Difference between revisions of "BAGAIMANA MENYUSUN STRATEGI AKUISISI TALENTA (PT. JakLingko)"
(Strategi Akusisi Talenta) |
(Seorang pimpinan layanan transportasi perkotaan di JakLingko Indonesia harus memiliki kepribadian yang kuat, etos kerja yang tinggi, dan soft skill yang mumpuni. Selain itu, mereka juga harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang luas serta pengalaman kerja yang relevan.) |
||
Line 164: | Line 164: | ||
* Kerjasama | * Kerjasama | ||
* Berorientasi pada pelayanan | * Berorientasi pada pelayanan | ||
+ | Adapun kepribadian, etos kerja, serta ''soft skill'' seorang pemimpin khususnya untuk layanan transportasi perkotaan di JakLingko Indonesia ialah: | ||
+ | |||
+ | Kepribadian: | ||
+ | |||
+ | * Tegas dan Bertanggung Jawab: Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan sulit dan bertanggung jawab atas konsekuensinya. | ||
+ | * Berorientasi pada Pelanggan: Memiliki komitmen untuk memberikan layanan terbaik bagi pelanggan dan memahami kebutuhan mereka. | ||
+ | * Pemimpin yang Visioner: Memiliki visi yang jelas untuk masa depan layanan transportasi perkotaan dan mampu menginspirasi orang lain untuk mencapainya. | ||
+ | * Komunikator yang Efektif: Mampu menyampaikan informasi secara jelas dan ringkas kepada berbagai pihak, baik internal maupun eksternal. | ||
+ | * Pemecah Masalah yang Kreatif: Mampu menemukan solusi inovatif untuk mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi. | ||
+ | |||
+ | Etos Kerja: | ||
+ | |||
+ | * Dedikasi Tinggi: Memiliki komitmen yang tinggi terhadap pekerjaannya dan selalu berusaha memberikan yang terbaik. | ||
+ | * Kerja Keras: Mampu bekerja dengan tekun dan menyelesaikan tugas tepat waktu. | ||
+ | * Disiplin: Memiliki disiplin kerja yang tinggi dan mampu mengatur waktu dengan baik. | ||
+ | * Efisien dan Efektif: Mampu menyelesaikan pekerjaan dengan cara yang efisien dan efektif. | ||
+ | * Berorientasi pada Hasil: Memiliki fokus yang kuat pada pencapaian hasil dan selalu berusaha mencapai target yang telah ditetapkan. | ||
+ | |||
+ | ''Soft Skill:'' | ||
+ | |||
+ | * Kemampuan Berkomunikasi: Mampu berkomunikasi secara efektif dengan berbagai pihak, baik internal maupun eksternal. | ||
+ | * Kemampuan Memimpin: Mampu memimpin tim dengan efektif dan menginspirasi mereka untuk mencapai tujuan bersama. | ||
+ | * Kemampuan Bernegosiasi: Mampu bernegosiasi dengan berbagai pihak untuk mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan. | ||
+ | * Kemampuan Membangun Tim: Mampu membangun tim yang solid dan kompak. | ||
+ | * Kemampuan Mengelola Konflik: Mampu mengelola konflik dengan baik dan menemukan solusi yang tepat. |
Revision as of 10:17, 25 March 2024
Disusun Oleh Nurul Febriyanti dan Musrif Asni
MENYUSUN STRATEGI AKUISISI TALENTA
Menyusun strategi akuisisi talenta untuk sebuah perusahaan daerah di bidang transportasi melibatkan langkah-langkah untuk menarik, merekrut, dan mempertahankan bakat-bakat yang diperlukan untuk mendukung operasi perusahaan.
Akuisisi talenta merupakan pendekatan strategis jangka panjang untuk menemukan, menarik, dan mempekerjakan kandidat yang memenuhi syarat untuk peran tertentu dalam organisasi. Ini adalah proses yang komprehensif untuk mengidentifikasi talenta yang dibutuhkan, mencari kandidat, menilai kualifikasi mereka, dan pada akhirnya menerima mereka yang dipekerjakan. Akuisisi talenta bersifat proaktif dan berfokus pada penyelarasan tujuan jangka panjang organisasi dengan keterampilan dan kemampuan karyawan potensial. Di sebagian besar organisasi, tim ini sekarang menjadi tim yang terpisah atau bagian penting dari departemen SDM.
