User:Adib

From ASN Encyclopedia, platform crowdsourcing mengenai ASN
Jump to navigation Jump to search

https://drive.google.com/file/d/1frkNtmYYxsbih5WBrNLre9B7B7VpBKh9/view?usp=sharing

ADIB.png


Peningkatan Kapasitas Aparatur Sipil Negara

Dalam Menjalankan Fungsinya Pada

Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Barat[MOU1]


·  Bab I: Pendahuluan

1.1  Latar Belakang[edit | edit source]

Sekretariat DPRD merupakan unsur pendukung DPRD dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dalam menjalankan fungsi legislasi, anggaran, dan pengawasan dengan tuntutan masyarakat terhadap kinerja DPRD semakin meningkat. Masyarakat menuntut agar DPRD dapat melaksanakan tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien, serta dapat memberikan pelayanan publik yang berkualitas dengan kebutuhan peningkatan kapasitas aparatur Sekretariat DPRD menjadi semakin penting untuk memenuhi tuntutan masyarakat tersebut. Aparatur Sekretariat DPRD perlu memiliki kompetensi dan keterampilan yang memadai untuk mendukung DPRD dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Sebagaimana Tugas dan fungsi Sekretariat DPRD diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014[MOU1]  tentang Pemerintahan Daerah. Pasal 192 ayat (1) undang-undang tersebut menyebutkan bahwa Sekretariat DPRD bertugas membantu DPRD dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2023 Tentang Aparatur Sipil Negara[MOU2]  Pasal 6 Pengembangan kompetensi ASN dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan, pengembangan diri, dan penilaian kinerja, Instansi pemerintah wajib menyelenggarakan pengembangan kompetensi ASN secara terencana, sistematis, dan berkelanjutan, Pasal 7 Pengembangan kompetensi ASN difokuskan pada peningkatan Pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan untuk melaksanakan tugas dan fungsinya, Kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan teknologi dan tuntutan masyarakat, Kemampuan untuk bekerja secara mandiri dan dalam tim, Kemampuan untuk berpikir kritis dan kreatif, Kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif, Kemampuan untuk memimpin dan dipimpin, Kemampuan untuk menjunjung tinggi nilai-nilai dasar ASN, Pasal 8 Instansi pemerintah dapat menyelenggarakan pengembangan kompetensi ASN melalui, Pendidikan formal, Pelatihan, Pengembangan diri, Penilaian kinerja, Pasal 9 ASN wajib mengikuti pengembangan kompetensi yang diselenggarakan oleh instansi pemerintah, Pasal 10 Instansi pemerintah memberikan penghargaan kepada ASN yang menunjukkan prestasi dalam pengembangan kompetensi, Pasal 11Pemerintah dan/atau pemerintah daerah dapat memberikan bantuan biaya pengembangan kompetensi kepada ASN yang memenuhi persyaratan, Pasal 12 Pengembangan kompetensi ASN diawasi dan dievaluasi oleh instansi pemerintah yang menyelenggarakan pengembangan kompetensi dan ketentuan Pasal 56 sampai dengan Pasal 62 dalam Peraturan Gubernur Nomor 4 Tahun 2022 [MOU3] Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah yang telah di ubah dalam Peraturan Gubernur Sulawesi Barat Nomor 4 Tahun 2024[MOU4]  Tentang Perubahan Atas Peraturan Gubernur Nomor 4 Tahun 2022 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi Aparatur Sipil Negara Dan Tata Kerja Perangkat Daerah.


Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengkaji tentang peningkatan kapasitas Aparatur Sekretariat DPRD dalam menjalankan fungsinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi kapasitas aparatur Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Barat, serta untuk merumuskan rekomendasi untuk meningkatkan kapasitas aparatur tersebut dengan memperhatikan beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab rendahnya kapasitas aparatur Sekretariat DPRD, antara lain Aparatur Sekretariat DPRD perlu memiliki pendidikan dan pelatihan yang memadai untuk meningkatkan kompetensi dan keterampilannya, Aparatur Sekretariat DPRD perlu memiliki pengalaman kerja yang memadai untuk meningkatkan profesionalismenya, Aparatur Sekretariat DPRD perlu memiliki motivasi kerja yang tinggi untuk meningkatkan kinerjanya dengan upaya-upaya Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat dan DPRD Provinsi Sulawesi Barat perlu memberikan pendidikan dan pelatihan yang memadai bagi aparatur Sekretariat DPRD. Pemerintah dan DPRD perlu mengembangkan karier bagi aparatur Sekretariat DPRD untuk meningkatkan motivasi kerja, Pemerintah dan DPRD perlu menciptakan lingkungan kerja yang kondusif untuk meningkatkan kinerja Aparatur Sekretariat DPRD sebagai Abdi Negara dan Pelayan Masyarakat.


[MOU1]https://drive.google.com/file/d/16zdksiSxJrlMl-mUT2SuEnYGI_yKfeHz/view?usp=sharing


[MOU2]https://drive.google.com/file/d/1MyEs_J1q7QqsBZ_D0E8cFLsnMhe1JNpB/view?usp=sharing


[MOU3]https://drive.google.com/file/d/10zoRDaCXrywrq7l4eY11hD_pQl0oaKOb/view?usp=sharing


[MOU4]https://drive.google.com/file/d/1dOSSK3nuwsddrI161ciQ6IzrtEOEyIbE/view?usp=sharing

1.2  Rumusan Masalah[edit | edit source]

Peningkatan Kapasitas Aparatur dalam Menjalankan Fungsinya [MOU5] pada Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Barat dengan melihat bagaimanakah kondisi kapasitas aparatur Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Barat dalam menjalankan fungsinya seperti :

a)   Tingkat pendidikan aparatur merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kapasitas aparatur dalam menjalankan fungsinya. Aparatur dengan tingkat pendidikan yang tinggi, umumnya memiliki pengetahuan dan keterampilan yang lebih baik, sehingga dapat melaksanakan tugas dan fungsinya secara lebih efektif dan efisien.

Dalam konteks peningkatan kapasitas aparatur dalam menjalankan fungsinya pada Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Barat, tingkat pendidikan aparatur memiliki peran yang penting. Aparatur dengan tingkat pendidikan yang tinggi, akan memiliki kemampuan yang lebih baik untuk  Menguasai materi legislasi, anggaran, dan pengawasan, yang merupakan tugas dan fungsi utama Sekretariat DPRD, Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi, yang saat ini menjadi kebutuhan yang tidak dapat dihindari dalam penyelenggaraan pemerintahan, Berkomunikasi secara efektif, baik secara lisan maupun tulisan, dalam rangka menjalin hubungan kerja yang baik dengan anggota DPRD, masyarakat, dan pihak-pihak terkait lainnya.

b)   Pelatihan atau bimbingan teknis  (bimtek) merupakan salah satu strategi peningkatan kapasitas aparatur dalam menjalankan fungsinya pada Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Barat. Pelatihan atau bimtek dapat memberikan pengetahuan dan keterampilan baru kepada aparatur, sehingga dapat meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Pelatihan atau bimtek dapat diselenggarakan oleh Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Barat sendiri, atau oleh pihak lain, seperti perguruan tinggi, lembaga pelatihan, atau pemerintah pusat. Pelatihan atau bimtek dapat diselenggarakan secara tatap muka, atau secara daring. Pelatihan atau bimtek yang diselenggarakan oleh Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Barat harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi aparatur dan pelatihan atau bimtek tersebut harus dirancang dengan baik, sehingga dapat memberikan hasil yang optimal.

Dengan memberikan beberapa pelatihan atau bimtek yang dapat diselenggarakan oleh Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Barat dalam rangka peningkatan kapasitas aparatur:

v Pelatihan atau bimtek tentang materi legislasi, anggaran, dan pengawasan, yang merupakan tugas dan fungsi utama Sekretariat DPRD.

v Pelatihan atau bimtek tentang penggunaan teknologi informasi dan komunikasi, yang saat ini menjadi kebutuhan yang tidak dapat dihindari dalam penyelenggaraan pemerintahan.

v Pelatihan atau bimtek tentang komunikasi efektif, baik secara lisan maupun tulisan, dalam rangka menjalin hubungan kerja yang baik dengan anggota DPRD, masyarakat, dan pihak-pihak terkait lainnya.

