Difference between revisions of "ASN INDONESIA MENUJU INDONESIA EMAS 2045"
(Penambahan narasi) |
(Pengurangan narasi) |
||
(One intermediate revision by the same user not shown) | |||
Line 3: | Line 3: | ||
Dalam perjalanan menuju Indonesia Emas Tahun 2045, begitu banyak tantangan yang akan dihadapi dan begitu banyak persiapan yang harus dilakukan. Salah satu aspek terpenting adalah terkait Aparatur Sipil Negara (ASN). ASN merupakan salah satu aset penting dalam penyelenggaraan roda pemerintahan sebuah negara. Terlebih lagi, saat ini dunia sedang menghadapi era disrupsi teknologi hingga munculnya Revolusi Industri 4.0. Agar Indonesia dapat bersaing dengan negara-negara lainnya di era revolusi industri 4.0 pemerintah telah merancang program Smart ASN. | Dalam perjalanan menuju Indonesia Emas Tahun 2045, begitu banyak tantangan yang akan dihadapi dan begitu banyak persiapan yang harus dilakukan. Salah satu aspek terpenting adalah terkait Aparatur Sipil Negara (ASN). ASN merupakan salah satu aset penting dalam penyelenggaraan roda pemerintahan sebuah negara. Terlebih lagi, saat ini dunia sedang menghadapi era disrupsi teknologi hingga munculnya Revolusi Industri 4.0. Agar Indonesia dapat bersaing dengan negara-negara lainnya di era revolusi industri 4.0 pemerintah telah merancang program Smart ASN. | ||
− | + | == '''KONDISI ASN DEWASA INI''' == | |
− | ''' | ||
[[File:20200722_Pentingnya_Pengembangan_Kompetensi_Terhadap_Kinerja_ASN1.jpg|alt=|right|frameless|414x414px]] | [[File:20200722_Pentingnya_Pengembangan_Kompetensi_Terhadap_Kinerja_ASN1.jpg|alt=|right|frameless|414x414px]] | ||
Era Revolusi Industri 4.0. Agar Indonesia dapat bersaing dengan negara-negara lainnya di era revolusi industri 4.0 pemerintah telah merancang program Smart ASN. Selain revolusi industri 4.0, terdapat momentum yang tepat untuk mendukung terwujudnya Smart ASN. Momentum tersebut adalah hadirnya ratusan ribu anak muda yang terjun ke dunia birokrasi sebagai ASN. Peningkatan proporsi ASN dari kalangan milenial diprediksi dapat mengubah pola dan cara kerja birokrasi, seperti perubahan jam kerja yang jauh lebih fleksibel serta perubahan tempat kerja yang mendukung diskusi dan berbagi informasi. Berbeda dengan ASN generasi ''baby boomers'' yang memiliki karakter yang mengedepankan tata krama birokrasi, generasi milenial memiliki karakter lebih kreatif, melek teknologi, dan memprioritaskan ''work life'' ''balance.'' | Era Revolusi Industri 4.0. Agar Indonesia dapat bersaing dengan negara-negara lainnya di era revolusi industri 4.0 pemerintah telah merancang program Smart ASN. Selain revolusi industri 4.0, terdapat momentum yang tepat untuk mendukung terwujudnya Smart ASN. Momentum tersebut adalah hadirnya ratusan ribu anak muda yang terjun ke dunia birokrasi sebagai ASN. Peningkatan proporsi ASN dari kalangan milenial diprediksi dapat mengubah pola dan cara kerja birokrasi, seperti perubahan jam kerja yang jauh lebih fleksibel serta perubahan tempat kerja yang mendukung diskusi dan berbagi informasi. Berbeda dengan ASN generasi ''baby boomers'' yang memiliki karakter yang mengedepankan tata krama birokrasi, generasi milenial memiliki karakter lebih kreatif, melek teknologi, dan memprioritaskan ''work life'' ''balance.'' | ||
Line 11: | Line 10: | ||