Perencanaan akuisisi talenta membutuhkan waktu lebih banyak, karena melibatkan employer branding serta collaborative hiring yang mumpuni. Employer branding yang baik berpotensi lebih tinggi menarik talenta potensial dibanding dengan perusahaan yang sekadar melakukan perekrutan. Nama baik perusahaan di mata masyarakat akan menunjang peluang memenangkan kompetisi pencarian talenta potensial bagi perusahaan. Di sinilah eksekutif, praktisi HR, dan komponen perusahaan lainnya berperan dalam menentukan kualitas employer branding perusahaan.
Memanfaatkan teknologi, data, dan analitik dapat mengoptimalkan proses akuisisi talenta, membuatnya lebih efektif dan efisien. Di era sekarang, fokus pada pengambilan keputusan berbasis data, pengalaman kandidat dan branding perusahaan telah menjadi bagian dari strategi akuisisi talenta. Teknologi canggih seperti sistem pelacakan pelamar (ATS), AI, dan analitik prediktif telah mengubah proses ini lebih jauh, memungkinkan perekrut untuk menemukan dan berinteraksi dengan kandidat-kandidat terbaik secara lebih efektif. Evolusi yang sedang berlangsung ini terus membentuk cara organisasi menarik dan mempertahankan karyawan yang mereka butuhkan dan menekankan pentingnya menyelaraskan strategi akuisisi talenta dengan tujuan organisasi secara keseluruhan.
Akuisisi talenta sebagai proses mengidentifikasi, menarik, memilih, dan mempertahankan talenta potensial perusahaan yang berkualifikasi tinggi. Proses ini melibatkan teori Attraction-Selection-Attrision (ASA) milik Schneider. Ia menjelaskan bagaimana 3 kekuatan yang saling terkait tersebut menentukan karakter talenta yang bekerja dalam sebuah organisasi.
1. Attraction
Kekuatan pertama adalah daya tarik (attraction). Pencari kerja dapat melamar ke perusahaan manapun, tetapi mereka hanya memilih satu yang paling diinginkan, boleh jadi karena karena perusahaan tersebut menawarkan sesuatu yang berbeda dari yang lain. Misalnya brand image yang kuat dan proposisi nilai yang konsisten bagi karyawan.
2. Selection
Kekuatan kedua adalah seleksi (selection). Setelah talenta kerja melamar, setelahnya perusahaan bertanggung jawab untuk memilih talenta potensial yang sesuai dengan peran dan nilai-nilai acuan dalam perusahaan. Hal ini berbicara banyak tentang kecocokan talenta dengan pekerjaan yang tersedia dan kecocokan talenta dengan organisasi perusahaan Anda.
3. Attrition
Kekuatan ketiga adalah atrisi (attrition). Jika tidak terdapat kecocokan antara talenta potensial yang melamar, dengan lowongan pekerjaan atau perusahaan Anda, akan ada yang kalah dari proses ini, entah talenta tersebut berhenti atau perusahaan memutus hubungan kerja. Artinya perusahaan hanya akan mempertahankan orang-orang yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan.
Ketiga kekuatan ini adalah pilar fundamental dari proses akuisisi talenta yang ditujukan untuk menarik talenta potensial dan memilih yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Jika ini dilakukan dengan baik, hal ini berimbas pada kecocokan, yang mengarah ke pengurangan atrisi, produktivitas yang lebih tinggi, dan peningkatan employee engagement.
Strategi akuisisi talenta yang efektif biasanya mencakup elemen-elemen seperti pencitraan organisasi, perencanaan tenaga kerja, pencarian kandidat, penilaian kandidat, proses wawancara yang efisien, kompensasi, dan tunjangan yang kompetitif, serta program orientasi yang menyeluruh. Elemen-elemen ini secara kolektif bertujuan untuk menarik, menilai, mengidentifikasi, dan mempertahankan talenta terbaik untuk kebutuhan perekrutan organisasi saat ini dan di masa depan.
MENCIPTAKAN STRATEGI AKUISISI TALENTA MELIBATKAN BEBERAPA ELEMEN PENTING :
1. Pencitraan Perusahaan
Untuk menarik talenta terbaik, kembangkan pesan pencitraan perusahaan yang kuat yang menyoroti tujuan organisasi dan menyertakan nilai, budaya, dan manfaatnya.