Pelatihan atau bimtek yang diselenggarakan oleh pihak lain juga dapat menjadi alternatif bagi Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Barat dalam rangka peningkatan kapasitas aparatur. Pelatihan atau bimtek yang diselenggarakan oleh pihak lain biasanya memiliki keunggulan dalam hal kualitas, karena diselenggarakan oleh tenaga ahli yang berpengalaman. Namun, Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Barat perlu melakukan seleksi terhadap pelatihan atau bimtek yang diselenggarakan oleh pihak lain, agar sesuai dengan kebutuhan dan kondisi aparatur. Dengan melakukan pelatihan atau bimtek secara berkesinambungan, Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Barat dapat meningkatkan kapasitas aparatur dalam menjalankan fungsinya secara efektif dan efisien. Hal ini akan berdampak positif terhadap kinerja Sekretariat DPRD dalam mendukung tugas dan fungsi DPRD.

Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyelenggaraan pelatihan atau bimtek untuk peningkatan kapasitas aparatur:

v Kebutuhan dan kondisi aparatur

Pelatihan atau bimtek harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi aparatur. Pelatihan atau bimtek tersebut harus dirancang dengan baik, sehingga dapat memberikan hasil yang optimal.

v Kualitas tenaga pengajar

Tenaga pengajar harus memiliki kompetensi dan pengalaman yang sesuai dengan materi pelatihan atau bimtek. Tenaga pengajar yang berkualitas dapat memberikan pelatihan atau bimtek yang efektif dan efisien.

v Metode pelatihan atau bimtek

Metode pelatihan atau bimtek harus disesuaikan dengan materi pelatihan atau bimtek. Metode pelatihan atau bimtek yang tepat dapat meningkatkan efektivitas pelatihan atau bimtek.

v Evaluasi pelatihan atau bimtek

Evaluasi pelatihan atau bimtek perlu dilakukan untuk mengetahui efektivitas pelatihan atau bimtek. Evaluasi pelatihan atau bimtek dapat digunakan untuk perbaikan pelatihan atau bimtek di masa yang akan datang.

c)   Pengalaman kerja aparatur merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kapasitas aparatur dalam menjalankan fungsinya. Aparatur yang memiliki pengalaman kerja yang panjang, umumnya memiliki pengetahuan dan keterampilan yang lebih baik, sehingga dapat melaksanakan tugas dan fungsinya secara lebih efektif dan efisien. Dalam konteks peningkatan kapasitas aparatur dalam menjalankan fungsinya pada Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Barat, pengalaman kerja aparatur dapat memberikan beberapa manfaat, yaitu:

v Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan aparatur

Pengalaman kerja aparatur dapat memberikan kesempatan kepada aparatur untuk belajar dan mengembangkan diri. Aparatur dapat belajar dari berbagai pengalaman yang dihadapinya, baik dalam hal teknis maupun non-teknis.

v Meningkatkan profesionalisme aparatur

Pengalaman kerja aparatur dapat meningkatkan profesionalisme aparatur. Aparatur yang memiliki pengalaman kerja yang panjang, umumnya memiliki sikap dan perilaku yang lebih profesional dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.

v Meningkatkan motivasi aparatur

Pengalaman kerja aparatur dapat meningkatkan motivasi aparatur. Aparatur yang memiliki pengalaman kerja yang panjang, umumnya memiliki rasa percaya diri yang lebih tinggi dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Namun, perlu diingat bahwa pengalaman kerja aparatur saja tidak cukup untuk meningkatkan kapasitas aparatur dalam menjalankan fungsinya. Aparatur juga perlu dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan tugas dan fungsinya. Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Barat untuk memanfaatkan pengalaman kerja aparatur dalam rangka peningkatan kapasitas aparatur:

v Melakukan evaluasi terhadap pengalaman kerja aparatur

Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Barat perlu melakukan evaluasi terhadap pengalaman kerja aparatur. Evaluasi tersebut dapat digunakan untuk mengetahui kompetensi dan keterampilan aparatur yang telah diperoleh melalui pengalaman kerja.

v Memberikan kesempatan kepada aparatur untuk mengembangkan diri

Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Barat perlu memberikan kesempatan kepada aparatur untuk mengembangkan diri. Kesempatan tersebut dapat diberikan dalam bentuk pelatihan, bimtek, atau pendidikan formal.

v Menciptakan lingkungan kerja yang kondusif

Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Barat perlu menciptakan lingkungan kerja yang kondusif bagi aparatur untuk mengembangkan diri. Lingkungan kerja yang kondusif dapat mendorong aparatur untuk belajar dan meningkatkan kompetensinya.

d)   Motivasi kerja aparatur merupakan faktor penting yang dapat mempengaruhi kapasitas aparatur dalam menjalankan fungsinya. Aparatur yang memiliki motivasi kerja yang tinggi, umumnya akan lebih bersemangat dan giat dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.Dalam konteks peningkatan kapasitas aparatur dalam menjalankan fungsinya pada Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Barat, motivasi kerja aparatur dapat memberikan beberapa manfaat, yaitu:

v Meningkatkan produktivitas kerja aparatur

Motivasi kerja yang tinggi dapat mendorong aparatur untuk bekerja lebih produktif. Aparatur yang memiliki motivasi kerja yang tinggi akan lebih bersemangat dan giat dalam menyelesaikan tugas dan fungsinya.

v Meningkatkan kualitas kerja aparatur

Motivasi kerja yang tinggi dapat mendorong aparatur untuk bekerja lebih berkualitas. Aparatur yang memiliki motivasi kerja yang tinggi akan lebih memperhatikan kualitas hasil kerjanya.

v Meningkatkan kreativitas dan inovasi aparatur

Motivasi kerja yang tinggi dapat mendorong aparatur untuk berpikir kreatif dan inovatif. Aparatur yang memiliki motivasi kerja yang tinggi akan lebih terbuka terhadap ide-ide baru untuk meningkatkan kinerjanya.

Namun, perlu diingat bahwa motivasi kerja aparatur saja tidak cukup untuk meningkatkan kapasitas aparatur dalam menjalankan fungsinya. Aparatur juga perlu dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan oleh Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Barat untuk meningkatkan motivasi kerja aparatur:

v Menciptakan lingkungan kerja yang kondusif

Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Barat perlu menciptakan lingkungan kerja yang kondusif bagi aparatur. Lingkungan kerja yang kondusif dapat mendorong aparatur untuk bekerja dengan semangat dan motivasi yang tinggi.

v Memberikan penghargaan dan pengakuan

Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Barat perlu memberikan penghargaan dan pengakuan kepada aparatur yang berprestasi. Penghargaan dan pengakuan dapat mendorong aparatur untuk bekerja lebih giat dan berprestasi.

v Memberikan kesempatan untuk mengembangkan diri

Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Barat perlu memberikan kesempatan kepada aparatur untuk mengembangkan diri. Kesempatan tersebut dapat diberikan dalam bentuk pelatihan, bimtek, atau pendidikan formal.

Dengan meningkatkan motivasi kerja aparatur secara optimal, Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Barat dapat meningkatkan kapasitas aparatur dalam menjalankan fungsinya secara efektif dan efisien. Hal ini akan berdampak positif terhadap kinerja Sekretariat DPRD dalam mendukung tugas dan fungsi DPRD.

Berikut adalah beberapa faktor yang dapat mempengaruhi motivasi kerja aparatur:

v Faktor intrinsic/mendasari[MOU6]

Faktor intrinsik merupakan faktor-faktor yang berasal dari dalam diri aparatur, seperti:

Ø  Minat dan bakat

Dalam konteks peningkatan kapasitas aparatur dalam menjalankan fungsinya pada Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Barat, minat dan bakat aparatur dapat memberikan beberapa manfaat, yaitu:

·     Meningkatkan kepuasan kerja aparatur

Aparatur yang bekerja sesuai dengan minat dan bakatnya, umumnya akan merasa lebih puas dengan pekerjaannya. Hal ini dapat meningkatkan motivasi kerja aparatur.