ASN milenial ini identik dengan pribadi yang terbuka, ingin serba cepat, ''multitasking'', memiliki daya kreativitas tinggi, serta ketergantungan yang tinggi pada teknologi dan informasi. Selain itu, ASN generasi milenial juga lekat dengan daya kritis, melihat melalui perspektif cara pandang yang berbeda. Mereka merupakan pribadi yang menyukai hal praktis dan serba instan sehingga kurang menghargai proses. Pada ranah karakter, generasi ini cenderung dianggap kurang mampu menempatkan diri mengikuti norma/aturan yang ada di lingkungan, cenderung pesimis dan kurang ''inline'' dalam aksi prososial. | ASN milenial ini identik dengan pribadi yang terbuka, ingin serba cepat, ''multitasking'', memiliki daya kreativitas tinggi, serta ketergantungan yang tinggi pada teknologi dan informasi. Selain itu, ASN generasi milenial juga lekat dengan daya kritis, melihat melalui perspektif cara pandang yang berbeda. Mereka merupakan pribadi yang menyukai hal praktis dan serba instan sehingga kurang menghargai proses. Pada ranah karakter, generasi ini cenderung dianggap kurang mampu menempatkan diri mengikuti norma/aturan yang ada di lingkungan, cenderung pesimis dan kurang ''inline'' dalam aksi prososial. | ||
+ | == '''KONDISI KEPEGAWAIAN YANG DAPAT MEMBERI OPTIMISME UNTUK MENGANTARKAN TERWUJUDNYA INDONESIA EMAS 2045''' == | ||
+ | [[File:1562431183-Egov.jpg|left|thumb|326x326px|Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE)]] | ||
+ | Salah satu prioritas reformasi birokrasi Pemerintah Indonesia hingga 2024 yaitu mewujudkan kompetensi Aparatur Sipil Negara (ASN) berkelas dunia. Untuk mewujudkan hal tersebut, pemerintah melalui Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB), telah mencanangkan pembangunan “Smart ASN” 2024. Hal ini menjadi pondasi untuk peningkatan kualitas pelayanan publik khususnya di Era Digital dan Revolusi Industri 4.0. Dalam menghadapi Era Digital, Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB) melakukan percepatan penerapan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) atau ''E-Government''. Hal ini berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2018, bahwa salah satu mandat yang harus segera dilaksanakan adalah percepatan SPBE. Selain itu, juga menjadi amanat dari Pasal 349 (3) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah bahwa Pemerintah Daerah dapat memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam penyelenggaraan pelayanan publik. | ||
+ | Penerapan sistem berbasis elektronik dan terpadu akan membawa perubahan yang cepat dan dinamis bagi pelayanan publik yang berkualitas. Untuk mendorong percepatan tersebut, kompetensi ASN khususnya dari generasi milenial menjadi salah satu kunci dalam melaksanakan pemerintahan berbasis elektronik. Generasi milenial yang relatif “''open minded''”, cerdas, dan inovatif, didukung dengan karakteristik “Smart ASN” yang memiliki jiwa nasionalisme; integritas; wawasan global; komunikasi; keramahan; jejaring; dan wirausaha, akan membawa perubahan bagi pelayanan publik. Selain itu, komitmen pemerintah untuk bekerja sama dan berkolaborasi dengan semua stakeholders adalah upaya untuk menciptakan inovasi di bidang pemerintahan. | ||
− | + | Tak dapat dipungkiri apabila tuntutan terhadap peningkatan pelayanan publik di level pusat hingga pemerintah daerah otonom masih tinggi. Hal ini dikarenakan pelayanan publik masih rendah dan belum mampu beradaptasi dengan zaman. Saat ini kita telah memasuki Revolusi Industri 4.0, yang ditandai dengan meningkatnya konektivitas, interaksi, dan batas antara manusia, mesin, dan sumber daya lainnya yang semakin konvergen melalui teknologi informasi dan komunikasi. Reformasi Birokrasi hingga 2024 mendatang untuk memperkuat dan membangun model kelembagaan aparatur negara dan reformasi birokrasi kelas dunia. Tujuannya agar terbentuknya pemerintahan yang bersih, transparan, dan mampu menjawab perubahan secara efektif, sehingga pelayanan publik berkualitas dan berkelas dunia serta visi Indonesia Emas Tahun 2045 dapat terwujud | |
− | |||
− | |||
− | |||
− | |||
− | |||
− | |||
− | |||
− | |||
− | |||
− | |||
− | |||
− | |||
− | |||
− | |||
− | |||
− | |||
− | |||
− | |||
− | |||
+ | == '''KONDISI KEPEGAWAIAN YANG BERPOTENSI MENGHAMBAT TERWUJUDNYA INDONESIA EMAS 2045''' == | ||
