan Industrial yang sehat dan produktif; | (6). Penciptaan Hubungan Industrial yang sehat dan produktif; | ||
+ | |||
(7). Penegakan Hukum Ketenagakerjaan; | (7). Penegakan Hukum Ketenagakerjaan; | ||
+ | |||
(8). Peningkatan Perlindungan Pekerja Migran; | (8). Peningkatan Perlindungan Pekerja Migran; | ||
+ | |||
(9). Pelayanan Ketenagakerjaan Sederhana, Transparan dan Akuntabel. | (9). Pelayanan Ketenagakerjaan Sederhana, Transparan dan Akuntabel. | ||
+ | Selain Strategi peningkatan kualitas angkatan kerja Indonesia diatas, dapat pula diuraikan beberapa cara peningkatan kompetensi angkatan kerja muda Indonesia agar dapat mengelolah sumber daya alam secara mandiri besama sama Diaspora Indonesia sebagai berikut : | ||
+ | |||
+ | 1.Pelatihan Skill secara profesional : dapat meningkatkan skill individu dan mempertahankan produktivitas serta kinerja perusahaan; | ||
+ | 2.Job Enrichment : pemberian job desc dan tanggung jawab yang lebih besar kepada karyawan. Penambahan Job desc dan tanggung jawab bisa berupa peningkatan kuantitas dan kompleksitas system atau job desc itu sendiri; | ||
+ | |||
+ | 3.Studi Banding : aktivitas yang dilakukan dengan berkunjung ke perusahaan sejenis atau kompetitor. Aktivitas ini dilakukan untuk menambah knowledge yang bisa diterapkan ke perusahaan hingga meningkatkan kompetensi karyawan; | ||
+ | |||
+ | 4.Promosi : Pemindahan tugas karyawan dari suatu posisi atau jabatan, ke posisi atau jabatan lain yang lebih tinggi. Promosi memungkinkan karyawan untuk menerima job desc, tanggung jawab, pendapatan, tunjangan, dan kesempatan lebih besar untuk mengembangkan karir. | ||
+ | |||
+ | 5.Rotasi Kerja : Rutinitas kerja yang monoton akan membuat karyawan bosan . Kobosanan ini dapat menurunkan produktivitas dan tingkat kompetensi. Rotasi kerja adalah penempatan karyawan ke cabang atau tempat lain dengan job desc dan divisi yang serupa dengan sebelumnya. | ||
+ | |||
+ | 6.Membangun TeamWork : Perusahaan terdiri dari bermacam individu dengan perbedaan latar belakang. Karena berbeda, perusahaan harus membangun teamwork untuk mempermudah dan mempercepat realisasi tujuan perusahaan; | ||
+ | |||
+ | 7.Ciptakan lingkungan kerja yang menyenangkan : Lingkungan kerja yang nyaman bisa dilakukan melalui penataan fasilitas yang cukup dan dibutuhkan karyawan . Fasilitas yang memdai akan membuat karyawan lebih fokus dalam bekerja; | ||
+ | |||
+ | 8.Lakukan kegiatan di luar Rutinitas : Kegiatan ini merupakan cara yang menarik bagi karyawan agar mereka senang dan betah di lingkungan kerja sehingga akan termotivasi untuk meningkatkan kompetensi; | ||
+ | |||
+ | 9.Personal Development : Kepribadian personal merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari seorang Individu. Oleh karena itu, HRD suatu perusahaan dapat merancang kegiatan untuk membangun kepribadian personal yang baik; | ||
+ | |||
+ | Strategi pengembangan Kompetensi Aparatur Sipil Negara (ASN) yang dapat praktekan dalam lingkungan swasta anatara lain : | ||
+ | |||
+ | 1.Kompetensi Manajerial; | ||
+ | |||
+ | 2.Kompetensi Teknis; | ||
+ | |||
+ | 3.Kompetensi Sosial Kultural. | ||
+ | |||
+ | Strategi Pengembangan SDM Diaspora Indonesia antara lain : | ||
+ | |||