·     Meningkatkan produktivitas kerja aparatur

Aparatur yang bekerja sesuai dengan minat dan bakatnya, umumnya akan lebih produktif dalam bekerja. Hal ini karena aparatur tersebut akan lebih bersemangat dan giat dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.

·     Meningkatkan kreativitas dan inovasi aparatur

Aparatur yang bekerja sesuai dengan minat dan bakatnya, umumnya akan lebih kreatif dan inovatif. Hal ini karena aparatur tersebut akan lebih terbuka terhadap ide-ide baru untuk meningkatkan kinerjanya.

Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan oleh Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Barat untuk memanfaatkan minat dan bakat aparatur dalam rangka peningkatan kapasitas aparatur:

·     Melakukan evaluasi terhadap minat dan bakat aparatur

Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Barat perlu melakukan evaluasi terhadap minat dan bakat aparatur. Evaluasi tersebut dapat digunakan untuk mengetahui minat dan bakat aparatur yang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

·   Memberikan kesempatan kepada aparatur untuk mengembangkan minat dan bakatnya

Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Barat perlu memberikan kesempatan kepada aparatur untuk mengembangkan minat dan bakatnya. Kesempatan tersebut dapat diberikan dalam bentuk pelatihan, bimtek, atau pendidikan formal.

·     Menempatkan aparatur sesuai dengan minat dan bakatnya

Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Barat perlu menempatkan aparatur sesuai dengan minat dan bakatnya. Hal ini dapat meningkatkan kepuasan kerja aparatur dan mendorong aparatur untuk bekerja lebih giat dan berprestasi.


Ø  Kebutuhan dan keinginan

Kebutuhan dan keinginan dalam konteks peningkatan kapasitas aparatur dalam menjalankan fungsinya [MOU7] pada Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Barat dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

Kebutuhan

Kebutuhan adalah sesuatu yang harus dipenuhi oleh individu untuk dapat bertahan hidup dan berkembang. Dalam konteks peningkatan kapasitas aparatur, kebutuhan yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut:

·     Kebutuhan akan pengetahuan dan keterampilan: Aparatur Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Barat perlu memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai untuk dapat menjalankan fungsinya secara efektif dan efisien. Pengetahuan dan keterampilan tersebut dapat diperoleh melalui pendidikan, pelatihan, dan pengalaman kerja.

·     Kebutuhan akan motivasi: Aparatur Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Barat perlu memiliki motivasi yang tinggi untuk dapat menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik. Motivasi dapat berasal dari dalam diri individu (faktor intrinsik) atau dari luar diri individu (faktor ekstrinsik).

·     Kebutuhan akan dukungan: Aparatur Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Barat perlu mendapatkan dukungan dari pimpinan dan rekan kerja untuk dapat menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik. Dukungan tersebut dapat berupa dukungan moral, dukungan materi, dan dukungan teknis.

Keinginan

Keinginan adalah sesuatu yang diinginkan oleh individu, tetapi tidak harus dipenuhi untuk dapat bertahan hidup dan berkembang. Dalam konteks peningkatan kapasitas aparatur, keinginan yang dapat dipertimbangkan adalah sebagai berikut:

·     Keinginan untuk berkembang: Aparatur Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Barat perlu memiliki keinginan untuk berkembang secara profesional. Keinginan ini dapat mendorong aparatur untuk terus belajar dan mengembangkan diri.

·     Keinginan untuk berkontribusi: Aparatur Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Barat perlu memiliki keinginan untuk berkontribusi terhadap pembangunan daerah. Keinginan ini dapat mendorong aparatur untuk bekerja dengan penuh dedikasi dan tanggung jawab.

·     Keinginan untuk bekerja dengan nyaman: Aparatur Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Barat perlu memiliki keinginan untuk bekerja dengan nyaman dan kondusif. Keinginan ini dapat meningkatkan produktivitas kerja aparatur.

Dalam upaya meningkatkan kapasitas aparatur, penting untuk memperhatikan kebutuhan dan keinginan aparatur. Kebutuhan dan keinginan aparatur yang terpenuhi akan mendorong aparatur untuk bekerja dengan lebih baik dan lebih efektif.


Ø  Nilai-nilai dan keyakinan

Nilai-nilai dan keyakinan merupakan hal yang penting dalam kehidupan individu maupun organisasi. Nilai-nilai dan keyakinan dapat menjadi pedoman dalam bertindak dan berperilaku. Dalam konteks peningkatan kapasitas aparatur, nilai-nilai dan keyakinan dapat berperan sebagai berikut:

·     Menjadi landasan dalam pengambilan keputusan: Nilai-nilai dan keyakinan dapat menjadi landasan bagi aparatur dalam mengambil keputusan yang tepat dan bijaksana.

·     Menjadi motivasi dalam bekerja: Nilai-nilai dan keyakinan dapat menjadi motivasi bagi aparatur untuk bekerja dengan penuh dedikasi dan tanggung jawab.

·     Menjadi inspirasi dalam berinovasi: Nilai-nilai dan keyakinan dapat menjadi inspirasi bagi aparatur untuk berinovasi dan memberikan solusi yang kreatif.


Berikut adalah beberapa nilai-nilai dan keyakinan yang dapat menjadi pertimbangkan dalam upaya peningkatan kapasitas aparatur pada Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Barat:

·     Nilai-nilai:

o     Profesionalisme

o     Integritas

o     Dedikasi

o     Tanggung jawab

o     Kerja keras

o     Kerjasama

o     Inovasi

·     Keyakinan:

o    Keyakinan bahwa setiap orang memiliki potensi untuk berkembang

o     Keyakinan bahwa perubahan adalah hal yang positif

o     Keyakinan bahwa kerja keras dan dedikasi akan membuahkan hasil


Nilai-nilai dan keyakinan tersebut dapat ditanamkan melalui berbagai cara, antara lain:

·     Pembelajaran dan pelatihan: Pembelajaran dan pelatihan dapat memberikan pemahaman tentang nilai-nilai dan keyakinan yang dibutuhkan dalam menjalankan tugas dan fungsi.

·     Pengembangan budaya kerja: Budaya kerja yang positif dapat mendukung tertanamnya nilai-nilai dan keyakinan yang positif.

·     Pemimpin yang menjadi teladan: Pemimpin yang memiliki nilai-nilai dan keyakinan yang positif dapat menjadi teladan bagi aparatur.


Peningkatan kapasitas aparatur yang memperhatikan nilai-nilai dan keyakinan dapat menghasilkan aparatur yang profesional, berintegritas, berdedikasi, dan bertanggung jawab. Aparatur yang memiliki nilai-nilai dan keyakinan yang positif akan lebih termotivasi untuk bekerja dengan lebih baik dan lebih efektif.


v Faktor ekstrinsik/di luar diri individu[MOU8]

Faktor ekstrinsik merupakan faktor-faktor yang berasal dari luar diri aparatur, seperti:


Ø  Gaji dan tunjangan


Gaji dan tunjangan merupakan faktor ekstrinsik yang dapat mempengaruhi motivasi dan kinerja aparatur. Gaji dan tunjangan yang memadai dapat menjadi motivasi bagi aparatur untuk bekerja dengan lebih baik dan lebih efektif.

Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian gaji dan tunjangan kepada aparatur Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Barat:

·     Gaji dan tunjangan harus memadai: Gaji dan tunjangan harus dapat memenuhi kebutuhan hidup aparatur dan keluarganya secara layak.

·     Gaji dan tunjangan harus adil: Gaji dan tunjangan harus diberikan secara adil, tidak membeda-bedakan berdasarkan latar belakang, suku, agama, atau gender.

·     Gaji dan tunjangan harus transparan: Aparatur harus mengetahui secara transparan tentang komponen gaji dan tunjangan yang diterimanya.


Pemberian gaji dan tunjangan yang memadai, adil, dan transparan dapat menjadi motivasi bagi aparatur untuk bekerja dengan lebih baik dan lebih efektif. Aparatur yang merasa puas dengan gaji dan tunjangannya akan lebih termotivasi untuk bekerja dengan penuh dedikasi dan tanggung jawab.

Berikut adalah beberapa contoh bagaimana gaji dan tunjangan dapat mempengaruhi kinerja aparatur:

·     Aparatur yang menerima gaji dan tunjangan yang memadai akan lebih termotivasi untuk bekerja lebih keras dan lebih lama.