Indonesia Emas dan Revolusi Industri 4.0 seperti dua kutub yang tidak bisa dipisahkan, karena terwujudnya Indonesia Emas tahun 2045 tergantung bagaimana kesiapan ASN generasi ''baby boomers'' dan ASN milenial yang merupakan Generasi Emas Indonesia dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0. | Indonesia Emas dan Revolusi Industri 4.0 seperti dua kutub yang tidak bisa dipisahkan, karena terwujudnya Indonesia Emas tahun 2045 tergantung bagaimana kesiapan ASN generasi ''baby boomers'' dan ASN milenial yang merupakan Generasi Emas Indonesia dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0. | ||
Line 40: | Line 25: | ||
Undang-Undang Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara telah memuat nilai dasar, kode etik dan kode perilaku ASN. Begitu seseorang melamar menjadi CASN, sesungguhnya sudah harus mempersiapkan diri untuk terikat dengan berbagai nilai-nilai dasar ASN, kode etik dan kode perilaku. ASN generasi milenial beberapa tahun mendatang akan menggantikan posisi pimpinan yang sekarang dipegang oleh ASN generasi baby boomers. Konflik antar kedua generasi akan mudah dihindari apabila perbedaan dapat dikelola dengan baik sehingga menjadi sebuah interaksi yang produktif dan bersinergi. Kolaborasi antar generasi sangat diperlukan untuk dapat meningkatkan kinerja institusi meskipun hal tersebut tidaklah mudah. ASN generasi ''baby boomers'' yang telah memiliki lebih banyak pengalaman perlu dimotivasi untuk dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman terhadap ASN milenial, namun tidak menutup diri untuk beradaptasi dengan berbagai teknologi yang dikuasai oleh ASN milenial. Sebaliknya, ASN milenial pun perlu membuka diri untuk menerima berbagai pengetahuan dan pengalaman dari para seniornya. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya untuk menjembatani perbedaan antar generasi ASN sekaligus ''succession planning'' bagi ASN milenial yang akan menggantikan jabatan ASN generasi ''baby boomers''. Dengan memanfaatkan kolaborasi antar generasi ASN, maka visi untuk mewujudkan Indonesia Emas dapat diwujudkan. | Undang-Undang Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara telah memuat nilai dasar, kode etik dan kode perilaku ASN. Begitu seseorang melamar menjadi CASN, sesungguhnya sudah harus mempersiapkan diri untuk terikat dengan berbagai nilai-nilai dasar ASN, kode etik dan kode perilaku. ASN generasi milenial beberapa tahun mendatang akan menggantikan posisi pimpinan yang sekarang dipegang oleh ASN generasi baby boomers. Konflik antar kedua generasi akan mudah dihindari apabila perbedaan dapat dikelola dengan baik sehingga menjadi sebuah interaksi yang produktif dan bersinergi. Kolaborasi antar generasi sangat diperlukan untuk dapat meningkatkan kinerja institusi meskipun hal tersebut tidaklah mudah. ASN generasi ''baby boomers'' yang telah memiliki lebih banyak pengalaman perlu dimotivasi untuk dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman terhadap ASN milenial, namun tidak menutup diri untuk beradaptasi dengan berbagai teknologi yang dikuasai oleh ASN milenial. Sebaliknya, ASN milenial pun perlu membuka diri untuk menerima berbagai pengetahuan dan pengalaman dari para seniornya. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya untuk menjembatani perbedaan antar generasi ASN sekaligus ''succession planning'' bagi ASN milenial yang akan menggantikan jabatan ASN generasi ''baby boomers''. Dengan memanfaatkan kolaborasi antar generasi ASN, maka visi untuk mewujudkan Indonesia Emas dapat diwujudkan. | ||
− | + | =='''ANALISA TERKAIT KEMAMPUAN ASN INDONESIA MEWUJUDKAN INDONESIA EMAS 2045'''== | |
+ | [[File:Image.png|left|thumb|359x359px|Revolusi Industri 4.0]] | ||