+ | 1.Bidang ketenagakerjaan | ||
+ | Membentuk jaringan migran diaspora Indonesia dalam rangka berkontribusi untuk perbaikan dan perlindungan pekerja Indonesia, serta ikut memberikan masukan kepada pembuat kebijakan di Indonesia terkait Tenaga Kerja Indonesia. | ||
+ | 2.Bidang Imigrasi dan Kewarganegaraan | ||
+ | •Mendorong pembentukan Focus Group, yang terdiri dari pemerintah, parlemen, Diaspora dan akademisi, untuk membahas mengenai beberapa aspek dari dwi kewarganegaraan. | ||
+ | •Menyusun naskah akademik mengenai dwi kewarganegaraan yang hasilnya akan disampaikan kepada pemangku kebijakan. | ||
+ | 3.Bidang pendidikan | ||
+ | •Membentuk portal bagi pemangku kepentingan pendidikan di Indonesia. | ||
+ | •Mendorong program Diaspora Mengajar baik secara langsung maupun melalui media lain bekerja sama dengan lembaga pendidikan di Indonesia. | ||
+ | •Mendorong kebijakan yang lebih memudahkan kolaborasi di bidang pendidikan terutama riset. | ||
+ | •Membangun database dan memperkuat jejaring terkait bidang profesi pendidikan. | ||
+ | 4.Bidang Inovasi | ||
+ | Mengembangkan kerjasama antara Diaspora dengan sektor swasta dan pemerintah di bidang-bidang yang memiliki potensi tinggi bagi pembangunan nasionalseperti pusat Industri kimia, Biokimia dan Bio-Teknologi, serta Tenaga Listrik Relatif Murah dari Konverter Energi Penahan Gelombang Laut (Breakwater Energy). | ||
+ | 5.Bidang Liveable Cities | ||
+ | • Mendorong kerjasama para diaspora dengan arsitek, Urban Planners, ahli tata air, pakar teknik lingkungan dan landscape architecture Indonesia bagi terciptanya sebuah konsep layak huni berkelanjutan yang dapat diterapkan di Indonesia. | ||
+ | • Membantu terselenggaranya program nasional yang melindungi dan melestarikan budaya bangsa, khususnya bangunan dan arsitektur tradisional di daerah dan di wilayah pedalaman. | ||
+ | • Meningkatkan kerjasama dengan pemerintah daerah dalam membangun kota-kota kecil atau desa-desa yang juga menghadapi tantangan dampak pembangunan melalui berbagai pilot poject, mulai dari pemberdayaan masyarakat terpencil melalui perikanan dan perbaikan desa untuk meningkatkan kualitas hidup. | ||
+ | 6.Bidang Green Economy | ||
+ | • Meningkatkan gerakan penhijauan di Jakarta dan berbagai kota di Indonesia, serta investasi diaspora Indonesia di sektor panas bumi (geothermal). | ||
+ | • Meningkatkan investasi di berbagai bidang terkait ekonomi hijau di Indonesia. | ||
+ | 7.Bidang kesehatan | ||
+ | • Memperluas kerjasama antar kelompok diaspora untuk mencari solusi komperhensif dalam upaya peningkatan perawatan kanker, pelayanan pasien lanjut usia, dan pertukaran pengetahuan bagi dokter muda Indonesia dan petugas kesehatan lainnya. | ||
+ | • Mendorong terbentuknya suatu Knowledge Center for Health bagi penanganan kesehatan yang komperhensif. | ||
+ | • Memanfaatkan kapasitas diaspora bagi pemngembangan teknologi pelayanan kesehatan jarak jauh di Indonesia. | ||
+ | 8.Bidang Bisnis dan Investasi | ||
+ | • Bekerjasama dengan perbankan nasional dan internasional untuk menurunkan biaya remitansi terutama di negara yang padat diaspora Indonesia. | ||