·     Aparatur yang menerima gaji dan tunjangan yang adil akan lebih loyal dan berdedikasi kepada organisasi.

·     Aparatur yang menerima gaji dan tunjangan yang transparan akan lebih percaya diri dan memiliki motivasi yang tinggi.


Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan pemberian gaji dan tunjangan kepada aparatur dalam upaya peningkatan kapasitas aparatur.


Ø  Promosi dan penghargaan

Promosi

Promosi merupakan kenaikan jabatan atau pangkat dalam suatu organisasi yang merupakan salah satu bentuk penghargaan yang diberikan kepada karyawan atas prestasi kerja yang telah dicapai, Promosi dapat mendorong aparatur untuk bekerja lebih baik dan meningkatkan kapasitasnya serta aparatur yang berprestasi akan memiliki peluang yang lebih besar untuk dipromosikan. Oleh karena itu, aparatur akan termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat dipromosikan dan memberikan kesempatan bagi aparatur untuk mengembangkan diri dan meningkatkan kapasitasnya. Aparatur yang dipromosikan akan memiliki tanggung jawab dan tantangan yang lebih besar sehingga dapat mendorong aparatur untuk meningkatkan kompetensinya agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik.

Penghargaan

Penghargaan adalah bentuk apresiasi atau penilaian positif yang diberikan kepada seseorang atau kelompok atas prestasi kerja, perilaku, atau kontribusinya terhadap suatu organisasi yang dapat mendorong aparatur untuk bekerja lebih baik dan meningkatkan kapasitasnya sebagai aparatur yang merasa dihargai akan lebih termotivasi untuk bekerja lebih keras dan meningkatkan kinerjanya serta dapat menciptakan iklim kerja yang positif. Aparatur yang merasa dihargai akan lebih merasa nyaman dan betah bekerja di organisasinya sehingga dapat mendorong aparatur untuk lebih berkontribusi terhadap organisasinya.

Peningkatan kapasitas aparatur

Peningkatan kapasitas aparatur merupakan salah satu hal yang penting untuk meningkatkan kinerja Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Barat. Aparatur yang memiliki kapasitas yang baik akan dapat menjalankan fungsinya dengan lebih baik.

Promosi dan penghargaan dapat menjadi faktor ekstrinsik yang dapat meningkatkan kapasitas aparatur. Promosi dan penghargaan dapat mendorong aparatur untuk bekerja lebih baik dan meningkatkan kompetensinya.

Berikut adalah beberapa saran untuk meningkatkan peran promosi dan penghargaan dalam meningkatkan kapasitas aparatur pada Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Barat:

·     Penilaian kinerja yang objektif: Penilaian kinerja harus dilakukan secara objektif dan transparan. Penilaian yang objektif akan dapat memberikan gambaran yang jelas tentang prestasi kerja aparatur.

·     Pemberian promosi dan penghargaan yang tepat sasaran: Promosi dan penghargaan harus diberikan kepada aparatur yang benar-benar berprestasi. Pemberian promosi dan penghargaan yang tepat sasaran akan dapat mendorong aparatur untuk bekerja lebih baik.

·     Penciptaan iklim kerja yang kondusif: Iklim kerja yang kondusif akan dapat mendorong aparatur untuk bekerja lebih baik. Oleh karena itu, perlu diciptakan iklim kerja yang kondusif di Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Barat.


Ø  Lingkungan kerja

Lingkungan kerja merupakan salah satu faktor ekstrinsik yang dapat mempengaruhi kinerja aparatur. Lingkungan kerja yang baik dapat mendorong aparatur untuk bekerja lebih baik dan meningkatkan kapasitasnya.

Lingkungan kerja yang baik dapat diwujudkan melalui beberapa aspek, antara lain:

·         Fasilitas kerja: Fasilitas kerja yang memadai akan dapat meningkatkan kenyamanan dan produktivitas aparatur.

·         Keamanan dan keselamatan: Aparatur yang merasa aman dan selamat akan dapat bekerja lebih fokus dan produktif.

·         Kebijakan dan prosedur: Kebijakan dan prosedur yang jelas dan konsisten akan dapat memberikan kepastian bagi aparatur.

·         Iklim kerja yang kondusif: Iklim kerja yang kondusif akan dapat mendorong aparatur untuk bekerja lebih baik.

Peningkatan kapasitas aparatur

Peningkatan kapasitas aparatur merupakan salah satu hal yang penting untuk meningkatkan kinerja Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Barat. Aparatur yang memiliki kapasitas yang baik akan dapat menjalankan fungsinya dengan lebih baik.

Lingkungan kerja yang baik dapat menjadi faktor ekstrinsik yang dapat meningkatkan kapasitas aparatur. Lingkungan kerja yang baik dapat mendorong aparatur untuk bekerja lebih baik dan meningkatkan kompetensinya.


Berikut adalah beberapa langkah untuk meningkatkan peran lingkungan kerja dalam meningkatkan kapasitas aparatur pada Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Barat:

·         Peningkatan sarana dan prasarana: Sarana dan prasarana yang memadai akan dapat meningkatkan kenyamanan dan produktivitas aparatur.

·         Peningkatan keamanan dan keselamatan: Keamanan dan keselamatan aparatur harus menjadi prioritas.

·         Penyederhanaan kebijakan dan prosedur: Kebijakan dan prosedur harus dibuat dengan jelas dan konsisten.

·         Penciptaan iklim kerja yang kondusif: Iklim kerja yang kondusif dapat dibangun melalui berbagai cara, seperti peningkatan komunikasi, kerja sama, dan saling pengertian antar aparatur.


Ø  Hubungan kerja

Hubungan kerja yang baik dapat mendorong aparatur untuk bekerja lebih baik dan meningkatkan kinerjanya. Aparatur yang memiliki hubungan kerja yang baik akan merasa nyaman dan betah bekerja di Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Barat. Hal ini dapat mendorong aparatur untuk bekerja lebih fokus dan produktif.

Hubungan kerja yang baik dapat diwujudkan melalui berbagai cara, antara lain:

·         Komunikasi yang efektif: Komunikasi yang efektif dapat membangun hubungan kerja yang baik antara aparatur. Komunikasi yang efektif dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti komunikasi lisan, komunikasi tertulis, dan komunikasi nonverbal.[MOU9]

·         Kerja sama yang baik: Kerja sama yang baik antara aparatur dapat membangun hubungan kerja yang harmonis. Kerja sama yang baik dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti pembagian tugas yang adil, saling menghormati, dan saling menghargai.

·         Saling pengertian: Saling pengertian antara aparatur dapat membangun hubungan kerja yang saling mendukung. Saling pengertian dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti saling memahami tugas dan tanggung jawab masing-masing, dan saling membantu dalam menyelesaikan tugas.


Berikut adalah beberapa contoh konkret bagaimana hubungan kerja yang baik dapat meningkatkan kapasitas aparatur:

·         Aparatur yang memiliki hubungan kerja yang baik akan lebih mudah untuk bekerja sama dalam menyelesaikan tugas-tugasnya. Hal ini dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja.

·         Aparatur yang memiliki hubungan kerja yang baik akan lebih mudah untuk saling memberikan dukungan dan nasihat. Hal ini dapat mendorong aparatur untuk meningkatkan kompetensinya.

·         Aparatur yang memiliki hubungan kerja yang baik akan lebih mudah untuk saling belajar dan berbagi pengetahuan. Hal ini dapat meningkatkan kualitas kerja aparatur.


e)   Efektivitas kinerja aparatur


Dasar Pertimbangan

Variabel lingkungan kerja yang dapat mempengaruhi peningkatan kapasitas aparatur dalam menjalankan fungsinya:

·  Fasilitas kerja Fasilitas kerja yang memadai dan nyaman dapat mendukung produktivitas kerja aparatur. Fasilitas kerja yang dimaksud antara lain ruang kerja yang luas dan bersih, peralatan kerja yang memadai, dan sarana dan prasarana kerja yang mendukung. Fasilitas kerja yang memadai dan nyaman dapat mendukung produktivitas kerja aparatur. Hal ini karena fasilitas kerja yang memadai dapat memberikan rasa nyaman dan aman bagi aparatur dalam bekerja. Fasilitas kerja yang memadai juga dapat meningkatkan efisiensi kerja aparatur, karena aparatur tidak perlu menghabiskan waktu dan tenaga untuk mencari atau menyiapkan peralatan kerja yang dibutuhkan.