Indonesia emas tahun 2045 tidak lepas dari era revolusi industri 4.0. Berkaitan dengan era Revolusi Industri 4.0 maka sebagai pelayan publik tentunya ASN dituntut untuk bekerja lebih maksimal lagi agar ekspektasi masyarakat terhadap ASN semakin terjawabkan. Revolusi Industri 4.0 secara fundamental mengakibatkan berubahnya ''mindset'' ASN, cara ASN dalam menyikapi kemajuan zaman, dan cara ASN dalam berinteraksi satu dengan yang lain. | Indonesia emas tahun 2045 tidak lepas dari era revolusi industri 4.0. Berkaitan dengan era Revolusi Industri 4.0 maka sebagai pelayan publik tentunya ASN dituntut untuk bekerja lebih maksimal lagi agar ekspektasi masyarakat terhadap ASN semakin terjawabkan. Revolusi Industri 4.0 secara fundamental mengakibatkan berubahnya ''mindset'' ASN, cara ASN dalam menyikapi kemajuan zaman, dan cara ASN dalam berinteraksi satu dengan yang lain. | ||
Line 47: | Line 33: | ||
Yang lebih penting lagi, di era Revolusi Industri 4.0 menuju Indonesia Emas 2045, ASN juga harus bisa menciptakan dan melakukan inovasi terutama berkaitan dengan inovasi pelayanan publik. Inovasi yang didukung dan berbasis dengan perkembangan teknologi. Pemerintah baik Pusat, Provinsi, Kabupaten dan Kota juga harus membuat kebijakan yang pro terhadap Revolusi Industri 4.0, jika ingin kegiatan pembangunan di daerah tetap berkesinambungan dan tentunya visi Indonesia Emas 2045 dapat terealisasi. | Yang lebih penting lagi, di era Revolusi Industri 4.0 menuju Indonesia Emas 2045, ASN juga harus bisa menciptakan dan melakukan inovasi terutama berkaitan dengan inovasi pelayanan publik. Inovasi yang didukung dan berbasis dengan perkembangan teknologi. Pemerintah baik Pusat, Provinsi, Kabupaten dan Kota juga harus membuat kebijakan yang pro terhadap Revolusi Industri 4.0, jika ingin kegiatan pembangunan di daerah tetap berkesinambungan dan tentunya visi Indonesia Emas 2045 dapat terealisasi. | ||
+ | == '''HAL LAIN YANG RELEVAN DALAM MEWUJUDKAN INDONESIA EMAS 2045''' == | ||
− | + | === '''Mempersiapkan generasi emas indonesia tahun 2045 melalui pendidikan berkualitas''' === | |
− | + | [[File:Image3.png|thumb|465x465px]] | |
− | '''Mempersiapkan generasi emas indonesia tahun 2045 melalui pendidikan berkualitas''' | ||
− | |||
Pendidikan merupakan sebuah proses untuk membentuk manusia yang tidak hanya cerdas secara intelektual, mampu berpikir secara saintifik dan filosofis tetapi juga mampu mengembangkan spiritualnya. Pendidikan tanpa guru, ibarat ruangan tanpa cahaya. Guru memiliki peran yang sangat strategis bagi dunia pendidikan, karena dari semua komponen pendidikan yang ada seperti kurikulum, sarana prasarana, metode pembelajaran, guru, siswa, orang tua, dan lingkungan, yang paling menentukan adalah guru. Guru memiliki kedudukan yang sangat mulia, dari merekalah tercipta generasi emas Indonesia. | Pendidikan merupakan sebuah proses untuk membentuk manusia yang tidak hanya cerdas secara intelektual, mampu berpikir secara saintifik dan filosofis tetapi juga mampu mengembangkan spiritualnya. Pendidikan tanpa guru, ibarat ruangan tanpa cahaya. Guru memiliki peran yang sangat strategis bagi dunia pendidikan, karena dari semua komponen pendidikan yang ada seperti kurikulum, sarana prasarana, metode pembelajaran, guru, siswa, orang tua, dan lingkungan, yang paling menentukan adalah guru. Guru memiliki kedudukan yang sangat mulia, dari merekalah tercipta generasi emas Indonesia. | ||
Line 75: | Line 60: | ||