2. Talent assessments atas kebutuhan saat ini dan masa depan
Mengevaluasi keseluruhan staf dan kepemimpinan organisasi dan menilai kebutuhan talenta saat ini dan di masa depan, dengan mempertimbangkan elemen seperti kesenjangan keterampilan, tujuan bisnis, dan proyeksi pertumbuhan.
3. Pencarian tertarget
Menargetkan kandidat potensial dengan memanfaatkan berbagai saluran, termasuk papan lowongan kerja, jaringan profesional, referensi karyawan, dan media sosial, yang akan menarik kandidat dengan
keterampilan dan kualifikasi yang tepat.
4. Pengalaman kandidat
Merancang pengalaman kandidat yang menarik dan efisien yang memberikan pelamar komunikasi yang jelas, transparansi, dan masukan saat mereka menjalani proses perekrutan
5. Keberagaman, kesetaraan, dan inklusi (DE&I)
Memastikan upaya yang dilakukan untuk mengembangkan lingkungan kerja yang adil, beragam, dan proses perekrutan inklusif yang merangkul orang-orang dengan latar belakang, identitas, dan pengalaman yang beragam.
6. Penyaringan yang efektif
Menerapkan proses penyaringan yang efektif untuk mencegah perekrutan yang buruk dan mengambil keputusan seleksi yang lebih baik. Meninjau resume, menyusun pertanyaan wawancara yang berguna, melakukan penyaringan melalui telepon, wawancara, dan penilaian untuk mengevaluasi kualifikasi dan potensi kontribusi kandidat terhadap organisasi dan budaya perusahaan.
7. Teknologi
Memanfaatkan peranti lunak akuisisi talenta yang memungkinkan seluruh proses dikelola dengan lebih efektif. Sistem pelacakan pelamar (ATS), alat bantu rekrutmen yang didukung AI, dan analitik data dapat merampingkan proses perekrutan, mengidentifikasi kandidat terbaik, dan meningkatkan pengambilan keputusan.
8. Penilaian berkelanjutan
Meninjau dan nilai efektivitas strategi akuisisi talenta secara teratur dengan mengumpulkan masukan dari kandidat dan pemangku kepentingan, membuat penyesuaian yang diperlukan untuk meningkatkan proses dan hasil.
PROSES AKUISISI TALENTA MELIBATKAN LANGKAH-LANGKAH BERIKUT :
1. Analisis pekerjaan
Menentukan persyaratan posisi, termasuk tanggung jawab, kualifikasi yang diperlukan, dan keahlian yang dibutuhkan.
2. Pencarian
Secara aktif mencari kandidat yang memenuhi syarat menggunakan papan lowongan kerja, ATS, konferensi, acara jaringan, referensi karyawan, dan media sosial (termasuk media sosial karyawan saat ini jika memungkinkan).
3. Penyaringan
Meninjau lamaran dan resume untuk memilih kandidat yang memenuhi kriteria pekerjaan, yang mungkin memiliki kemampuan untuk melakukan pekerjaan dengan baik dan sesuai dengan budaya organisasi. Tes tertulis, penilaian keterampilan, pemeriksaan latar belakang, dan tes narkoba dapat digunakan untuk mempersempit ruang lingkup kandidat.
4. Wawancara
Melakukan seleksi telepon, wawancara awal dan mendalam (termasuk wawancara perilaku dan situasional, jika relevan) untuk menilai keterampilan, kualifikasi, dan kecocokan budaya kandidat dalam organisasi.
5. Seleksi
Menentukan kandidat yang paling sesuai untuk peran tersebut dengan mengevaluasi masukan dari proses penyaringan dan wawancara.
6. Penawaran
Menyampaikan tawaran pekerjaan kepada kandidat terpilih, termasuk jabatan dan deskripsi pekerjaan, rincian kompensasi, tanggal mulai kerja, serta informasi tentang tunjangan dan persyaratan lain yang relevan.
7. Orientasi
Mengintegrasikan karyawan baru ke dalam organisasi dengan menggunakan proses orientasi dan orientasi yang efektif. Hal ini termasuk menyediakan informasi, sumber daya, dan pelatihan yang diperlukan agar mereka dapat beradaptasi dengan baik dengan peran mereka dan memahami tanggung jawab mereka, organisasi, serta misi dan nilai-nilainya.