·  Keamanan dan keselamatan kerja Keamanan dan keselamatan kerja yang terjamin dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi aparatur dalam bekerja. Hal ini dapat meningkatkan fokus dan produktivitas kerja aparatur. Keamanan dan keselamatan kerja yang terjamin dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi aparatur dalam bekerja. Hal ini dapat meningkatkan fokus dan produktivitas kerja aparatur. Aparatur yang merasa aman dan nyaman dalam bekerja akan lebih fokus dan berkonsentrasi pada pekerjaannya, sehingga dapat menghasilkan output yang lebih baik.

·  Hubungan kerja Hubungan kerja yang baik antara aparatur dapat menciptakan suasana kerja yang harmonis dan kondusif. Hal ini dapat meningkatkan motivasi dan produktivitas kerja aparatur. Hubungan kerja yang baik antara aparatur dapat menciptakan suasana kerja yang harmonis dan kondusif. Hal ini dapat meningkatkan motivasi dan produktivitas kerja aparatur. Aparatur yang bekerja dalam suasana kerja yang harmonis dan kondusif akan lebih termotivasi untuk bekerja, sehingga dapat menghasilkan output yang lebih baik.

·  Kebijakan organisasi Kebijakan organisasi yang mendukung pengembangan karier dan profesionalisme aparatur dapat memberikan motivasi bagi aparatur untuk meningkatkan kapasitasnya. Kebijakan organisasi yang dimaksud antara lain kebijakan yang memberikan kesempatan untuk mengikuti pelatihan dan pengembangan, kebijakan yang memberikan penghargaan atas kinerja, dan kebijakan yang memberikan perlindungan hukum bagi aparatur. Kebijakan organisasi yang mendukung pengembangan karier dan profesionalisme aparatur dapat memberikan motivasi bagi aparatur untuk meningkatkan kapasitasnya. Kebijakan organisasi yang dimaksud antara lain kebijakan yang memberikan kesempatan untuk mengikuti pelatihan dan pengembangan, kebijakan yang memberikan penghargaan atas kinerja, dan kebijakan yang memberikan perlindungan hukum bagi aparatur. Kebijakan organisasi yang memberikan kesempatan untuk mengikuti pelatihan dan pengembangan dapat meningkatkan kompetensi aparatur. Kebijakan organisasi yang memberikan penghargaan atas kinerja dapat meningkatkan motivasi aparatur untuk bekerja dengan lebih baik. Kebijakan organisasi yang memberikan perlindungan hukum bagi aparatur dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi aparatur dalam bekerja, sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja aparatur.

·  Lingkungan sosial Lingkungan sosial yang kondusif dapat mendukung peningkatan kapasitas aparatur. Lingkungan sosial yang dimaksud antara lain lingkungan keluarga yang mendukung, lingkungan masyarakat yang mendukung, dan lingkungan politik yang mendukung. Lingkungan sosial yang kondusif dapat mendukung peningkatan kapasitas aparatur. Lingkungan sosial yang dimaksud antara lain lingkungan keluarga yang mendukung, lingkungan masyarakat yang mendukung, dan lingkungan politik yang mendukung. Lingkungan keluarga yang mendukung dapat memberikan dukungan moral dan psikologis bagi aparatur dalam bekerja. Lingkungan masyarakat yang mendukung dapat memberikan dukungan sosial bagi aparatur dalam bekerja. Lingkungan politik yang mendukung dapat memberikan stabilitas politik dan keamanan bagi aparatur dalam bekerja.

Konsep Peningkatan Kapasitas Aparatur dalam Menjalankan Fungsinya pada Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Barat

·  Pengembangan kompetensi Pengembangan kompetensi merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kapasitas aparatur dalam menjalankan fungsinya. Pengembangan kompetensi dapat dilakukan melalui berbagai kegiatan, seperti pelatihan, seminar, workshop, dan studi banding. Kegiatan-kegiatan tersebut dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap aparatur, sehingga dapat lebih efektif dan efisien dalam menjalankan fungsinya.

·  Peningkatan motivasi Motivasi merupakan faktor penting yang dapat mempengaruhi kinerja aparatur. Aparatur yang termotivasi akan lebih bersemangat dan bersungguh-sungguh dalam bekerja, sehingga dapat menghasilkan output yang lebih baik. Motivasi aparatur dapat ditingkatkan melalui berbagai cara, seperti pemberian penghargaan, pemberian kesempatan untuk mengembangkan karier, dan menciptakan lingkungan kerja yang kondusif.

·  Penciptaan lingkungan kerja yang kondusif Lingkungan kerja yang kondusif dapat mendukung peningkatan kapasitas aparatur dalam menjalankan fungsinya. Lingkungan kerja yang kondusif dapat menciptakan suasana kerja yang nyaman dan harmonis, sehingga aparatur dapat lebih fokus dan berkonsentrasi pada pekerjaannya. Lingkungan kerja yang kondusif dapat diciptakan melalui berbagai cara, seperti menyediakan fasilitas kerja yang memadai, menjamin keamanan dan keselamatan kerja, dan menciptakan hubungan kerja yang baik.

Contoh kegiatan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kapasitas aparatur pada Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Barat :

·  Pelatihan dan seminar tentang penyusunan anggaran, ketatausahaan, dan pelayanan publik : Pelatihan dan seminar dapat menjadi sarana untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan aparatur dalam bidang penyusunan anggaran, ketatausahaan, dan pelayanan publik. Pelatihan dan seminar ini dapat diselenggarakan oleh Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Barat sendiri atau bekerja sama dengan lembaga-lembaga lain yang memiliki kompetensi di bidang tersebut.

·  Workshop tentang penyusunan naskah akademik, penyusunan produk hukum, dan pengelolaan persidangan : Workshop dapat menjadi sarana untuk meningkatkan keterampilan aparatur dalam bidang penyusunan naskah akademik, penyusunan produk hukum, dan pengelolaan persidangan. Workshop ini dapat diselenggarakan oleh Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Barat sendiri atau bekerja sama dengan lembaga-lembaga lain yang memiliki kompetensi di bidang tersebut.

·  Pemberian penghargaan kepada aparatur yang berprestasi : Pemberian penghargaan dapat menjadi sarana untuk meningkatkan motivasi aparatur dalam bekerja. Penghargaan dapat diberikan kepada aparatur yang berprestasi dalam bidang kinerja, inovasi, atau dedikasi.

·  Penerapan sistem reward and punishment : Sistem reward and punishment dapat menjadi sarana untuk meningkatkan motivasi aparatur dalam bekerja. Sistem ini memberikan penghargaan kepada aparatur yang berprestasi dan memberikan hukuman kepada aparatur yang melanggar aturan.

·  Penyediaan fasilitas kerja yang memadai : Fasilitas kerja yang memadai dapat menciptakan suasana kerja yang nyaman dan harmonis. Fasilitas kerja yang dimaksud antara lain ruang kerja yang luas dan bersih, peralatan kerja yang memadai, dan sarana dan prasarana kerja yang mendukung.

·  Penerapan sistem kerja yang adil : Sistem kerja yang adil dapat menciptakan suasana kerja yang kondusif. Sistem kerja yang adil adalah sistem kerja yang memberikan kesempatan yang sama kepada semua aparatur untuk mengembangkan karier dan meningkatkan kesejahteraannya.

·  Peningkatan komunikasi dan koordinasi antar unit kerja : Komunikasi dan koordinasi yang baik antar unit kerja dapat menciptakan suasana kerja yang harmonis dan kondusif. Komunikasi dan koordinasi yang baik dapat membantu aparatur dalam menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya dengan lebih efektif dan efisien.

1.3  Tujuan Penelitian[edit | edit source]

Tujuan penelitian [MOU10] adalah untuk menjawab pertanyaan penelitian atau hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya. Tujuan penelitian dapat dirumuskan secara umum atau spesifik.