− | Memperoleh pendidikan yang berkualitas adalah dasar untuk meningkatkan kehidupan masyarakat dan pembangunan berkelanjutan. Kemajuan besar telah dibuat terhadap peningkatan akses pendidikan di semua tingkatan dan meningkatkan angka partisipasi di sekolah terutama bagi perempuan dan anak perempuan. Keterampilan keaksaraan dasar telah meningkat pesat , namun upaya lebih berani dibutuhkan untuk membuat langkah yang lebih besar untuk mencapai tujuan pendidikan universal. Misalnya, dunia telah mencapai kesetaraan dalam pendidikan dasar antara anak perempuan dan anak laki-laki , namun beberapa negara telah mencapai target yang di semua tingkat pendidikan | + | Memperoleh pendidikan yang berkualitas adalah dasar untuk meningkatkan kehidupan masyarakat dan pembangunan berkelanjutan. Kemajuan besar telah dibuat terhadap peningkatan akses pendidikan di semua tingkatan dan meningkatkan angka partisipasi di sekolah terutama bagi perempuan dan anak perempuan. Keterampilan keaksaraan dasar telah meningkat pesat , namun upaya lebih berani dibutuhkan untuk membuat langkah yang lebih besar untuk mencapai tujuan pendidikan universal. Misalnya, dunia telah mencapai kesetaraan dalam pendidikan dasar antara anak perempuan dan anak laki-laki , namun beberapa negara telah mencapai target yang di semua tingkat pendidikan. |
− | |||
− | |||
− | |||
− | |||
− | |||
− | |||
− | |||
− |
Latest revision as of 09:49, 14 September 2021
Indonesia Emas merupakan cita-cita bersama bangsa Indonesia untuk menjadi negara maju yang bertepatan dengan 100 tahun Kemerdekaan Indonesia. Lalu apa itu visi Indonesia Emas 2045? Indonesia emas 2045 adalah visi dimana bangsa Indonesia yang unggul dari bangsa-bangsa lain dalam semua aspek dengan meningkatnya kesejahteraan rakyat Indonesia menjadi lebih baik dan merata, kualitas manusia yang lebih tinggi, ekonomi Indonesia yang meningkat sehingga dapat menjadikan Indonesia menjadi negara maju dan salah satu dari 5 kekuatan ekonomi terbesar dunia.
Dalam perjalanan menuju Indonesia Emas Tahun 2045, begitu banyak tantangan yang akan dihadapi dan begitu banyak persiapan yang harus dilakukan. Salah satu aspek terpenting adalah terkait Aparatur Sipil Negara (ASN). ASN merupakan salah satu aset penting dalam penyelenggaraan roda pemerintahan sebuah negara. Terlebih lagi, saat ini dunia sedang menghadapi era disrupsi teknologi hingga munculnya Revolusi Industri 4.0. Agar Indonesia dapat bersaing dengan negara-negara lainnya di era revolusi industri 4.0 pemerintah telah merancang program Smart ASN.
KONDISI ASN DEWASA INI[edit | edit source]
Era Revolusi Industri 4.0. Agar Indonesia dapat bersaing dengan negara-negara lainnya di era revolusi industri 4.0 pemerintah telah merancang program Smart ASN. Selain revolusi industri 4.0, terdapat momentum yang tepat untuk mendukung terwujudnya Smart ASN. Momentum tersebut adalah hadirnya ratusan ribu anak muda yang terjun ke dunia birokrasi sebagai ASN. Peningkatan proporsi ASN dari kalangan milenial diprediksi dapat mengubah pola dan cara kerja birokrasi, seperti perubahan jam kerja yang jauh lebih fleksibel serta perubahan tempat kerja yang mendukung diskusi dan berbagi informasi. Berbeda dengan ASN generasi baby boomers yang memiliki karakter yang mengedepankan tata krama birokrasi, generasi milenial memiliki karakter lebih kreatif, melek teknologi, dan memprioritaskan work life balance. Para ASN baru ini adalah anak muda generasi milenial yang relatif akrab dengan dunia digital (digital natives). Dibandingkan dengan ASN generasi sebelumnya, anak muda milenial hampir mustahil dilepaskan dari teknologi komunikasi dan informasi digital. Mereka tumbuh dalam kemajuan teknologi, keluasan komunikasi dan keleluasaan informasi yang membuat mereka merasa percaya diri dan merasa dapat menjalani hidup secara mandiri. Hal ini menjadi kelebihan tersendiri dan energi baru bagi ASN di lingkungan birokrasi Indonesia. Anak muda yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia bisa menjadi digital talent dan digital leader yang mendukung transformasi birokrasi di Indonesia.