+ | • Mengembangkan kerjasama dengan pemerintah dan perbankan nasional guna meningkatkan bisnis dan inbestasi diaspora Indonesia, baik di dalam maupun di luar negeri. | ||
+ | • Mendorong pemerintah untuk mempertimbangkan adanya obligasi bagi diaspora dalam satuan harga yang menarik. | ||
+ | • Terus meningkatkan minat diaspora untuk berinvestasi di sektor pertanian. | ||
+ | 10.Bidang Kuliner | ||
+ | |||
+ | Membantu memperkenalkan dan mengembangkan kuliner khas Indonesia di negara kediaman masing-masing, khususnya ikkon kuliner Indonesia, melalui berbagai | ||
+ | cara, baik penyebarluasan khas Indonesia maupun kegiatan bersama diaspora lainnya. | ||
+ | |||
+ | Arahan Presiden Joko Widodo dalam pelantikan Kabinet Indonesia Maju, menyampaikan bahwa program kerja dan sasaran prioritas pembangunan tahun 2020-2024 adalah: Infrastruktur, Sumber Daya Manusia (SDM), Investasi, Reformasi Birokrasi dan Penggunaan APBN. Aksentuasi Pembangunan Sumber Daya Manusia fokus terhadap kesehatan ibu hamil, bayi, balita dan anak usia sekolah, pendidikan vokasi serta pembentukan lembaga manajemen talenta (le diaspora). Pembentukan lembaga manajemen talenta dianggap penting karena para diaspora diharapkan dapat berkontribusi dan berperan aktif dalam berbagai proses pembangunan. Persoalan yang dihadapi para diaspora saat ini antara lain diaspora agency locally, sukarela dan temporary, tidak ada data jumlah, kepakaran diaspora, dan sumber pendanaan tidak pasti. Beberapa lembaga pengelola diaspora seperti Kementerian Luar Negeri, Badan Nasional Pengelola Tenaga Kerja Indonesia, Indonesian Diaspora Network, IDN NL di Belanda, Indonesian Muslim Association in America, dan lain-lain mencoba menjembatani kebutuhan para diaspora agar bisa berperan terhadap pembangunan Indonesia. Pemerintah Indonesia berencana menjaring diaspora untuk mengoptimalkan potensi dan keahliannya. Stakeholders telah melakukan kegiatan seminar/workshop terkait diaspora namun belum ada wujud konkrit yang bisa dijadikan sebagai acuan dalam pengelolaan diaspora. Pengelolaan SDM handal dan networking akan menunjang proses pembanguan Indonesia. Kajian ini menggunakan metode kualitatif dengan mengelaborasi hasil penelitian terkait diaspora di negara Belanda, Malaysia, dan Jepang dan jurnal terkait. Studi dokumentasi dan Fokus Grup Diskusi upaya solusi untuk merumuskan mekanisme pengelolaan diaspora Indonesia. Dari hasil kajian dirumuskan beberapa pola dalam pengelolaan diaspora, antara lain perumusan ulang kebijakan diaspora, insentif berupa kemudahan perijinan dan pengangkatan diaspora menjadi tenaga ahli/professional. | ||
+ | |||
+ | [[User:Sampowali|Sampowali]] ([[User talk:Sampowali|talk]]) 13:26, 1 November 2022 (WIB) | ||
+ | |||
[[User:Banna|Banna]] ([[User talk:Banna|talk]]) 10:19, 25 October 2022 (WIB) | [[User:Banna|Banna]] ([[User talk:Banna|talk]]) 10:19, 25 October 2022 (WIB) | ||
+ | |||
+ | [[User:SKMA2003|SKMA2003]] ([[User talk:SKMA2003|talk]]) 15:47, 30 October 2022 (WIB) |
Latest revision as of 19:39, 22 February 2023