Tujuan penelitian yang umum dapat berupa:

·  Menjelaskan suatu gejala atau fenomena Tujuan penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan suatu gejala atau fenomena yang terjadi. Misalnya, penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja aparatur, penelitian tentang hubungan antara tingkat pendidikan dan pendapatan, atau penelitian tentang perkembangan bahasa Indonesia dalam kurun waktu 50 tahun terakhir.

·  Memprediksi suatu peristiwa

·  Menentukan hubungan antara dua variabel atau lebih

·  Mengembangkan suatu teori atau model

Tujuan penelitian yang spesifik dapat berupa:

·  Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja aparatur

·  Mengevaluasi efektivitas suatu program

·  Menemukan solusi atas suatu masalah


Tujuan penelitian dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, yaitu:

·  Tujuan deskriptif

Tujuan deskriptif adalah untuk menggambarkan suatu gejala atau fenomena. Tujuan penelitian ini dapat digunakan untuk menjelaskan karakteristik suatu populasi, hubungan antara dua variabel, atau perkembangan suatu peristiwa.

·  Tujuan komparatif

Tujuan komparatif adalah untuk membandingkan dua atau lebih kelompok atau variabel. Tujuan penelitian ini dapat digunakan untuk menguji hipotesis tentang perbedaan atau persamaan antara dua kelompok atau variabel.

·  Tujuan korelasional

Tujuan korelasional adalah untuk menganalisis hubungan antara dua variabel atau lebih. Tujuan penelitian ini dapat digunakan untuk menguji hipotesis tentang hubungan antara dua variabel atau lebih.

·  Tujuan kausal

Tujuan kausal adalah untuk menganalisis hubungan sebab-akibat antara dua variabel atau lebih. Tujuan penelitian ini dapat digunakan untuk menguji hipotesis tentang hubungan sebab-akibat antara dua variabel atau lebih.

1.4  Manfaat Penelitian[edit | edit source]

Manfaat teoritis[MOU11]

Manfaat teoritis penelitian adalah untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Penelitian dapat menghasilkan pengetahuan baru, mengembangkan teori yang sudah ada, atau menguji teori yang sudah ada. Penelitian juga dapat membantu untuk memperbaiki atau menyempurnakan teori yang sudah ada.

Manfaat teoritis terkait peningkatan kapasitas aparatur dalam menjalankan fungsinya dapat dikelompokkan menjadi beberapa kategori, yaitu:

·  Mengembangkan teori tentang manajemen sumber daya manusia

Penelitian tentang peningkatan kapasitas aparatur dapat digunakan untuk mengembangkan teori tentang manajemen sumber daya manusia. Teori manajemen sumber daya manusia adalah teori yang membahas tentang bagaimana mengelola sumber daya manusia (SDM) secara efektif dan efisien. Penelitian tentang peningkatan kapasitas aparatur dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja SDM, serta cara-cara untuk meningkatkan kinerja SDM.

·  Menguji teori tentang motivasi kerja

Penelitian tentang peningkatan kapasitas aparatur juga dapat digunakan untuk menguji teori tentang motivasi kerja. Teori motivasi kerja adalah teori yang membahas tentang apa yang mendorong orang untuk bekerja. Penelitian tentang peningkatan kapasitas aparatur dapat memberikan bukti empiris tentang faktor-faktor yang dapat meningkatkan motivasi kerja aparatur.

·  Mengembangkan teori tentang organisasi

Penelitian tentang peningkatan kapasitas aparatur juga dapat digunakan untuk mengembangkan teori tentang organisasi. Teori organisasi adalah teori yang membahas tentang bagaimana organisasi bekerja. Penelitian tentang peningkatan kapasitas aparatur dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang peran aparatur dalam organisasi, serta cara-cara untuk meningkatkan efektivitas organisasi.

Berikut adalah beberapa contoh penelitian yang dapat memberikan manfaat teoritis terkait peningkatan kapasitas aparatur:

·  Penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja aparatur

Penelitian ini dapat menghasilkan pengetahuan baru tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja aparatur, seperti pendidikan, pelatihan, pengalaman, dan lingkungan kerja. Pengetahuan ini dapat digunakan untuk mengembangkan teori tentang manajemen sumber daya manusia.

·  Penelitian tentang efektivitas program pelatihan bagi aparatur

Penelitian ini dapat menguji efektivitas program pelatihan bagi aparatur dalam meningkatkan kinerja aparatur. Penelitian ini dapat digunakan untuk mengembangkan teori tentang motivasi kerja.

·  Penelitian tentang hubungan antara kepuasan kerja aparatur dan kinerja organisasi

Penelitian ini dapat menguji hubungan antara kepuasan kerja aparatur dan kinerja organisasi. Penelitian ini dapat digunakan untuk mengembangkan teori tentang organisasi.


Manfaat praktis

Manfaat praktis penelitian adalah untuk memecahkan masalah atau meningkatkan kualitas kehidupan. Penelitian dapat digunakan untuk menemukan solusi atas suatu masalah, meningkatkan efektivitas suatu program, atau mengembangkan suatu produk atau layanan baru. Penelitian juga dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman tentang suatu fenomena atau kondisi. Manfaat praktis terkait penelitian tentang Peningkatan Kapasitas Aparatur dalam Menjalankan Fungsinya antara lain:

·  Meningkatkan efektivitas dan efisiensi kinerja aparatur. Aparatur yang memiliki kapasitas yang tinggi akan mampu menjalankan fungsinya secara lebih efektif dan efisien. Hal ini akan berdampak pada peningkatan kualitas pelayanan publik yang diberikan oleh Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Barat.

·  Memenuhi tuntutan masyarakat terhadap kinerja Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Barat. Tuntutan masyarakat terhadap kinerja Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Barat semakin meningkat. Peningkatan kapasitas aparatur merupakan salah satu upaya untuk memenuhi tuntutan tersebut.

·  Meningkatkan kredibilitas dan akuntabilitas Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Barat. Aparatur yang memiliki kapasitas yang tinggi akan mampu bekerja secara profesional dan akuntabel. Hal ini akan meningkatkan kredibilitas dan akuntabilitas Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Barat.


1.5  Metodologi Penelitian[edit | edit source]

1.      Pendekatan penelitian yang digunakan dalam tesis ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif digunakan untuk menganalisis data yang berupa kata-kata.

2.      Metode penelitian yang digunakan dalam tesis ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Metode penelitian deskriptif kualitatif digunakan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan suatu fenomena secara mendalam dan komprehensif.

3.      Responden dalam tesis ini adalah pejabat struktural, pejabat fungsional, dan pegawai pelaksana Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Barat. Responden dipilih dengan teknik pengambilan sampel purposive, yaitu teknik pengambilan sampel yang dilakukan dengan pertimbangan tertentu. Dalam tesis ini, pertimbangan yang digunakan adalah jabatan dan pengalaman kerja responden.

4.      Instrumen penelitian yang digunakan dalam tesis ini adalah pedoman wawancara. Pedoman wawancara berisi pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan kepada responden.

5.      Data yang diperoleh dari wawancara dianalisis menggunakan teknik analisis kualitatif, seperti analisis tematik. Analisis tematik [MOU12] adalah teknik analisis data kualitatif yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi tema-tema utama dalam data.


[MOU1]Alasan Memilih Judul :

Judul tesis Peningkatan Kapasitas Aparatur dalam Menjalankan Fungsinya pada Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Barat dipilih karena beberapa alasan berikut:

  • Relevansi: Judul tesis ini relevan dengan bidang studi Ilmu Pemerintahan, khususnya dalam bidang manajemen aparatur. Judul ini juga relevan dengan konteks penelitian, yaitu Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Barat.
  • Kebaruan: Judul tesis ini belum pernah diteliti sebelumnya, sehingga memiliki nilai kebaruan.
  • Keterpakaian: Judul tesis ini dapat diterapkan dalam praktik, yaitu untuk meningkatkan kapasitas aparatur dalam menjalankan fungsinya di Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Barat.