ASN milenial ini identik dengan pribadi yang terbuka, ingin serba cepat, multitasking, memiliki daya kreativitas tinggi, serta ketergantungan yang tinggi pada teknologi dan informasi. Selain itu, ASN generasi milenial juga lekat dengan daya kritis, melihat melalui perspektif cara pandang yang berbeda. Mereka merupakan pribadi yang menyukai hal praktis dan serba instan sehingga kurang menghargai proses. Pada ranah karakter, generasi ini cenderung dianggap kurang mampu menempatkan diri mengikuti norma/aturan yang ada di lingkungan, cenderung pesimis dan kurang inline dalam aksi prososial.
KONDISI KEPEGAWAIAN YANG DAPAT MEMBERI OPTIMISME UNTUK MENGANTARKAN TERWUJUDNYA INDONESIA EMAS 2045[edit | edit source]
Salah satu prioritas reformasi birokrasi Pemerintah Indonesia hingga 2024 yaitu mewujudkan kompetensi Aparatur Sipil Negara (ASN) berkelas dunia. Untuk mewujudkan hal tersebut, pemerintah melalui Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB), telah mencanangkan pembangunan “Smart ASN” 2024. Hal ini menjadi pondasi untuk peningkatan kualitas pelayanan publik khususnya di Era Digital dan Revolusi Industri 4.0. Dalam menghadapi Era Digital, Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB) melakukan percepatan penerapan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) atau E-Government. Hal ini berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2018, bahwa salah satu mandat yang harus segera dilaksanakan adalah percepatan SPBE. Selain itu, juga menjadi amanat dari Pasal 349 (3) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah bahwa Pemerintah Daerah dapat memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam penyelenggaraan pelayanan publik.
Penerapan sistem berbasis elektronik dan terpadu akan membawa perubahan yang cepat dan dinamis bagi pelayanan publik yang berkualitas. Untuk mendorong percepatan tersebut, kompetensi ASN khususnya dari generasi milenial menjadi salah satu kunci dalam melaksanakan pemerintahan berbasis elektronik. Generasi milenial yang relatif “open minded”, cerdas, dan inovatif, didukung dengan karakteristik “Smart ASN” yang memiliki jiwa nasionalisme; integritas; wawasan global; komunikasi; keramahan; jejaring; dan wirausaha, akan membawa perubahan bagi pelayanan publik. Selain itu, komitmen pemerintah untuk bekerja sama dan berkolaborasi dengan semua stakeholders adalah upaya untuk menciptakan inovasi di bidang pemerintahan.
Tak dapat dipungkiri apabila tuntutan terhadap peningkatan pelayanan publik di level pusat hingga pemerintah daerah otonom masih tinggi. Hal ini dikarenakan pelayanan publik masih rendah dan belum mampu beradaptasi dengan zaman. Saat ini kita telah memasuki Revolusi Industri 4.0, yang ditandai dengan meningkatnya konektivitas, interaksi, dan batas antara manusia, mesin, dan sumber daya lainnya yang semakin konvergen melalui teknologi informasi dan komunikasi. Reformasi Birokrasi hingga 2024 mendatang untuk memperkuat dan membangun model kelembagaan aparatur negara dan reformasi birokrasi kelas dunia. Tujuannya agar terbentuknya pemerintahan yang bersih, transparan, dan mampu menjawab perubahan secara efektif, sehingga pelayanan publik berkualitas dan berkelas dunia serta visi Indonesia Emas Tahun 2045 dapat terwujud
KONDISI KEPEGAWAIAN YANG BERPOTENSI MENGHAMBAT TERWUJUDNYA INDONESIA EMAS 2045[edit | edit source]
Indonesia Emas dan Revolusi Industri 4.0 seperti dua kutub yang tidak bisa dipisahkan, karena terwujudnya Indonesia Emas tahun 2045 tergantung bagaimana kesiapan ASN generasi baby boomers dan ASN milenial yang merupakan Generasi Emas Indonesia dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0.