Peningkatan kualitas angkatan kerja Indonesia menempati posisi kunci untuk pembangunan bangsa Indonesia. Sebab, Angkatan Kerja Indonesia merupakan modal dasar terpenting dalam pembangunan bangsa Indonesia, disamping modal dasar lainnya, yaitu Sumber Daya Alam, Letak Geografis dan Maritim (Geo Strategis), dan Negara Demokrasi Terbesar ke 3 di Dunia setelah India dan Amerika Serikat. Menurut UNDP, 1990, Sumber Daya Manusia, yang tentunya termasuk angkatan kerja, adalah modal dasar utama suatu bangsa, sehingga kualitas sumber daya manusia / angkatan kerja akan menentukan kemajuan perekonomian suatu bangsa. Ketika seorang angkatan kerja yang bekerja, atau seorang pekerja, berkategori sumber daya manusia (SDM) unggul, tentu mengerjakan pekerjaannya dengan produktif, maka usaha yang dikerjakannya juga akan produktif, baik usaha mandiri di sektor informal ataupun usaha di sektor formal di perusahaan tempatnya bekerja bersama pekerja lainnya. Kemudian, apabila usaha mandiri atau perusahaan tempat mereka bekerja produktif, maka sektor usaha sebagai kumpulan usaha sejenis akan produktif pula. Lebih lanjut, ketika kumpulan berbagai sektor usaha menjadi tergolong produktif, maka perekonomian suatu wilayah akan produktif pula. Akhirnya, agregat dari perekonomian wilayah tersebut menjadi perekonomian suatu bangsa, yang produktif pula. Menyadari posisi strategis angkatan kerja Indonesia, maka strategi peningkatan kualitas angkatan kerja Indonesia diarahkan pada keberpihakan pemerintah terhadap angkatan kerja. Hal ini tergambar pada nawa kerja ketenagakerjaan, sebagai agenda prioritas pembangunan ketenagakerjaan, yang terdiri atas:
(1). Penguatan Perencanaan Tenaga Kerja Nasional Indonesia;
(2). Percepatan Peningkatan Kompetensi Tenaga Kerja;
(3). Percepatan Sertifikasi Profesi;
(4). Perluasan Kesempatan Kerja Formal;
(5). Penguatan Wirausaha Produktif;
(6). Penciptaan Hubungan Industrial yang sehat dan produktif;
(7). Penegakan Hukum Ketenagakerjaan;
(8). Peningkatan Perlindungan Pekerja Migran;
(9). Pelayanan Ketenagakerjaan Sederhana, Transparan dan Akuntabel.
Selain Strategi peningkatan kualitas angkatan kerja Indonesia diatas, dapat pula diuraikan beberapa cara peningkatan kompetensi angkatan kerja muda Indonesia agar dapat mengelolah sumber daya alam secara mandiri besama sama Diaspora Indonesia sebagai berikut :
1.Pelatihan Skill secara profesional : dapat meningkatkan skill individu dan mempertahankan produktivitas serta kinerja perusahaan;
2.Job Enrichment : pemberian job desc dan tanggung jawab yang lebih besar kepada karyawan. Penambahan Job desc dan tanggung jawab bisa berupa peningkatan kuantitas dan kompleksitas system atau job desc itu sendiri;
3.Studi Banding : aktivitas yang dilakukan dengan berkunjung ke perusahaan sejenis atau kompetitor. Aktivitas ini dilakukan untuk menambah knowledge yang bisa diterapkan ke perusahaan hingga meningkatkan kompetensi karyawan;
4.Promosi : Pemindahan tugas karyawan dari suatu posisi atau jabatan, ke posisi atau jabatan lain yang lebih tinggi. Promosi memungkinkan karyawan untuk menerima job desc, tanggung jawab, pendapatan, tunjangan, dan kesempatan lebih besar untuk mengembangkan karir.
5.Rotasi Kerja : Rutinitas kerja yang monoton akan membuat karyawan bosan . Kobosanan ini dapat menurunkan produktivitas dan tingkat kompetensi. Rotasi kerja adalah penempatan karyawan ke cabang atau tempat lain dengan job desc dan divisi yang serupa dengan sebelumnya.