[MOU2]https://drive.google.com/file/d/16zdksiSxJrlMl-mUT2SuEnYGI_yKfeHz/view?usp=sharing

[MOU3]https://drive.google.com/file/d/10zoRDaCXrywrq7l4eY11hD_pQl0oaKOb/view?usp=sharing

[MOU4]https://drive.google.com/file/d/1dOSSK3nuwsddrI161ciQ6IzrtEOEyIbE/view?usp=sharing

[MOU5]Peningkatan Kapasitas Aparatur dalam Menjalankan Fungsinya Menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (UU ASN) mengatur tentang peningkatan kapasitas aparatur dalam menjalankan fungsinya. Pasal 100 UU ASN menyebutkan bahwa peningkatan kapasitas aparatur dilakukan untuk:

  • Meningkatkan kompetensi aparatur sipil negara
  • Meningkatkan kinerja aparatur sipil negara
  • Meningkatkan profesionalisme aparatur sipil negara

Peningkatan kapasitas aparatur dapat dilakukan melalui berbagai cara, antara lain:

  • Pendidikan dan pelatihan
  • Kursus dan magang
  • Seminar dan lokakarya
  • Pengembangan karier

Peningkatan kapasitas aparatur harus disesuaikan dengan kebutuhan dan tantangan yang dihadapi oleh aparatur. Oleh karena itu, peningkatan kapasitas aparatur harus dilakukan secara berkelanjutan dan terencana.

Berikut adalah beberapa contoh kegiatan peningkatan kapasitas aparatur yang dapat dilakukan:

  • Pendidikan dan pelatihan: Pendidikan dan pelatihan merupakan kegiatan peningkatan kapasitas aparatur yang paling umum dilakukan. Pendidikan dan pelatihan dapat dilakukan di dalam negeri maupun di luar negeri.
  • Kursus dan magang: Kursus dan magang dapat menjadi sarana bagi aparatur untuk meningkatkan kompetensinya di bidang tertentu. Kursus dan magang dapat dilakukan di lembaga kursus atau perguruan tinggi.
  • Seminar dan lokakarya: Seminar dan lokakarya dapat menjadi sarana bagi aparatur untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasannya. Seminar dan lokakarya biasanya diselenggarakan oleh organisasi profesi atau lembaga pemerintah.
  • Pengembangan karier: Pengembangan karier dapat menjadi sarana bagi aparatur untuk meningkatkan kompetensinya melalui penugasan di bidang yang berbeda. Pengembangan karier dapat dilakukan melalui mutasi, promosi, atau penugasan belajar.

Peningkatan kapasitas aparatur merupakan hal yang penting untuk dilakukan. Aparatur yang memiliki kapasitas yang baik akan dapat menjalankan fungsinya dengan lebih baik dan memberikan pelayanan yang lebih berkualitas kepada masyarakat.


[MOU6]Menurut Frederick Herzberg, faktor intrinsik adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu, seperti prestasi, pengakuan, tanggung jawab, dan pertumbuhan. Faktor-faktor ini dapat mempengaruhi motivasi kerja individu secara langsung.

Herzberg berpendapat bahwa faktor intrinsik dapat meningkatkan motivasi kerja karena faktor-faktor ini berkaitan dengan kebutuhan psikologis dasar individu. Faktor intrinsik dapat memberikan kepuasan kerja dan mendorong individu untuk bekerja lebih baik dan meningkatkan kinerjanya.

(https://accounting.binus.ac.id/2021/11/02/motivation-hygiene-theory-dan-dual-factor-theory/)

Berikut adalah beberapa contoh faktor intrinsik:

  • Prestasi: Individu yang merasa berhasil mencapai tujuannya akan merasa puas dan termotivasi untuk bekerja lebih baik.
  • Pengakuan: Individu yang merasa diakui atas prestasinya akan merasa berharga dan termotivasi untuk bekerja lebih baik.
  • Tanggung jawab: Individu yang memiliki tanggung jawab yang besar akan merasa tertantang dan termotivasi untuk bekerja lebih baik.
  • Pertumbuhan: Individu yang merasa memiliki kesempatan untuk berkembang akan merasa puas dan termotivasi untuk bekerja lebih baik.

Herzberg juga berpendapat bahwa faktor intrinsik bersifat kumulatif. Artinya, semakin banyak faktor intrinsik yang dimiliki oleh individu, semakin tinggi motivasi kerja individu tersebut.

Oleh karena itu, organisasi perlu menciptakan lingkungan kerja yang dapat mendukung faktor intrinsik individu. Lingkungan kerja yang mendukung faktor intrinsik dapat mendorong individu untuk bekerja lebih baik dan meningkatkan kinerjanya.

Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan organisasi untuk mendukung faktor intrinsik individu:

  • Memberikan kesempatan bagi individu untuk mencapai prestasi
  • Memberikan pengakuan atas prestasi individu
  • Memberikan tanggung jawab yang besar kepada individu
  • Memberikan kesempatan bagi individu untuk berkembang

Dengan mendukung faktor intrinsik individu, organisasi dapat meningkatkan motivasi kerja individu dan meningkatkan kinerja organisasi secara keseluruhan.


[MOU7]http://karyailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Adrian_Tawai/8.Buku_Pengembangan_Kualitas_Aparatur.pdf

[MOU8]Menurut Frederick Herzberg, faktor ekstrinsik adalah faktor-faktor yang berasal dari luar diri individu, seperti gaji, kondisi kerja, dan hubungan kerja. Faktor-faktor ini dapat mempengaruhi motivasi kerja individu, tetapi tidak secara langsung.

Lingkungan kerja merupakan salah satu faktor ekstrinsik yang dapat mempengaruhi kinerja aparatur. Lingkungan kerja yang baik dapat mendorong aparatur untuk bekerja lebih baik dan meningkatkan kapasitasnya. (https://media.neliti.com/media/publications/234443-penerapan-motivasi-karyawan-menurut-teor-73319334.pdf)

Menurut Herzberg, lingkungan kerja yang baik dapat meningkatkan motivasi kerja aparatur melalui dua cara, yaitu:

  • Menghilangkan faktor-faktor yang menyebabkan ketidakpuasan kerja

Faktor-faktor yang menyebabkan ketidakpuasan kerja, seperti kondisi kerja yang buruk, hubungan kerja yang tidak harmonis, dan kebijakan yang tidak jelas, dapat menyebabkan aparatur merasa tidak termotivasi untuk bekerja. Oleh karena itu, lingkungan kerja yang baik harus dapat menghilangkan faktor-faktor tersebut.

  • Menciptakan faktor-faktor yang dapat meningkatkan kepuasan kerja

Faktor-faktor yang dapat meningkatkan kepuasan kerja, seperti kondisi kerja yang nyaman, hubungan kerja yang harmonis, dan kebijakan yang jelas, dapat menyebabkan aparatur merasa lebih termotivasi untuk bekerja. Oleh karena itu, lingkungan kerja yang baik harus dapat menciptakan faktor-faktor tersebut.

Berikut adalah beberapa contoh konkret bagaimana lingkungan kerja dapat meningkatkan motivasi kerja aparatur:

  • Sebuah kantor yang bersih dan rapi akan membuat aparatur merasa nyaman dan betah bekerja di kantor tersebut. Hal ini dapat mengurangi faktor-faktor yang menyebabkan ketidakpuasan kerja.
  • Sebuah kantor yang memiliki fasilitas yang memadai, seperti komputer, internet, dan perpustakaan, akan dapat memudahkan aparatur untuk bekerja dan meningkatkan kompetensinya. Hal ini dapat meningkatkan kepuasan kerja aparatur.
  • Sebuah kantor yang memiliki iklim kerja yang kondusif, seperti saling menghormati dan menghargai antar aparatur, akan dapat membuat aparatur merasa lebih nyaman dan betah bekerja di kantor tersebut. Hal ini juga dapat meningkatkan kepuasan kerja aparatur.

Dengan demikian, lingkungan kerja merupakan faktor ekstrinsik yang penting dalam meningkatkan kapasitas aparatur. Lingkungan kerja yang baik dapat mendorong aparatur untuk bekerja lebih baik dan meningkatkan kompetensinya.