ASN milenial memiliki orientasi yang serba cepat, sehingga menyebabkan tata krama interaksi bekerja cenderung diabaikan akibat rasa percaya diri berlebihan. Kemampuan menguasai teknologi memberikan ruang bagi peningkatan kepercayaan diri, tetapi abai terhadap etika. Sering para ASN generasi baby boomers mengeluhkan bahwasanya ASN baru tidak menjunjung etika dan norma pergaulan. Karakter ASN milenial dinilai tidak selaras dengan budaya birokrasi yang mengakar secara formal dalam mengatur kebiasaan berperilaku.
Undang-Undang Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara telah memuat nilai dasar, kode etik dan kode perilaku ASN. Begitu seseorang melamar menjadi CASN, sesungguhnya sudah harus mempersiapkan diri untuk terikat dengan berbagai nilai-nilai dasar ASN, kode etik dan kode perilaku. ASN generasi milenial beberapa tahun mendatang akan menggantikan posisi pimpinan yang sekarang dipegang oleh ASN generasi baby boomers. Konflik antar kedua generasi akan mudah dihindari apabila perbedaan dapat dikelola dengan baik sehingga menjadi sebuah interaksi yang produktif dan bersinergi. Kolaborasi antar generasi sangat diperlukan untuk dapat meningkatkan kinerja institusi meskipun hal tersebut tidaklah mudah. ASN generasi baby boomers yang telah memiliki lebih banyak pengalaman perlu dimotivasi untuk dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman terhadap ASN milenial, namun tidak menutup diri untuk beradaptasi dengan berbagai teknologi yang dikuasai oleh ASN milenial. Sebaliknya, ASN milenial pun perlu membuka diri untuk menerima berbagai pengetahuan dan pengalaman dari para seniornya. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya untuk menjembatani perbedaan antar generasi ASN sekaligus succession planning bagi ASN milenial yang akan menggantikan jabatan ASN generasi baby boomers. Dengan memanfaatkan kolaborasi antar generasi ASN, maka visi untuk mewujudkan Indonesia Emas dapat diwujudkan.
ANALISA TERKAIT KEMAMPUAN ASN INDONESIA MEWUJUDKAN INDONESIA EMAS 2045[edit | edit source]
Indonesia emas tahun 2045 tidak lepas dari era revolusi industri 4.0. Berkaitan dengan era Revolusi Industri 4.0 maka sebagai pelayan publik tentunya ASN dituntut untuk bekerja lebih maksimal lagi agar ekspektasi masyarakat terhadap ASN semakin terjawabkan. Revolusi Industri 4.0 secara fundamental mengakibatkan berubahnya mindset ASN, cara ASN dalam menyikapi kemajuan zaman, dan cara ASN dalam berinteraksi satu dengan yang lain.
Dari sisi perubahan pola pikir atau mindset, ASN tidak lagi berpikir rutinitas, melainkan berpikir out of the box , bila perlu berpikir out of the side box. Mindset sebagai pelayan publik, ASN tidak lagi harus bermental dilayani tetapi harus mental melayani. Wawasan dan pengetahuan juga harus global, tidak berada dalam pikiran yang sempit dan tidak terbuka, serta alergi terhadap pendapat orang lain. Keahlian juga perlu ditingkatkan, dan sikap mental harus dirubah. Begitu juga pengetahuan tentang kompetensi pemerintahan harus diperdalam.