6.Membangun TeamWork : Perusahaan terdiri dari bermacam individu dengan perbedaan latar belakang. Karena berbeda, perusahaan harus membangun teamwork untuk mempermudah dan mempercepat realisasi tujuan perusahaan;
7.Ciptakan lingkungan kerja yang menyenangkan : Lingkungan kerja yang nyaman bisa dilakukan melalui penataan fasilitas yang cukup dan dibutuhkan karyawan . Fasilitas yang memdai akan membuat karyawan lebih fokus dalam bekerja;
8.Lakukan kegiatan di luar Rutinitas : Kegiatan ini merupakan cara yang menarik bagi karyawan agar mereka senang dan betah di lingkungan kerja sehingga akan termotivasi untuk meningkatkan kompetensi;
9.Personal Development : Kepribadian personal merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari seorang Individu. Oleh karena itu, HRD suatu perusahaan dapat merancang kegiatan untuk membangun kepribadian personal yang baik;
Strategi pengembangan Kompetensi Aparatur Sipil Negara (ASN) yang dapat praktekan dalam lingkungan swasta anatara lain :
1.Kompetensi Manajerial;
2.Kompetensi Teknis;
3.Kompetensi Sosial Kultural.
Strategi Pengembangan SDM Diaspora Indonesia antara lain :
1.Bidang ketenagakerjaan
Membentuk jaringan migran diaspora Indonesia dalam rangka berkontribusi untuk perbaikan dan perlindungan pekerja Indonesia, serta ikut memberikan masukan kepada pembuat kebijakan di Indonesia terkait Tenaga Kerja Indonesia.
2.Bidang Imigrasi dan Kewarganegaraan
•Mendorong pembentukan Focus Group, yang terdiri dari pemerintah, parlemen, Diaspora dan akademisi, untuk membahas mengenai beberapa aspek dari dwi kewarganegaraan. •Menyusun naskah akademik mengenai dwi kewarganegaraan yang hasilnya akan disampaikan kepada pemangku kebijakan.
3.Bidang pendidikan
•Membentuk portal bagi pemangku kepentingan pendidikan di Indonesia. •Mendorong program Diaspora Mengajar baik secara langsung maupun melalui media lain bekerja sama dengan lembaga pendidikan di Indonesia. •Mendorong kebijakan yang lebih memudahkan kolaborasi di bidang pendidikan terutama riset. •Membangun database dan memperkuat jejaring terkait bidang profesi pendidikan.
4.Bidang Inovasi
Mengembangkan kerjasama antara Diaspora dengan sektor swasta dan pemerintah di bidang-bidang yang memiliki potensi tinggi bagi pembangunan nasionalseperti pusat Industri kimia, Biokimia dan Bio-Teknologi, serta Tenaga Listrik Relatif Murah dari Konverter Energi Penahan Gelombang Laut (Breakwater Energy).
5.Bidang Liveable Cities
• Mendorong kerjasama para diaspora dengan arsitek, Urban Planners, ahli tata air, pakar teknik lingkungan dan landscape architecture Indonesia bagi terciptanya sebuah konsep layak huni berkelanjutan yang dapat diterapkan di Indonesia. • Membantu terselenggaranya program nasional yang melindungi dan melestarikan budaya bangsa, khususnya bangunan dan arsitektur tradisional di daerah dan di wilayah pedalaman. • Meningkatkan kerjasama dengan pemerintah daerah dalam membangun kota-kota kecil atau desa-desa yang juga menghadapi tantangan dampak pembangunan melalui berbagai pilot poject, mulai dari pemberdayaan masyarakat terpencil melalui perikanan dan perbaikan desa untuk meningkatkan kualitas hidup.
6.Bidang Green Economy
• Meningkatkan gerakan penhijauan di Jakarta dan berbagai kota di Indonesia, serta investasi diaspora Indonesia di sektor panas bumi (geothermal). • Meningkatkan investasi di berbagai bidang terkait ekonomi hijau di Indonesia.
