Difference between revisions of "Tantangan ASN Indonesia 2045"
(Created page with "Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menyatakan pencapaian visi Indonesia Emas 2045 harus benar-benar serius diraih seluruh elemen bangsa, khususnya generasi milenial. Ia mengingatka...") |
|||
Line 5: | Line 5: | ||
(Sumber : news.detik.com) | (Sumber : news.detik.com) | ||
+ | |||
+ | |||
+ | Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) ini menambahkan tantangan baru yang harus dihadapi para pelajar saat ini terkait sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) akibat pandemi COVID-19. Tidak hanya Indonesia, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menilai saat ini pendidikan di dunia mengalami disrupsi terbesar sepanjang sejarah, dengan 1,6 miliar pelajar dari 190 negara terkena dampaknya |
Revision as of 07:49, 28 September 2021
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menyatakan pencapaian visi Indonesia Emas 2045 harus benar-benar serius diraih seluruh elemen bangsa, khususnya generasi milenial. Ia mengingatkan masa Indonesia Emas bertepatan dengan usia 100 tahun kemerdekaan, yakni 24 tahun ke depan. "Masih ada waktu mempersiapkan pencapaian visi Indonesia 2045 yang didukung empat pilar utama, yaitu pembangunan SDM dan penguasaan Iptek, perkembangan ekonomi berkelanjutan, pemerataan pembangunan, serta ketahanan nasional dan tata kelola pemerintahan. Pendidikan menjadi kunci utama agar bonus demografi yang dimiliki bangsa Indonesia menjadi berkah dalam menggapai visi Indonesia Emas 2045," ujar Bamsoet dalam keterangannya, Senin (26/7/2021).
Ketua DPR RI ke-20 ini menjelaskan, Bappenas memprediksi periode tahun 2030-2040 Indonesia akan memasuki puncak bonus demografi. Dalam hal ini, jumlah penduduk usia produktif berusia 15-64 tahun mencapai 64 persen atau sekitar 190 juta dari total penduduk yang diproyeksikan mencapai 297 juta jiwa.
(Sumber : news.detik.com)
Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) ini menambahkan tantangan baru yang harus dihadapi para pelajar saat ini terkait sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) akibat pandemi COVID-19. Tidak hanya Indonesia, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menilai saat ini pendidikan di dunia mengalami disrupsi terbesar sepanjang sejarah, dengan 1,6 miliar pelajar dari 190 negara terkena dampaknya