Yang lebih penting lagi, di era Revolusi Industri 4.0 menuju Indonesia Emas 2045, ASN juga harus bisa menciptakan dan melakukan inovasi terutama berkaitan dengan inovasi pelayanan publik. Inovasi yang didukung dan berbasis dengan perkembangan teknologi. Pemerintah baik Pusat, Provinsi, Kabupaten dan Kota juga harus membuat kebijakan yang pro terhadap Revolusi Industri 4.0, jika ingin kegiatan pembangunan di daerah tetap berkesinambungan dan tentunya visi Indonesia Emas 2045 dapat terealisasi.
HAL LAIN YANG RELEVAN DALAM MEWUJUDKAN INDONESIA EMAS 2045[edit | edit source]
Mempersiapkan generasi emas indonesia tahun 2045 melalui pendidikan berkualitas[edit | edit source]
Pendidikan merupakan sebuah proses untuk membentuk manusia yang tidak hanya cerdas secara intelektual, mampu berpikir secara saintifik dan filosofis tetapi juga mampu mengembangkan spiritualnya. Pendidikan tanpa guru, ibarat ruangan tanpa cahaya. Guru memiliki peran yang sangat strategis bagi dunia pendidikan, karena dari semua komponen pendidikan yang ada seperti kurikulum, sarana prasarana, metode pembelajaran, guru, siswa, orang tua, dan lingkungan, yang paling menentukan adalah guru. Guru memiliki kedudukan yang sangat mulia, dari merekalah tercipta generasi emas Indonesia.
Tantangan pendidikan berkualitas, mengharuskan guru untuk lebih kreatif, inovatif, dan inspiratif dalam mendesain kegiatan pembelajaran yang bermutu untuk menyongsong generasi emas Indonesia Tahun 2045. Guru menjadi kunci utama keberhasilan sumber daya manusia yang tidak hanya produktif tetapi juga unggul dan religious. Sehubungan dengan itu, tidak terlepas dari upaya pemerintah untuk bersinergi mencerdaskan anak bangsa.
Peran pendidikan dalam mempersiapkan generasi 2045 sangat penting. Target yang dicanangkan pemerintah berupa munculnya generasi emas Indonesia dalam sepuluh atau dua puluh tahun kedepan yaitu dengan meluaskan kesempatan akses pendidikan lebih tinggi. Selain itu, dengan meningkatkan kualitas pendidikan sejalan dengan upaya meningkatkan kompetensi dan kesejahteraan guru. Untuk mempersiapkan generasi emas Indonesia 2045, penting bagi dunia pendidikan melakukan perubahan pola pikir. Pendidikan tidak sekadar dimaknai dengan transfer akademik (keilmuan) saja, melainkan dilengkapi dengan karakter. Keseimbangan akademik dan karakter inilah yang perlu disiapkan sejak sekarang. Pemerintah selalu menuntut guru untuk bisa lebih kreatif, inovatif dan inspiratif dalam mendesain kegiatan pembelajaran yang bermutu untuk menyongsong generasi emas Indonesia. Jika memang guru menjadi kunci utama, seharusnya pemerintah meletakkan kekuasaan penuh terhadap guru untuk menyusun kurikulum serta mengevaluasi.
Untuk mencapai generasi emas Indonesia maka diperlukan juga Usaha meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia seperti :
1. Meningkatkan Anggaran Pendidikan,
2. Manajemen pengelolaan pendidikan,
3. Bebaskan sekolah dari suasana bisnis,
4. Perbaikan kurikulum
5. Pendidikan Agama
6. Pendidikan yang melatih kesadaran kritis
7. Pemberdayaan Guru.
Memperoleh pendidikan yang berkualitas adalah dasar untuk meningkatkan kehidupan masyarakat dan pembangunan berkelanjutan. Kemajuan besar telah dibuat terhadap peningkatan akses pendidikan di semua tingkatan dan meningkatkan angka partisipasi di sekolah terutama bagi perempuan dan anak perempuan. Keterampilan keaksaraan dasar telah meningkat pesat , namun upaya lebih berani dibutuhkan untuk membuat langkah yang lebih besar untuk mencapai tujuan pendidikan universal. Misalnya, dunia telah mencapai kesetaraan dalam pendidikan dasar antara anak perempuan dan anak laki-laki , namun beberapa negara telah mencapai target yang di semua tingkat pendidikan.