Frederick Irving Herzberg adalah seorang psikolog Amerika yang menjadi salah satu tokoh paling berpengaruh dalam bidang manajemen. Herzberg dikenal dengan teori motivasinya yang disebut Teori Dua Faktor.

Herzberg lahir di Lynn, Massachusetts, Amerika Serikat, pada tanggal 18 April 1923. Ia meraih gelar Master dan PhD dalam bidang psikologi dari Universitas Pittsburgh. Setelah menyelesaikan pendidikannya, Herzberg bekerja sebagai profesor manajemen di Case Western Reserve University.

Pada tahun 1959, Herzberg dan dua orang rekan penelitinya, Bernard Mausner dan Barbara Bloch Snyderman, menerbitkan buku berjudul The Motivation to Work. Buku ini memperkenalkan Teori Dua Faktor Herzberg, yang merupakan salah satu teori motivasi paling populer di dunia.

Menurut Teori Dua Faktor Herzberg, ada dua faktor yang mempengaruhi motivasi kerja, yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu, seperti prestasi, pengakuan, tanggung jawab, dan pertumbuhan. Faktor ekstrinsik adalah faktor-faktor yang berasal dari luar diri individu, seperti gaji, kondisi kerja, dan hubungan kerja.

Herzberg berpendapat bahwa faktor intrinsik dapat meningkatkan motivasi kerja, sedangkan faktor ekstrinsik hanya dapat mencegah ketidakpuasan kerja. Faktor intrinsik dapat mendorong individu untuk bekerja lebih baik dan meningkatkan kinerjanya, sedangkan faktor ekstrinsik hanya dapat mencegah individu merasa tidak puas dengan pekerjaannya.

Teori Dua Faktor Herzberg telah menjadi dasar bagi banyak penelitian dan praktik manajemen. Teori ini telah digunakan untuk mengembangkan berbagai program motivasi kerja, seperti program pelatihan dan pengembangan, program pengakuan karyawan, dan program kerja tim.

Herzberg meninggal dunia pada tanggal 19 Januari 2000, di Salt Lake City, Utah, Amerika Serikat. Ia meninggalkan warisan yang berharga bagi dunia manajemen, yaitu Teori Dua Faktor yang telah menjadi salah satu teori motivasi paling berpengaruh di dunia.


[MOU9]Misalnya, dalam kalimat "Komunikasi nonverbal adalah penting untuk membangun hubungan yang baik," sinonim yang paling tepat adalah "nonverbal" atau "nonucapan."

Namun, dalam kalimat "Dia menyampaikan pesannya secara nonverbal," sinonim yang lebih tepat adalah "kinetik" atau "body language."


[MOU10]Fred N. Kerlinger adalah seorang ahli statistik dan penelitian ilmiah yang terkenal. Ia lahir pada tanggal 14 Agustus 1910, dan meninggal pada tanggal 29 Februari 1992. Fred N. Kerlinger dikenal sebagai salah satu pakar metodologi penelitian dan statistik yang memberikan kontribusi penting dalam bidang psikologi, ilmu sosial, dan pendidikan.

Beberapa karyanya yang terkenal termasuk buku "Foundations of Behavioral Research" (1956), yang menjadi rujukan utama dalam pembelajaran penelitian ilmiah. Buku ini membahas dasar-dasar penelitian perilaku dan memberikan wawasan yang mendalam tentang metodologi penelitian di berbagai disiplin ilmu.

Selama kariernya, Kerlinger juga menjadi profesor di bidang pendidikan dan psikologi, serta mengajar di berbagai universitas terkemuka. Karyanya dalam bidang statistik dan metodologi penelitian memiliki dampak signifikan dalam membentuk pendekatan ilmiah dalam berbagai disiplin ilmu.


[MOU11]Buku Argumentasi dan Narasi: Komposisi Lanjutan III yang diterbitkan pada tahun 1986 membahas tentang argumentasi dan narasi sebagai dua jenis komposisi lanjutan. Buku ini merupakan salah satu buku teks yang paling populer di Indonesia dalam bidang linguistik dan komunikasi.

Dalam buku ini, Keraf mendefinisikan manfaat teoritis sebagai manfaat yang berkaitan dengan pengembangan ilmu pengetahuan. Penelitian yang memberikan manfaat teoritis dapat menghasilkan pengetahuan baru, mengembangkan teori yang sudah ada, atau menguji teori yang sudah ada. Penelitian juga dapat membantu untuk memperbaiki atau menyempurnakan teori yang sudah ada.


[MOU12]Analisis tematik adalah teknik analisis data kualitatif yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi tema-tema utama dalam data. Tema-tema utama tersebut kemudian dianalisis untuk menjawab pertanyaan penelitian.

Langkah-langkah analisis tematik:

  1. Baca data secara keseluruhan

Langkah pertama dalam analisis tematik adalah membaca data secara keseluruhan. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran umum tentang data.

  1. Identifikasikan tema-tema utama

Setelah membaca data secara keseluruhan, langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi tema-tema utama dalam data. Tema-tema utama dapat diidentifikasi dengan cara mencari kesamaan atau pola dalam data.

  1. Tulis tema-tema utama

Setelah mengidentifikasi tema-tema utama, langkah selanjutnya adalah menuliskan tema-tema tersebut. Tema-tema tersebut dapat dituliskan dalam bentuk kalimat atau frasa.

  1. Analisis tema-tema utama

Langkah terakhir dalam analisis tematik adalah menganalisis tema-tema utama. Analisis tema-tema utama dilakukan dengan cara menjawab pertanyaan penelitian.

Contoh analisis tematik:

Misalkan, terdapat data hasil wawancara dengan aparatur Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Barat tentang peningkatan kapasitas aparatur. Data tersebut menunjukkan bahwa aparatur memandang penting peningkatan kapasitas aparatur. Aparatur juga mengungkapkan bahwa kendala-kendala yang dihadapi dalam meningkatkan kapasitas aparatur antara lain:

  • Kurangnya anggaran
  • Kurangnya waktu
  • Kurangnya motivasi
  • Kurangnya sarana dan prasarana

Berdasarkan data tersebut, dapat diidentifikasi beberapa tema utama, yaitu:

  • Pentingnya peningkatan kapasitas aparatur
  • Kendala-kendala dalam meningkatkan kapasitas aparatur

Kemudian, tema-tema utama tersebut dapat dianalisis untuk menjawab pertanyaan penelitian, yaitu:

  • Bagaimanakah kondisi kapasitas aparatur Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Barat dalam menjalankan fungsinya?
  • Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan kapasitas aparatur Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Barat?
  • Bagaimanakah upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kapasitas aparatur Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Barat?

Berdasarkan analisis tematik tersebut, dapat disimpulkan bahwa kapasitas aparatur Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Barat masih perlu ditingkatkan. Hal ini ditunjukkan oleh kendala-kendala yang dihadapi dalam meningkatkan kapasitas aparatur, seperti kurangnya anggaran, kurangnya waktu, kurangnya motivasi, dan kurangnya sarana dan prasarana.

Untuk meningkatkan kapasitas aparatur Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Barat, perlu dilakukan upaya-upaya untuk mengatasi kendala-kendala tersebut. Upaya-upaya tersebut antara lain:

  • Meningkatkan anggaran untuk peningkatan kapasitas aparatur
  • Menyediakan waktu yang cukup bagi aparatur untuk mengikuti kegiatan peningkatan kapasitas aparatur
  • Meningkatkan motivasi aparatur untuk mengikuti kegiatan peningkatan kapasitas aparatur
  • Menyediakan sarana dan prasarana yang memadai untuk kegiatan peningkatan kapasitas aparatur

Kelebihan dan kekurangan analisis tematik:

Kelebihan:

  • Analisis tematik dapat digunakan untuk menganalisis data kualitatif yang berupa kata-kata.
  • Analisis tematik dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian yang bersifat eksploratif atau deskriptif.
  • Analisis tematik relatif mudah dilakukan.

Kekurangan:

  • Analisis tematik dapat bersifat subjektif, tergantung pada interpretasi peneliti.
  • Analisis tematik dapat membutuhkan waktu yang lama, terutama jika data yang dianalisis sangat banyak.