8. Manajemen hubungan talenta
Memperluas manajemen talenta di luar fase akuisisi dengan memantau dan mendukung pengalaman anggota tim baru di dalam organisasi : Menjaga komunikasi, melibatkan mereka dalam pekerjaan mereka dan menggunakan alat pengembangan talenta untuk mendorong pembelajaran, meningkatkan keterampilan, dan mengevaluasi mereka untuk mobilitas internal. Tetap berhubungan dengan kandidat yang menjanjikan namun tidak terpilih untuk membangun hubungan yang positif dan menambah daftar talenta organisasi.
BAGAIMANA MELAKUKAN BRANDING ORGANISASI / PERUSAHAAN
Setiap perusahaan memiliki visi untuk menjadi organisasi paling terpercaya di mata pelanggan/masyarakat. Maka, visi tersebut dapat tercapai dengan melakukan corporate branding, atau dalam bahasa Indonesia berarti branding perusahaan.
Perusahaan yang di telah melakukan branding dapat dengan mudah dikenali oleh publik, target audiens dan juga stakeholders. Branding perusahaan umumnya menentukan tujuan, produk atau layanan yang dijual, audiens yang dituju, dan alasan mengapa perusahaan tersebut menjual produk atau layanan itu.
Dalam istilah sederhana, branding perusahaan atau corporate branding adalah proses penciptaan identitas yang sesuai dengan audiens tertentu. Hal ini bukan hanya memamerkan produk atau merancang logo saja.
Branding perusahaan melibatkan cara sebuah organisasi mempresentasikan diri kepada dunia dan target pasarnya. Hal ini mencakup nilai-nilai, visi-misi, serta identitas visual keseluruhan perusahaan, selain dari produk dan layanan yang disediakan.
Setiap aspek perusahaan dapat mempengaruhi branding-nya. Sebuah branding perusahaan juga bergantung pada kemampuan dalam menggunakan segala hal mulai dari simbol, foto hingga pesan untuk bersinergi dengan kebutuhan target audiens.
Menjalankan branding perusahaan yang kuat biasanya melibatkan kerjasama erat dengan seluruh tim untuk mengevaluasi visi, misi, nilai, dan tujuan perusahaan secara cermat. Dari sana, perusahaan dapat mengembangkan strategi untuk secara efektif mengkomunikasikan pesan merek untuk membangun hubungan yang berarti dengan audiens.
1. Bahas Tujuan, Visi, dan Misi Perusahaan
Sebelum mengimplementasikan strategi branding perusahaan, penting untuk memahami pesan apa yang ingin dijadikan tujuan perusahaan. Bekerjasamalah dengan tim manajemen dan kepemimpinan untuk membahas tujuan pencapaian perusahaan baik dalam jangka pendek maupun panjang. Bahas pernyataan misi dan visi perusahaan, beserta nilai-nilainya, untuk memastikan tujuan selaras dengan tujuan keseluruhan perusahaan.
2. Lakukan Tinjauan
Melakukan tinjauan artinya melibatkan review mendalam terhadap message, image, dan brand identity saat ini. Terdapat berbagai elemen yang membentuk branding perusahaan, termasuk situs web, materi pemasaran dan penjualan.
Bagi organisasi, cobalah tinjau bagian-bagian yang akan dilihat oleh audiens secara cermat. Pilih materi mana yang menggambarkan tujuan, tujuan, visi, dan misi perusahaan dengan akurat. Kemudian, identifikasi bagian yang harus diperbaiki untuk memperkuat representasi perusahaan agar tetap positif.
3. Survei Karyawan
Karena karyawan merupakan elemen penting yang berkontribusi pada perusahaan, mintalah pendapatnya tentang strategi merek dengan mendistribusikan survei atau kuesioner.
Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan bisa mencakup; menguraikan keunikan merek, tujuan perusahan, alasan karyawan bekerja di perusahaan tersebut, membandingkan keunggulan produk dengan kompetitor, layanan konsumen hingga menjelaskan pengaruh bisnis terhadap kehidupan konsumen.