7.Bidang kesehatan
• Memperluas kerjasama antar kelompok diaspora untuk mencari solusi komperhensif dalam upaya peningkatan perawatan kanker, pelayanan pasien lanjut usia, dan pertukaran pengetahuan bagi dokter muda Indonesia dan petugas kesehatan lainnya. • Mendorong terbentuknya suatu Knowledge Center for Health bagi penanganan kesehatan yang komperhensif. • Memanfaatkan kapasitas diaspora bagi pemngembangan teknologi pelayanan kesehatan jarak jauh di Indonesia.
8.Bidang Bisnis dan Investasi
• Bekerjasama dengan perbankan nasional dan internasional untuk menurunkan biaya remitansi terutama di negara yang padat diaspora Indonesia. • Mengembangkan kerjasama dengan pemerintah dan perbankan nasional guna meningkatkan bisnis dan inbestasi diaspora Indonesia, baik di dalam maupun di luar negeri. • Mendorong pemerintah untuk mempertimbangkan adanya obligasi bagi diaspora dalam satuan harga yang menarik. • Terus meningkatkan minat diaspora untuk berinvestasi di sektor pertanian.
10.Bidang Kuliner
Membantu memperkenalkan dan mengembangkan kuliner khas Indonesia di negara kediaman masing-masing, khususnya ikkon kuliner Indonesia, melalui berbagai cara, baik penyebarluasan khas Indonesia maupun kegiatan bersama diaspora lainnya.
Arahan Presiden Joko Widodo dalam pelantikan Kabinet Indonesia Maju, menyampaikan bahwa program kerja dan sasaran prioritas pembangunan tahun 2020-2024 adalah: Infrastruktur, Sumber Daya Manusia (SDM), Investasi, Reformasi Birokrasi dan Penggunaan APBN. Aksentuasi Pembangunan Sumber Daya Manusia fokus terhadap kesehatan ibu hamil, bayi, balita dan anak usia sekolah, pendidikan vokasi serta pembentukan lembaga manajemen talenta (le diaspora). Pembentukan lembaga manajemen talenta dianggap penting karena para diaspora diharapkan dapat berkontribusi dan berperan aktif dalam berbagai proses pembangunan. Persoalan yang dihadapi para diaspora saat ini antara lain diaspora agency locally, sukarela dan temporary, tidak ada data jumlah, kepakaran diaspora, dan sumber pendanaan tidak pasti. Beberapa lembaga pengelola diaspora seperti Kementerian Luar Negeri, Badan Nasional Pengelola Tenaga Kerja Indonesia, Indonesian Diaspora Network, IDN NL di Belanda, Indonesian Muslim Association in America, dan lain-lain mencoba menjembatani kebutuhan para diaspora agar bisa berperan terhadap pembangunan Indonesia. Pemerintah Indonesia berencana menjaring diaspora untuk mengoptimalkan potensi dan keahliannya. Stakeholders telah melakukan kegiatan seminar/workshop terkait diaspora namun belum ada wujud konkrit yang bisa dijadikan sebagai acuan dalam pengelolaan diaspora. Pengelolaan SDM handal dan networking akan menunjang proses pembanguan Indonesia. Kajian ini menggunakan metode kualitatif dengan mengelaborasi hasil penelitian terkait diaspora di negara Belanda, Malaysia, dan Jepang dan jurnal terkait. Studi dokumentasi dan Fokus Grup Diskusi upaya solusi untuk merumuskan mekanisme pengelolaan diaspora Indonesia. Dari hasil kajian dirumuskan beberapa pola dalam pengelolaan diaspora, antara lain perumusan ulang kebijakan diaspora, insentif berupa kemudahan perijinan dan pengangkatan diaspora menjadi tenaga ahli/professional.
Sampowali (talk) 13:26, 1 November 2022 (WIB)