4. Teliti Target Audiens
Cara menjalankan branding perusahaan berikutnya dengan meneliti target audiens. Penting untuk melakukan penelitian tentang karakter konsumen, cara audiens mengkonsumsi konten, dan nilai atau tujuan yang dimiliki secara teratur.
Ini membantu perusahaan menyampaikan bagaimana produk atau layanan dapat membantu meningkatkan kehidupan pelanggan lebih baik. Cara ini juga dapat meningkatkan koneksi, membangun kepercayaan lebih kuat dan berbeda dari pesaing.
5. Mengembangkan Strategi Branding
Gunakan feedback dari karyawan tadi untuk mengembangkan strategi branding yang menggambarkan dan menampilkan identitas perusahaan dengan akurat. Setelah meninjaunya, fokus pada bagian yang perlu diperbaiki dan mulai kembangkan strategi.
Perusahaan juga dapat membuat panduan yang menjelaskan tujuan, pesan, dan image perusahaan. Ini dapat menjelaskan cara manajemen memberi petunjuk kepada karyawan tentang cara mewakili merek perusahaan.
MENGEMBANGKAN PERSONA CALON PEMIMPIN MERUPAKAN CARA LAIN UNTUK MENARIK MINAT BERGABUNG. UNTUK ORGANISASI YANG MENGELOLA LAYANAN TRANSPORTASI PERKOTAAN, GAMBARKAN KEPERIBADIAN, ETOS KERJA DAN SOSFT SKILL
Untuk dapat menduduki jabatan manajerial, seorang kandidat perlu memenuhi kompetensi inti dalam level tertentu yang dipersyaratkan dalam perusahaan/organisasi. Untuk berhasil dalam suatu jabatan, kandidat yang ditunjuk wajib mempunyai kompetensi dalam mengelola diri, mengelola tugas dan mengelola orang lain. Detail dan jabaran ketiga kompetensi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Mengelola Diri
- Integritas
- Komitmen pada pengembangan
- Adaptasi terhadap perubahan
2. Mengelola Tugas
- Perencanaan
- Berorientasi pada kualitas
- Analisis masalah
3. Mengelola Orang Lain
- Komunikasi lisan
- Kerjasama
- Berorientasi pada pelayanan
Adapun kepribadian, etos kerja, serta soft skill seorang pemimpin khususnya untuk layanan transportasi perkotaan di JakLingko Indonesia ialah:
Kepribadian:
- Tegas dan Bertanggung Jawab: Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan sulit dan bertanggung jawab atas konsekuensinya.
- Berorientasi pada Pelanggan: Memiliki komitmen untuk memberikan layanan terbaik bagi pelanggan dan memahami kebutuhan mereka.
- Pemimpin yang Visioner: Memiliki visi yang jelas untuk masa depan layanan transportasi perkotaan dan mampu menginspirasi orang lain untuk mencapainya.
- Komunikator yang Efektif: Mampu menyampaikan informasi secara jelas dan ringkas kepada berbagai pihak, baik internal maupun eksternal.
- Pemecah Masalah yang Kreatif: Mampu menemukan solusi inovatif untuk mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi.
Etos Kerja:
- Dedikasi Tinggi: Memiliki komitmen yang tinggi terhadap pekerjaannya dan selalu berusaha memberikan yang terbaik.
- Kerja Keras: Mampu bekerja dengan tekun dan menyelesaikan tugas tepat waktu.
- Disiplin: Memiliki disiplin kerja yang tinggi dan mampu mengatur waktu dengan baik.
- Efisien dan Efektif: Mampu menyelesaikan pekerjaan dengan cara yang efisien dan efektif.
- Berorientasi pada Hasil: Memiliki fokus yang kuat pada pencapaian hasil dan selalu berusaha mencapai target yang telah ditetapkan.
Soft Skill:
- Kemampuan Berkomunikasi: Mampu berkomunikasi secara efektif dengan berbagai pihak, baik internal maupun eksternal.
- Kemampuan Memimpin: Mampu memimpin tim dengan efektif dan menginspirasi mereka untuk mencapai tujuan bersama.
- Kemampuan Bernegosiasi: Mampu bernegosiasi dengan berbagai pihak untuk mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan.
- Kemampuan Membangun Tim: Mampu membangun tim yang solid dan kompak.
- Kemampuan Mengelola Konflik: Mampu mengelola konflik dengan baik dan menemukan solusi yang tepat.